Wednesday, October 29, 2014

Grebekan Endog Abang

Jajanan unik yang selalu saya cari tiap kali kraton Jogjakarta menggelar upacara grebekan adalah Endog Abang.


Dulu 30 tahun lalu, ketika kanak-kanak, endog abang akan selalu dibelikan simbah tiap kali nonton grebek dan sekaten selain nasi gurih dan kapal otok2.. :D
Senang luar biasa ketika pulang dari sekaten menggenggam dua batang endong abang sembari duduk didalam becak bersama simbah disamping saya. Teman-teman sepermainan saya akan berlari-lari mengikuti becak yg saya tumpangi menyusuri jalanan kampung menuju rumah sambil teriak-teriak bertanya.. “seko sekaten yoo..??”.
Saya akan tersenyum senang sambil memamerkan kapal otok2 yang akan segera dihidupkan mbak kakung didalam baskom dan juga endog abang yang saya tenteng.




Endog Abang adalah salah satu jajanan yang banyak terdapat di Pasar Malam Sekaten dan selalu ada dari tahun ke tahun. Endog Abang (telur merah) adalah telur ayam biasa yang sudah direbus dan kulitnya dicat warna merah. Telur merah ini kemudian di tusuk dengan sehelai ruas bambu dan dihias agar terlihat cantik.


Penjual Endog Abang dengan mudah di jumpai di arena Pasar Malam Sekaten. Rata-rata  penjualnya perempuan yang sudah berusia setengah baya, bahkan berusia lanjut. Ya, Endog Abang memang hanya dijual di arena Sekaten, dan acara-acara Grebeg Keraton Yogyakarta.


Endog Abang melambangkan tiga hal. Pertama endog atau telur melambangkan kelahiran dan abang atau merah bermakna kesejahteraan. Sedangkan helai ruas bambu panjang  adalah hubungan vertikal dengan Sang Pencipta. Sehingga secara kesatuan Endog Abang dapat dimaknai sebagai simbol kelahiran kembali untuk masa depan yang lebih baik, lebih sejahtera dengan tetap berpedoman kepada garis yang ditentukan oleh Allah.
Makna filosofis inilah yang coba di tawarkan  oleh ibu-ibu penjualnya, dan bukan sekedar produk telur rebus secara fisik.



Beli Endog Abang kalo pas ke Sekaten selain sebagai spirit untuk masa depan yang lebih baik, membeli Endog Abang berarti  juga ikut memelihara tradisi khas kazanah Jawa yang unik dan luhur. 

Tuesday, October 21, 2014

Grebeg Besar Ngayogyokarto

Tanggal 5 October 2014, Kraton Jogjakarta kembali mengadakan grebegan yaitu upacara adat berupa sedekah yang dilakukan pihak kraton kepada masyarakat berupa gunungan. Grebekan bulan ini adalah Grebeg Besar yang diselenggarakan untuk merayakan Idul Adha.
Kraton Yogyakarta setiap tahun mengadakan upacara grebeg sebanyak 3 kali, yaitu Grebeg Syawal pada saat hari raya Idul Fitri, Grebeg Besar pada saat hari raya Idul Adha, dan Grebeg Maulud atau sering disebut dengan Grebeg Sekaten pada peringatan Maulid Nabi Muhammad.

Depan Pagelaran Kraton Ngayogyokarto

Menilik sejarah, kata “grebeg” berasal dari kata “gumrebeg” yang berarti riuh, ribut, dan ramai. Tentu saja ini menggambarkan suasana grebeg yang memang ramai dan riuh.


Upacara Grebeg identik dengan adanya Gunungan, yaitu berbagai makanan dan hasil bumi yang disusun menyerupai gunung, sebagai simbol dari kemakmuran kraton Yogyakarta yang nantinya akan dibagikan kepada rakyat. Dalam perayaan Grebeg, terdapat enam jenis gunungan, masing-masing memiliki bentuk yang berbeda dan terdiri dari jenis makanan yang berbeda pula.




Gunungan Dharat adalah gunungan yang puncaknya berhamparkan kue besar dan di sekelilingnya ditancapi kue ketan yang berbentuk lidah. 

Gunungan Gepak merupakan gunungan yang terdiri dari empat puluh buah keranjang yang berisi aneka ragam kue-kue kecil dengan lima macam warna, yaitu merah, biru, kuning, hijau, dan hitam. 

