Thursday, January 29, 2015

Banaran 9 Coffee

Tidak afdol rasanya bila singgah ke sebuah tempat yang mengusung nama kampung kopi tapi tidak mencicipi kopi khasnya, so jangan lupa mencicipi aneka racikan kopi nikmat seperti kopi robusta, esspresso, atau cappucino ketika melawati Banaran 9 Coffee di Jl. Raya Semarang – Solo KM 3,5 Bawen, Kabupaten Semarang, Bawen, Jawa Tengah, Indonesia.

Setiap kali dalam perjalanan ke Semarang, kami selalu mampir dulu untuk ngopi atau nge teh diantara 2 tempat, Banaran Coffee atau Kopi Eva.

Kali ini, giliran Banaran Coffee, sebuah fasilitas utama Kampoeng Kopi Banaran untuk menikmati sedapnya kopi.









Selain kopi, teh poci juga tak kalah nikmatnya. Saya memadukannya dengan singkong goreng keju… hhmmm.. brunch menu sederhana namun nikmat.







Setelah ngemil, anak-anak biasanya minta keliling bentar ke playground area kafe, fasilitasnya memang cukup lengkap, selain arena bermain anak – anak bisa juga untuk Corporate Gathering, Coffee Walk, Out Bound Games, Kolam Renang, Gasebo, lapangan tenis, Taman Buah, Gedung Pertemuan, Flying Fox, Mushola, Meeting Room, Griya Robusta, Family Gathering, serta Jelajah Kebun dengan ATV.

Wednesday, January 21, 2015

First Surgery Experience

Menjelang operasi..

Pagi-pagi sekali seperti biasa saya sudah bangun, setelah sholat subuh , saya bersiap mandi.
Galo terbangun ketika saya menyalakan lampu ruangan utama.
“ Mom… mau mandi..? bisa pakai slang infus gitu..? “ Galo beranjak berdiri.
“ bisaaaa dong….” Saya tersenyum. “ kakak segera sholat subuh saja..” perintah saya.

Galo mengangguk dan mendahului saya ke kamar mandi untuk wudhu.

Memang agak ribet mandi sendiri dengan slang infus tertancap dipunggung tangan kiri. Sebaiknya memang memakai baju dengan kancing didepan biar lebih gampang dilepas kalau tidak mau memakai baju rumah sakit.

Pukul 05.00 wib, perawat masuk membawakan baju rumah sakit. Saya lantas dibantu ganti baju. Sambil menunggu sekitar 30 menit, satu persatu keluarga terdekat datang, bapak, ibu, nadjwa dan Ruben keponakan saya.

Tak berapa lama perawat datang sambil mendorong kursi roda.

Bismillah saya duduk dan sebelum didorong keluar saya cium tangan orang tua dan pipi kedua anak saya.

“ doain Mommy ya nak… biar lancar operasinya…” kedua anak saya mengangguk cepat.

“ ibu disini dulu ya nok…” ucap ibu sambil meraih mukena dan sajadah untuk sholat.

Saya mengangguk dan mengucap terima kasih untuk ibu yang selalu tulus mendoakan anak-anaknya.

Tiba diruang operasi. Seorang perawat meminta saya ganti baju operasi, setelah itu saya diminta menunggu dan tiduran di sebuah bed yg disediakan.
Tak berapa lama saya kembali didorong masuk ke sebuah ruangan, tempat operasi. Dokter Rukmono dan beberapa dokter serta perawat sudah berdiri disamping meja operasi dengan penutup berwarna hijau.

“ pagi….” Sapa dokter dengan ramah

“ pagi dok… “ balas saya sembari nyengir, mata saya berputar2 menyusuri seluruh ruangan operasi. Banyak alat tertata di samping kanan kiri meja operasi.

“ bisa tidur semalam…? “ tanya dokter lagi.

“ enggak dok… hehehehe..”

“ knapa..?” dokter mengamati wajah saya.

