Tuesday, September 30, 2014

Festival Gerobak Sapi 2014

Dahulu, gerobak sapi menjadi transportasi atau kendaraan pengangkut hasil bumi yang populer. Kusir gerobak sapi juga memiliki sebutan yang unik yaitu BAJINGAN.
Mungkin tak banyak yang mengetahui bahwa dulu gerobak sapi adalah kendaraan yang eksklusif. Pemilik gerobak dianggap memiliki status ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan lainnya dikarenakan harga gerobak dan sapi penariknya yang bisa terbilang mahal. Ibaratnya saat ini pemilik gerobak sapi sama dengan pemilik truk maupun mobil yang memiliki fungsi unggulan dapat mengangkut barang atau penumpang dalam jumlah banyak.

Pada masanya, pemilik gerobak yang ditarik dua sapi kebanyakan merupakan masyarakat berada (kaya) yang memiliki lahan sawah luas, sehingga untuk mempermudah pengangkutan hasil panen digunakanlah gerobak-gerobak tersebut, seperti halnya sekarang menggunak truk untuk mengangkut hasil bumi dan lain sebagainya.

Nah, Selain fungsi transportasi gerobak sapi juga memiliki nilai perjuangan. Pada masa perang kemerdekaan Republik Indonesia banyak Bajingan dan gerobak sapinya yang telah berjasa membantu para gerilyawan.

Karena bentuknya yang besar dan cenderung tertutup, Gerobak sapi ternyata sangat ideal menjadi sarana mengangkut persenjataan (menyelundupkan senjata), bahan makanan maupun sebagai sarana persembunyian para gerilyawan. Dalam menjalankan fungsi itu, para Bajingan dan Gerobak sapinya mempertaruhkan nyawa mereka untuk membantu para gerilyawan terutama bila harus menjalani pemeriksaaan melewati perbatasan-perbatasan yang dijaga tentara penjajah.
Sedikit banyak gerobak sapi telah menjadi alat perjuangan yang menghantarkan bangsa kita menuju kemerdekaan.

Menyadari pentingnya nilai gerobak sapi sebagai warisan budaya dan sejarah bangsa inilah Festival Gerobak Sapi digelar. Event yang didukung oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X, Pemerintah Daerah, Pelaku dan pemerhati Budaya, serta seluruh elemen masyarakat ini, bertujuan untuk mengajak masyarakat Indonesia pada umumnya dan Jogja khususnya untuk tetap mencintai Gerobak Sapi.

Marilah bergabung, karena menjadi kewajiban kita bersama untuk tetap melestarikan kendaraan warisan budaya ini agar tetap eksis Melintasi Zaman.













Satu kebetulan yang menyenangkan, Festival Gerobak Sapi 2014 beberapa waktu lalu diselenggarakan di Stadion Maguwoharjo Sleman , dekat dengan rumah saya, jadi saya luangkan waktu untuk sebentar ‘meliput’ kegiatan menarik tersebut.

Melepas pergi Lepidochelys olivacea

pelepasan tukik di pandansimo

Bulan lalu saya membawa anak2 untuk mengikuti kegiatan pelestarian hewan langka, yaitu pelepasan tukik di pantai Baru pandansimo Bantul Yogyakarta.
Teman kantor saya yg juga koordinator kegiatan tersebut , M. Munawar, sdh berulang kali mengajak utk ikut berpartisipasi, tp dikarenakan waktu pelaksanaan acara selalu berbarengan dgn acara keluarga, bbrp kali saya absen tak bisa bergabung.

Waktu pelepasan tukik memang mepet diinfokan krn menunggu waktu menetasnya tukik yg terkadang diinfokan sangat mepet dari  Kelompok Pemuda Peduli Penyu Pandansimo (KP4)  yaitu kelompok masyarakat yg menjadi garda pertama penyelamatan telur penyu dari  para predator.

Dikarenakan belum adanya penangkaran tukik dilokasi menetasnya tukik maka setelah anak penyu tersebut menetas harus dilepaskan ke laut maksimal 3 hari setelah lahir, dgn pertimbangan sdh kuat manakala hrs menyesuaikan diri lingkungan baru dilaut lepas dan masih membawa cadangan makanan yg cukup yg tersimpan dalam sisa kuning telur diperut tukik.

Hingga saat ini, kelestarian binatang penyu tetap menjadi pertaruhan. Masih banyaknya prilaku predator penyu membuat binatang yang menjadi simbol perdamaian dan simbol kealamian dunia itu semakin lama semakin menyusut jumlahnya. Manusia, adalah predator penyu paling utama.

Dalam catatan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pro Fauna, setiap tahunnya, kurang lebih sekitar 1000-2000 ekor penyu dibunuh untuk dijual di pasar Indonesia . Puluhan lain tertangkap tidak sengaja oleh nelayan yang kemudian membunuhnya. Telur penyu, menjadi salah satu bagian dari kehidupan penyu yang paling banyak diperdagangkan. Selain itu, minyak penyu, souvenir terbuat dari penyu dan daging penyu juga ramai di pasaran sampai sekarang.

Regulasi penyelamatan binatang dilindungi (termasuk penyu) yang tegas diatur dalam UU No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, tidak efektif. Perdagangan satwa dilindungi dalam bentuk apapun dengan ancaman hukuman penjara 5 tahun penjara dan denda Rp 100 juta tidak berarti apa-apa.