Gunungan Bromo terdiri dari beraneka ragam kue-kue yang di bagian puncaknya diberi lubang, sehingga tampak sebuah anglo berisi bara yang membakar kemenyan. 



Gunungan Lanang terdiri dari rangkaian kacang panjang, cabe merah, telur itik, dan ketan. Di bagian puncaknya ditancapi kue dari tepung beras. 

Gunungan Wadon merupakan gunungan yang terdiri dari beraneka ragam kue-kue kecil dan juga kue ketan. 


Gunungan Pawuhan merupakan gunungan yang bentuknya mirip dengan gunungan wadon, namun pada bagian puncaknya ditancapi bendera kecil berwarna putih.


Satu bulan sebelum upacara Grebeg, di tempat yang bernama Magangan, abdi dalem kraton sudah mulai mengerjakan keenam gunungan tersebut. Bahan-bahan diolah dan dimasak, kemudian disusun membentuk miniatur gunung. Malam hari sebelum upacara Grebeg, Gunungan-gunungan tersebut dibawa masuk ke dalam Kraton.
Pagi harinya, upacara Grebeg dimulai dengan parade prajurit yang berangkat dari Pracimosono untuk menjemput Gunungan. Momen ini menarik untuk diikuti karena bisa melihat secara langsung prajurit kraton dengan atribut yang khas. Kraton Yogyakarta memiliki sepuluh bregada atau kesatuan prajurit, yaitu :


1.  Prajurit Wirobrojo,
Terdiri 4 perwira berpangkat panji, 8 bintara berpangkat sersan, 72 prajurit dan 2 orang pembawa duaja. Komandan pasukan ini berpangkat bupati. Pakaian yang dikenakan: . Topi Centhung (berbentuk seperti kepompong), warna merah. Destar (ikat kepala) berwarna wulung (ungu). Baju dalam lengan panjang berwarna putih, Beskap baju luar, berwarna merah, Lonthong (ikat pinggang dalam) : kain bermotif cinde dominasi warna merah, kamus (ikat pinggang luar) berwarna hitam, Sayak (kain penutup dari pinggang sampai di atas lutut) berwarna putih, celana Panji (celana yang mempunyai panjang sebatas lutut) berwarna merah. Kaos kaki berwarna putih, sepatu fantopel warna hitam, Karena Prajurit ini berpakaian serba merah maka lebih dikenal dengan nama Prajurit lombok abang. Persenjataannya berupa bedil dan memakai keris dengan kerangka bermotif branggah.


2.  Prajurit Dhaheng,
Terdiri 4 perwira berpangkat panji, 8 bintara berpangkat sersan, 72 prajurit dan 1 orang pembawa duaja. Berseragam topi hitam pakai cundhuk, destar wulung, jas putih setrip merah, Lonthong biru, kamus hitam, celana panjang setrip abang, kaos kaki hitam,Sepatu fantopel. Persenjataannya berupa bedil dan memakai keris dengan kerangka bermotif gayaman. Nama Bendera BAHMING SARI, Dasar putih, gambar plentong warna merah berada di tengah. Nama musik Mares KANOKO, untuk berjalan pelan dan digayakan. Sedangkan Mares UNDHAL-ANDHIL, untuk berjalan cepat.


3.  Prajurit Patangpuluh,
Terdiri 4 perwira berpangkat panji, 8 bintara berpangkat sersan, 72 prajurit dan 1 orang pembawa bendera. Pakaian yang digunakan: topi pacul gowang, destar wulung, sikepan lurik kemiri, rompi merah, Lonthong merah, kamus hitam. Celana atas merah bawah putih, bengkap hitam kaos kaki hitam.. Sepatu fantopel hitam. Senjata digunakan adalah bedil dan memakai keris branggah. Nama bendera: COKROGORO, Dasar hitam, tengah bergambar bintang warna merah. Nama musik: Mares GENDERO, untuk berjalan pelan dan digayakan, Mares BULU-BULU, untuk berjalan cepat.


4.  Prajurit Jogokaryo,
Terdiri 4 perwira berpangkat panji, 8 bintara berpangkat sersan, 72 prajurit dan 1 orang pembewa duaja. Topi hitam betuk tempelangan, seperti kapal terbalik. Destar wulung, Rompi berwarna crem, beskap lurik lupat lapis merah, sayak lurik, lonthong merah, Kamus hitam. Celana panji lurik, kaos kaki panjang, sepatu pantopel hitam. Persenjataanya berupa bedil dan memakai keris branggah. Nama bendera: PAPASAN. dasar hijau ditengah ada gambar plentong warna merah. Nama musik: Mares SLANGGUNDER, digunakan untuk jalan pelan dengan digayakan, sedangkan Mares TAMENGMADURO untuk berjalan cepat.