“ takut…” saya meringis

“ takut apa…? “ tanya dokter sambil mengangguk ke arah beberapa dokter lain yang menghampiri saya.

“ pagi… sudah siap…? “ sapa dan tanya seorang dokter, yang kemudian saya ketahui sebagai dokter anatesi.

Saya tersenyum dan menjawab salam, saya makin deg deg an.

“ duduk dulu ya… kita suntik anastesi di punggung ..” saya lantas dibantu duduk dan dipeluk dari samping oleh seorang perawat dan diminta menunduk dalam2.

Selanjutnya area yg akan disuntik dioles alkohol.. saya sempat tersentak karena kaget dengan rasa dingin “ tarik nafas dalam ya mbak…”
Ampun maakk… seingat saya ada 3 kali suntikan di punggung bawah yang membuat saya kesakitan. Duh… ampun dech… beneran sakit.
Setelah itu saya ditidurkan, beberapa alat mulai dipasang di badan saya, entah apa saja jenisnya saya tidak tahu karena saya mulai resah. Seorang perawat menginformasikan kalau kateter akan dipasang, saya hanya mengangguk.

Kedua lengan saya ditelentangkan dipapan meja samping kiri kanan dan dipasang beberapa alat yang terhubung ke monitor.

“ kakinya masih bisa dirasakan mbak..?”

Saya mencoba menggerakkan kaki, tapi kaki putih mulus saya tak bereaksi sama sekali… hehehehe.

Menunggu sekian menit kemudian, kaki saya sudah makin tidak merespon sama sekali. Tapi saya masih bisa merasakan perut saya ketika dokter mulai mengoles-oles cairan desinfektan ke perut saya agar steril.

Setelah beberapa saat ………………

“ okey..siap ya mbak.., berdoa yaa….” Dokter mulai menutup semacam tirai berwarna hijau didada saya

Tiba-tiba saya mulai merasa takut, agak panik tapi sekuat tenaga saya tahan, namun akibatnya tak terasa air mata meleleh membanjiri pipi.

“ lhoooh… kok nangis… kenapa..?” tatap pak dokter

“ saya ..saya takut dok..” ucap saya terbata.

Hik… ternyata saya takut juga, mengikuti proses operasi dengan sadar walaupun tidak bisa melihat dan merasakan, tapi ternyata butuh keberanian ekstra untuk menghadapi.

“ gak apa-apa.. khan sudah dibius.. gak terasa… gak melihat juga..” sang dokter kembali menatap saya, mungkin dibalik penutup maskernya dia tertawa ngakak melihat kalutnya saya.

Seorang perawat perempuan lantas memeluk bahu dan mengelus-elus kepala saya… hahaha.. saya jadi merasa seperti anak kecil yang ketakutan.

“ tenang saja… rileks … kalau takut ditambah obatnya ya..biar bisa tidur..” saya lirik perawat lain menyuntikan sesuatu melalui selang infus ditangan saya.

Entah tertidur atau tidak tapi seingat saya , saya tetap sadar melihat semua gerakan dan mendengar semua percakapan tim operasi saya.

Bahkan saya bisa bercanda dengan dokter setelah sekian lama dokter mengotak atik perut saat dokter memperlihatkan kista gendut sebesar telapak tangan didepan saya.

“ besar yaa…” kata dokter sambil menyuruh seseorang untuk mengambil gambar.

Saya tercengang, melihat langsung benda asing sebesar telapak tangan yang diambil dari dalam perut saya, hanya istiqfar yg spontan terlontar dari bibir saya.



“ ntar saya kirim gambarnya, pakai WA khan..?” tanya pak dokter dan saya mengiyakan.

“ beneran dikirim ya dok.. lha kemarin saya sms dokter gak dibalas.. dah mau saya kirim pulsa 5000 e dok…” canda saya diiringi ketawa orang-orang diruang operasi.

“ hahaha… mbak nya lucu lho… Nah gitu dong.. operasinya gak menakutkan khan..” ucap dokter.