Karena itulah , Kelompok Pemuda Peduli Penyu Pandansimo (KP4) dan Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada Virtual (Kavir)  terlibat aktif  dalam kegiatan pelestarian penyu dan telah secara bertahap mengadopsi tukik tukik yg telah menetas untuk dilepaskan ke laut. Mengadopsi atau membeli tukik utk dilepaskan adl cara yg cukup efektif dipakai. Komitmen untuk memutus mata rantai perdagangan tukik di pasar gelap adalah dengan menggalang kerjasama dengan KP4 . KP4 akan mengawasi dan memelihara telur-telur penyu hingga menetas . Untuk selanjutnya tugas akan dilanjutnya oleh Kavir yang akan mengadopsi sejumlah tukik yang siap dilepas. Kontribusi tersebut sebagai cost pemeliharaan penyu dan tukik hingga siap dilepas.

Acara pelepasan tukik menjadi puncak kegiatan yang menarik , masyarakat umum bisa berpartisipasi dengan cara mengadopsi tukik sejumlah yang ingin mereka lepaskan. Sasaran utama pelepasan adalah untuk anak-anak dan generasi muda , diharapkan mereka menjadi pribadi yang peka akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, demikian seperti yang dijelaskan oleh bapak M. Munawar.

Maka setiap musim bertelur penyu tiba, Pantai Baru Pandansimo, salah satu pantai di kabupaten Bantul yang menjadi tempat bertelur penyu akan secara periodik ramai oleh acara pelepasan tukik.
Seperti juga saat saya dan keluarga ikut berpartisipasi bulan lalu, yeee…. saatnya melepas penyu lengkang (Lepidochelys olivacea) ke lautan... !!!




pengarahan dan tata cara pelepasan tukik




Ketika kami tiba sudah banyak berkumpul masyarakat umum dan keluarga kagama yang datang. Tak ketinggalan beberapa media komunikasi baik tulis dan televisi juga ikut meliput.
Dengan dipandu oleh K4 dan Kavir kami diajak belajar lebih mengerti tentang penyu dan cara melepaskan tukik ke lautan.
Berikut penjelasan mereka :
Ada beberapa tahap yang harus diketahui saat akan melepas tukik yaitu apa saja yang harus dilakukan, yaitu :
1.  Peserta harus berdiri di belakang garis yang ditentukan
2.  Memegang tukik dengan lembut
3.  Melepaskan tukik dengan arah kepala membelakangi lautan
4.  Tetap diam di tempat ketika air datang

Dan yang tidak boleh dilakukan, yaitu :
1.  Berdiri di depan garis yang ditentukan
2.  Berjalan saat ombak/air datang
3.  Berpindah tempat saat air/ombak datang (resiko menginjak tukik)

Penyu merupakan reptilia purba yg masih tersisa. 6 dari 7 jenis yg tersisa di dunia ada di Indonesia. Populasinya terancam punah karena adanya aktifitas perburuan, bycatch, dan kerusakan habitat.Di indonesia penyu termasuk satwa yg dilindungi (pp 7 tahun 99), tidak diperbolehkan menangkap dan memperdagangkan penyu dan derivatnya (telur & cangkang). Sesegera mungkin tukik yang menetas segera dilepaskan ke laut.
Mengapa Penyu bertelur di daratan? Karena Penyu termasuk Reptilia yang merupakan hewan darat sejati bernafas seumur hidup dengan paru-paru sehingga perkembangan embrio dalam telur pun perlu respirasi langsung di darat .
Mengapa bentuk lubang peneluran seperti sumur? Karena suhu inkubasi mempengaruhi jenis kelamin yang terbentuk. Pada Suhu 26 oC menjadi jantan semua sedangkan suhu 29 oC menjadi betina semua.

Mengapa Pantai Baru Pandansimo menjadi tempat pendaratan penyu? karena kadar mineral magnetik yg ada dalam pasir mampu menyimpan panas cukup tinggi sehingga ideal bagi penetasan telur penyu.

Mengapa telur penyu ditemukan di tempat yang sepi? Induk penyu takut dengan cahaya dan keramaian sehingga memilih tempat sepi untuk peneluran.

Mengapa telur yang ditemukan di Pantai Baru harus dipindah ke tempat penetasan semi alami? Karena tempat peneluran kadang masih terkena dampak abrasi laut sehingga dikawatirkan telur akan hanyut ke laut. Jika telur menetas di tempat yang banyak lampu di malam hari maka tukik akan menuju lampu (cahaya) sehingga mereka akan tersebar dan beresiko dimakan predator.

Mengapa Release di sore menjelang malam? Ini merupakan salah satu upaya agar tukik terhindar dari predator yang aktif di siang hari.
Apa saja jenis Penyu yang biasa mendarat di Pantai Baru? Biasanya jenis penyu Lekang (Lephidochelys olivacea), kadang penyu sisik, jarang penyu hijau yang mendarat. pernah sekali penyu belimbing yang ditemukan mati terdampar di Pantai Baru.




menuju titik start pelepasan tukik


satu anak satu tukik






little lepidochelys olivacea



wawancara oleh SCTV tentang kesan pesan melepas tukik


Mengapa Penyu harus dikonservasi? Penyu merupakan salah satu key species di Ekosistem laut dan menjadi predator bagi ubur-ubur. Jumlah ubur-ubur harus dibatasi karena ubur-ubur memakan anak ikan atau ikan kecil. Jika Jumlah ubur-ubur terbatas maka anak ikan akan banyak yang tumbuh jadi dewasa sehingga hasil tangkapan nelayan akan semakin banyak.
Ironisnya, kemungkinan hidup penyu tergolong kecil. Dari 1000 tukik penyu yang dilepaskan, hanya satu tukik penyu yang bertahan hidup menjadi penyu dewasa.

Selamat jalan Lepidochelys olivacea ..