5.  Prajurit Prawirotomo,
Terdiri atas 4 perwira berpangkat panji, 4 bintara berpangkat sersan, 72 orang prajurit dan seorang pembawa duaja. Pakaian yang dikenakan adalah topi hitam berbentuk mete, destar wulung, beskap hitam, baju dalam merah. Sayak putih, lonthong merah, kamus hitam, celana atas merah bawah putih. Bengkap hitam, kaos kaki hitam. Sepatu fantopel hitam. Persenjataan yang dipakai berupa bedil dan keris branggah. Nama bendera GENIROGO dasar hitam di tengah ada gambar plentong warna merah. Nama musik Mares BALANG, berjalan pelan dengan digayakan, Mares PANDHEBRUG, berjalan dengan cepat.


6.  Prajurit Ketanggung,
Terdiri atas 4 perwira berpangkat panji, 8 bintara berpangkat sersan, 72 prajurit dan 1 prajurit pembawa duaja. Berseragam jas terbuka, baju dalam putih, mengenakan ikat kepala hitam, topi segi tiga, bersepatu lars panjang. Senjata yang digunakan adalah bedil dengan bayonet terhunus dan keris dipinggang.
Nama bendera: COKRO SEWANDONO, Dasar hitam, tengah bergambar bintang warna putih. Nama musik: Mares BERGOLO MILIR untuk berjalan pelan dan digayakan, Mares LINTRIK EMAS untuk berjalan cepat.


7.  Prajurit Mantrijero,
Terdiri atas 8 perwira berpangkat panji, 8 bintara berpangkat sersan, 64 prajurit dan seorang membawa duaja. Komandan pasukan ini berpangkat bupati. Seragamnya jas buka dengan kain lurik bergaris hitam putih, berbaju dalam putih, bercelana putih, kaos kaki panjang putih dan bersepatu. Mengenakan ikat kepala warna hitam dengan topi semacam songkok warna hitam. Persenjataannya berupa bedil. Nama bendera PURNOMOSIDI, Dasar hitam, tengah bergambar plentong warna putih. Nama musik Mares SLENGGANDIRI, untuk berjalan pelan dengan di gayakan dan Mares PLANGKENAN (RESTOG), untuk berjalan cepat.


8.  Prajurit Nyutro,
Terdiri atas 8 perwira berpangkat panji, 8 bintara berpangkat sersan, 46 prajurit dan 2 orang pembawa duaja. Seragam yang dipakai berupa baju lengan pendek, celana dan dodot atau kampuh kain dengan motif bango tulak, tutup kepala memakai udheng gilig. Persenjataan yang digunakan berupa bedil dan tombak. Pada mulanya kesatuan ini tidak memakai alas kaki dan mempunyai dua seragam yang berbeda yang satu berwarna hitam yang satunya berwarna merah. Ada dua macam bendera dalam parajurit Nyutra yaitu PODANG NGISEP SARI, dasar kuning, di tengah ada gambar plentong berwarna merah dan PADMO SRI KRESNO, dasar kuning, di tengah bergambar plentong warna merah.
Nama musik: Mares MBAT-EMBAT PENJALIN, dengan iringan gamelan untuk memperagakan tarian tayungan, Mares, TAMTOMO BALIK, berjalan pelan dengan digayakan dan Mares SORENGPRANG untuk berjalan cepat.


9.  Prajurit Bugis
Disebut prajurit Bugis karena semula seluruh anggota kesatuan ini berasal dari suku Bugis. Tugas kesatuan ini adalah mengawal seorang patih dan mengawal dalam upacara-upacara garebeg dan lainnya. Seragamnya berupa jas tutup berwarna hitam, celana panjang hitam, serta mengenakan ikat kepala kain hitam dan topi hitam. Persenjataannya berupa tombak. Nama bendera WULANDADARI, dasar hitam, di tengah bergambar plentong warna kuning. Nama musik Mares ENDROLOKO.