Saya tertawa sambil menata rasa yang berkecamuk didada antara surprised melihat bentuk kista dan lega karena sudah diangkat dengan mudah.

“ kondisi organ reproduksi bagus mbak, tidak ada perlengkatan.. bersih.. “ info dokter kemudian.

“ ohh syukurlah dok. Klu sekarang dokter lagi ngapain..? saya malah berani bertanya, hehehehe

“ ini sedang dijahit, jahitnya beberapa lapis..”

“ enggak perlu dilepas jahitan khan dok..?”

“ ooh enggak.. besok lihat saja, jahitannya cuma seperti garis melintang, agak panjang sih tapi gak kelihatan..” ucap dokter sambil tetap sibuk bekerja.

Beberapa lama kemudian akhirnya kelar juga operasi saya.

Setelah saya bersih dan rapi, semua alat monitor yang menempel ditubuh saya dilepas, saya siap didorong keluar ruangan operasi.

“ dok… makasih yaa… “ ucap saya sambil menggenggam tangan dokter sebelum saya berlalu.

“ sama-sama… semoga cepat sembuh…” balas dokter Rukmono.

Saya juga mengucapkan terima kasih untuk semua tim operasi yang masih berdiri didekat saya.

Diluar ruangan saya melihat orang tua, saudara dan anak-anak yang tengah menunggui saya.

Mereka terlihat tersenyum lega.

Saya langsung dibawa kembali ke ruang rawat inap saya dilantai 4.

Sepanjang perjalanan saya mengucap syukur, operasi berjalan lancar , cepat, kondisi saya baik dan semoga lancar juga kesembuhan saya.



Thursday, January 8, 2015

Surgery Preparation

You never know how STRONG you are.. until being strong is the ONLY choice you have.

Yups.. bener banget kata-kata diatas… terutama buat saya yang lagi persiapan menjalani operasi pengangkatan tumor/kista dari dalam perut saya.

Saya yang kata banyak orang termasuk wanita yang kuat ..harus lebih kuat lagi menghadapi episode baru dalam hidup, FIRST SURGERY experience.. hehehe

Apa-apa dipersiapkan sendiri, alhamdullilah ada mbah gugle yg bantu-bantu saya kasih petunjuk gratis. Maka beberapa hari menjelang tanggal operasi saya rajin baca-baca pengalaman orang yang punya penyakit dan akan di operasi seperti saya.

Maka ketika hari operasi tiba , tanggal 15 Desember ,  pagi hari saya berangkat nyetir sendiri ke rumah sakit sekalian bawa koper berisi pakaian dan tak lupa selimut bulu kesayangan saya… hikkss… khawatir gak bisa bobok tanpa diselimuti si kumel kesayangan.

Saya pesan ke bapak ibu kalau ke rumah sakit dan antar anak-anak sore hari saja setelah saya sudah aman nyaman di rumah sakit… hiks…

Setelah mendaftar dengan menggunakan fasilitas asuransi BPJS klas I saya lantas diantar menuju ruang rawat inap di lantai IV RS Happy Land.

Didalam kamar saya masih bisa santai-santai sambil menunggu beberapa pemeriksaan yg harus saya jalani sebelum operasi seperti yang sudah diinfokan perawat sebelum meninggalkan saya sendirian antara lain tes darah, foto torax dan Pemeriksaan ektrokardiogram (EKG) yaitu pemeriksaan kesehatan terhadap aktivitas elektrik (listrik)  jantung  sebagai grafik jejak garis pada kertas grafik.

Tak berapa lama perawat kembali masuk ke ruangan sambil membawa kursi roda, saya lantas dibawa ke laboratorium utk ambil darah dan ke ruang radiolog untuk foto torax.

Setelah selesai 2 pemeriksaan tersebut saya kembali diantar ke ruang inap. Sebelum beranjak mbak perawat menginfokan kalau pemeriksan EKG akan dilakukan diruangan saya, alatnya akan dibawa ke ruang inap.