10.Prajurit Surokarso.
Terdiri atas seorang perwira berpangkat penewu, 64 prajurit dan seorang membawa duaja. Seragam berupa baju lengan panjang berwarna putih dengan celana panjang dan kain bermotif gebyar. Memakai ikat kepala teleng kewengen (kain berwarna hitam ditengah putih dan ditepinya bergaris-garis putih). Persenjataannya berupa tombak. Prajurit Surokarso bertugas mengawal putra mahkota, dewasa ini bertugas sebagai pengawal kehormatan sesajian gunungan pada upacara garebeg. Nama bendera PAREANOM, dasar hijau, tengah gambar plentong warna kuning. Nama musik Mares PLANGKENAN
Prajurit-prajurit ini dipimpin oleh seorang panglima yang disebut Manggala Yudha. Prajurit ini mengawal gunungan yang diusung dari kraton Yogyakarta menuju Masjid Besar, Kepatihan, dan Puro Pakualaman. Di sana, gunungan tersebut dibagikan kepada rakyat.


Antusiasme masyarakat terhadap upacara ini cukup besar. Terbukti, satu hari sebelum upacara, mereka sudah mulai berdatangan dalam kelompok kecil maupun besar. Tidak hanya warga Yogyakarta, namun banyak yang berasal dari luar kota seperti Magelang, Temanggung, Wonosobo dan sekitarnya. Sebagian mereka percaya bahwa pernik-pernik yang terdapat di gunungan akan memberikan berkah, sehingga mereka berharap bisa mendapatkan bagian kecil dari gunungan tersebut. Keyakinan seperti itu membuat masyarakat rela menunggu hingga dalam waktu lama untuk dapat ikut memperebutkan gunungan. Mereka rela berdesakan bahkan dengan resiko terinjak-injak atau jatuh asal berhasil memperoleh bagian dari gunungan tersebut.

Foto : pribadi
Berita : berbagai sumber

Tuesday, September 30, 2014

Festival Gerobak Sapi 2014

Dahulu, gerobak sapi menjadi transportasi atau kendaraan pengangkut hasil bumi yang populer. Kusir gerobak sapi juga memiliki sebutan yang unik yaitu BAJINGAN.
Mungkin tak banyak yang mengetahui bahwa dulu gerobak sapi adalah kendaraan yang eksklusif. Pemilik gerobak dianggap memiliki status ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan lainnya dikarenakan harga gerobak dan sapi penariknya yang bisa terbilang mahal. Ibaratnya saat ini pemilik gerobak sapi sama dengan pemilik truk maupun mobil yang memiliki fungsi unggulan dapat mengangkut barang atau penumpang dalam jumlah banyak.

Pada masanya, pemilik gerobak yang ditarik dua sapi kebanyakan merupakan masyarakat berada (kaya) yang memiliki lahan sawah luas, sehingga untuk mempermudah pengangkutan hasil panen digunakanlah gerobak-gerobak tersebut, seperti halnya sekarang menggunak truk untuk mengangkut hasil bumi dan lain sebagainya.

Nah, Selain fungsi transportasi gerobak sapi juga memiliki nilai perjuangan. Pada masa perang kemerdekaan Republik Indonesia banyak Bajingan dan gerobak sapinya yang telah berjasa membantu para gerilyawan.

Karena bentuknya yang besar dan cenderung tertutup, Gerobak sapi ternyata sangat ideal menjadi sarana mengangkut persenjataan (menyelundupkan senjata), bahan makanan maupun sebagai sarana persembunyian para gerilyawan. Dalam menjalankan fungsi itu, para Bajingan dan Gerobak sapinya mempertaruhkan nyawa mereka untuk membantu para gerilyawan terutama bila harus menjalani pemeriksaaan melewati perbatasan-perbatasan yang dijaga tentara penjajah.
Sedikit banyak gerobak sapi telah menjadi alat perjuangan yang menghantarkan bangsa kita menuju kemerdekaan.

Menyadari pentingnya nilai gerobak sapi sebagai warisan budaya dan sejarah bangsa inilah Festival Gerobak Sapi digelar. Event yang didukung oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X, Pemerintah Daerah, Pelaku dan pemerhati Budaya, serta seluruh elemen masyarakat ini, bertujuan untuk mengajak masyarakat Indonesia pada umumnya dan Jogja khususnya untuk tetap mencintai Gerobak Sapi.

Marilah bergabung, karena menjadi kewajiban kita bersama untuk tetap melestarikan kendaraan warisan budaya ini agar tetap eksis Melintasi Zaman.













Satu kebetulan yang menyenangkan, Festival Gerobak Sapi 2014 beberapa waktu lalu diselenggarakan di Stadion Maguwoharjo Sleman , dekat dengan rumah saya, jadi saya luangkan waktu untuk sebentar ‘meliput’ kegiatan menarik tersebut.

Melepas pergi Lepidochelys olivacea

pelepasan tukik di pandansimo

Bulan lalu saya membawa anak2 untuk mengikuti kegiatan pelestarian hewan langka, yaitu pelepasan tukik di pantai Baru pandansimo Bantul Yogyakarta.
Teman kantor saya yg juga koordinator kegiatan tersebut , M. Munawar, sdh berulang kali mengajak utk ikut berpartisipasi, tp dikarenakan waktu pelaksanaan acara selalu berbarengan dgn acara keluarga, bbrp kali saya absen tak bisa bergabung.

Waktu pelepasan tukik memang mepet diinfokan krn menunggu waktu menetasnya tukik yg terkadang diinfokan sangat mepet dari  Kelompok Pemuda Peduli Penyu Pandansimo (KP4)  yaitu kelompok masyarakat yg menjadi garda pertama penyelamatan telur penyu dari  para predator.

Dikarenakan belum adanya penangkaran tukik dilokasi menetasnya tukik maka setelah anak penyu tersebut menetas harus dilepaskan ke laut maksimal 3 hari setelah lahir, dgn pertimbangan sdh kuat manakala hrs menyesuaikan diri lingkungan baru dilaut lepas dan masih membawa cadangan makanan yg cukup yg tersimpan dalam sisa kuning telur diperut tukik.

Hingga saat ini, kelestarian binatang penyu tetap menjadi pertaruhan. Masih banyaknya prilaku predator penyu membuat binatang yang menjadi simbol perdamaian dan simbol kealamian dunia itu semakin lama semakin menyusut jumlahnya. Manusia, adalah predator penyu paling utama.

Dalam catatan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pro Fauna, setiap tahunnya, kurang lebih sekitar 1000-2000 ekor penyu dibunuh untuk dijual di pasar Indonesia . Puluhan lain tertangkap tidak sengaja oleh nelayan yang kemudian membunuhnya. Telur penyu, menjadi salah satu bagian dari kehidupan penyu yang paling banyak diperdagangkan. Selain itu, minyak penyu, souvenir terbuat dari penyu dan daging penyu juga ramai di pasaran sampai sekarang.

Regulasi penyelamatan binatang dilindungi (termasuk penyu) yang tegas diatur dalam UU No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, tidak efektif. Perdagangan satwa dilindungi dalam bentuk apapun dengan ancaman hukuman penjara 5 tahun penjara dan denda Rp 100 juta tidak berarti apa-apa.

Karena itulah , Kelompok Pemuda Peduli Penyu Pandansimo (KP4) dan Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada Virtual (Kavir)  terlibat aktif  dalam kegiatan pelestarian penyu dan telah secara bertahap mengadopsi tukik tukik yg telah menetas untuk dilepaskan ke laut. Mengadopsi atau membeli tukik utk dilepaskan adl cara yg cukup efektif dipakai. Komitmen untuk memutus mata rantai perdagangan tukik di pasar gelap adalah dengan menggalang kerjasama dengan KP4 . KP4 akan mengawasi dan memelihara telur-telur penyu hingga menetas . Untuk selanjutnya tugas akan dilanjutnya oleh Kavir yang akan mengadopsi sejumlah tukik yang siap dilepas. Kontribusi tersebut sebagai cost pemeliharaan penyu dan tukik hingga siap dilepas.

Acara pelepasan tukik menjadi puncak kegiatan yang menarik , masyarakat umum bisa berpartisipasi dengan cara mengadopsi tukik sejumlah yang ingin mereka lepaskan. Sasaran utama pelepasan adalah untuk anak-anak dan generasi muda , diharapkan mereka menjadi pribadi yang peka akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, demikian seperti yang dijelaskan oleh bapak M. Munawar.

Maka setiap musim bertelur penyu tiba, Pantai Baru Pandansimo, salah satu pantai di kabupaten Bantul yang menjadi tempat bertelur penyu akan secara periodik ramai oleh acara pelepasan tukik.
Seperti juga saat saya dan keluarga ikut berpartisipasi bulan lalu, yeee…. saatnya melepas penyu lengkang (Lepidochelys olivacea) ke lautan... !!!




pengarahan dan tata cara pelepasan tukik




Ketika kami tiba sudah banyak berkumpul masyarakat umum dan keluarga kagama yang datang. Tak ketinggalan beberapa media komunikasi baik tulis dan televisi juga ikut meliput.
Dengan dipandu oleh K4 dan Kavir kami diajak belajar lebih mengerti tentang penyu dan cara melepaskan tukik ke lautan.
Berikut penjelasan mereka :
Ada beberapa tahap yang harus diketahui saat akan melepas tukik yaitu apa saja yang harus dilakukan, yaitu :
1.  Peserta harus berdiri di belakang garis yang ditentukan
2.  Memegang tukik dengan lembut
3.  Melepaskan tukik dengan arah kepala membelakangi lautan
4.  Tetap diam di tempat ketika air datang

Dan yang tidak boleh dilakukan, yaitu :
1.  Berdiri di depan garis yang ditentukan
2.  Berjalan saat ombak/air datang
3.  Berpindah tempat saat air/ombak datang (resiko menginjak tukik)

Penyu merupakan reptilia purba yg masih tersisa. 6 dari 7 jenis yg tersisa di dunia ada di Indonesia. Populasinya terancam punah karena adanya aktifitas perburuan, bycatch, dan kerusakan habitat.Di indonesia penyu termasuk satwa yg dilindungi (pp 7 tahun 99), tidak diperbolehkan menangkap dan memperdagangkan penyu dan derivatnya (telur & cangkang). Sesegera mungkin tukik yang menetas segera dilepaskan ke laut.
Mengapa Penyu bertelur di daratan? Karena Penyu termasuk Reptilia yang merupakan hewan darat sejati bernafas seumur hidup dengan paru-paru sehingga perkembangan embrio dalam telur pun perlu respirasi langsung di darat .
Mengapa bentuk lubang peneluran seperti sumur? Karena suhu inkubasi mempengaruhi jenis kelamin yang terbentuk. Pada Suhu 26 oC menjadi jantan semua sedangkan suhu 29 oC menjadi betina semua.

Mengapa Pantai Baru Pandansimo menjadi tempat pendaratan penyu? karena kadar mineral magnetik yg ada dalam pasir mampu menyimpan panas cukup tinggi sehingga ideal bagi penetasan telur penyu.

Mengapa telur penyu ditemukan di tempat yang sepi? Induk penyu takut dengan cahaya dan keramaian sehingga memilih tempat sepi untuk peneluran.

Mengapa telur yang ditemukan di Pantai Baru harus dipindah ke tempat penetasan semi alami? Karena tempat peneluran kadang masih terkena dampak abrasi laut sehingga dikawatirkan telur akan hanyut ke laut. Jika telur menetas di tempat yang banyak lampu di malam hari maka tukik akan menuju lampu (cahaya) sehingga mereka akan tersebar dan beresiko dimakan predator.

Mengapa Release di sore menjelang malam? Ini merupakan salah satu upaya agar tukik terhindar dari predator yang aktif di siang hari.
Apa saja jenis Penyu yang biasa mendarat di Pantai Baru? Biasanya jenis penyu Lekang (Lephidochelys olivacea), kadang penyu sisik, jarang penyu hijau yang mendarat. pernah sekali penyu belimbing yang ditemukan mati terdampar di Pantai Baru.




menuju titik start pelepasan tukik


satu anak satu tukik






little lepidochelys olivacea



wawancara oleh SCTV tentang kesan pesan melepas tukik


Mengapa Penyu harus dikonservasi? Penyu merupakan salah satu key species di Ekosistem laut dan menjadi predator bagi ubur-ubur. Jumlah ubur-ubur harus dibatasi karena ubur-ubur memakan anak ikan atau ikan kecil. Jika Jumlah ubur-ubur terbatas maka anak ikan akan banyak yang tumbuh jadi dewasa sehingga hasil tangkapan nelayan akan semakin banyak.
Ironisnya, kemungkinan hidup penyu tergolong kecil. Dari 1000 tukik penyu yang dilepaskan, hanya satu tukik penyu yang bertahan hidup menjadi penyu dewasa.

Selamat jalan Lepidochelys olivacea ..