Tak berapa lama 3 orang perawat masuk sambil mendorong alat EKG dengan banyak kabel-kabel.

“ sendirian mbak…?” sapa seorang perawat

Saya mengiyakan,  tersenyum dan mengangguk. Hikkss… sedih juga gak ada seseorang yang mendampingi saya selama proses pra surgery berlangsung. But.. not a big deal.. saya sendiri yang memutuskan untuk tidak perlu merepotkan orang lain. Beberapa teman kantor sudah menawarkan diri untuk menemani operasi tapi saya tolak, saya nggak mau membuatnya bolos kantor.

Sementara my beloved Hun, lagi sibuk kerja di luar pulau. Kebetulan jadwal pekerjaannya di Medan dan sekitarnya sudah tidak bisa ditunda, jadi saya harus ikhlas tidak ditemani kali ini. Tapi Hun datang dari Jakarta minggu lalu saat saya opname pertama, menunggui saya selama 2 hari. Bahkan my lovely LDR ini memberi saya surprise dengan melingkarkan sebuah cincin dijari manis saya sambil berbisik ‘happy birthday cantik’ ketika saya tengah setengah tertidur setelah mendapat injeksi obat anti nyeri.
Saya tersenyum sambil memandang wajah gantengnya, "thank you " ucap saya lirih



“ mbak.. saya bantu lepas kancing bajunya ya…” terdengar suara perawat membuyarkan lamunan saya. Saya segera mengangguk dan tak berapa lama gel dingin terasa membasahi dada, perut, kaki dan tangan saya saat perawat mulai mengambil rekam jantung.

Setelah selesai pemeriksaan saya memutuskan untuk makan siang, late lunch… jam sudah menunjuk pukul 15.00 wib.

Ternyata masih ada satu pemeriksaan lagi yaitu test darah untuk alergi. Mbak perawat mengintruksikan kalau agak sakit saat disuntik karena dibawah kulit. Haduh… saya hanya bisa memalingkan wajah dan menggigit bibir erat-erat saat rasa nyeri menusuk lengan bawah tangan saya.

“ kita tunggu sekitar 15 menit ibu, kalau muncul bentol kemerahan, seperti gigitan nyamuk, artinya hasil pengujian positif... kalau tidak ada kemerahan artinya tidak alergi utk obat yang akan digunakan.. Nanti saya check kembali…” ucap mbak perawat.

Saya mengangguk.

Alhamdullilah hasilnya negatif.

Saya lantas memutuskan untuk segera mandi, harus cantik sebelum dua bidadari unyu2 saya datang ke rumah sakit… hehehehehe

Malam harinya, si sulung Galo nggak mau pulang dan ngotot menginap dirumah sakit untuk menemani saya.. Si bungsu Nadjwa sebenarnya nggak mau pulang juga, namun karena sofa hanya cukup untuk satu orang , Nadjwa ngalah untuk ke rumah sakit besok pagi-pagi diantar bapak ibu.

Pukul 21.00 wib saya mulai dipasang slang infus dan mulai puasa. Besok pagi pukul 06.00 wib adalah jadwal operasinya.

Malam sebelum tidur saya sholat memohon agar Allah SWT memberikan saya kekuatan dan melancarkan semua proses operasi , tak kuasa air mata menitik membasahi pipi, melihat Galo yang tengah tertidur meringkuk di sofa membuat keharuan makin menyesaki dada saya.. Ya Allah sembuhkan saya dari sakit, angkatlah semua penyakit hamba, dan ampuni dosa-dosa hamba…


Malam nan hening… slang infus bergoyang-goyang disamping simpuh dan sujud saya…

to be continued

Tuesday, January 6, 2015

Kista Coklat Ovarium

Inilah yang membuat saya harus keluar masuk rumah sakit sejak bulan november hingga  januari.


Belum genap satu tahun sejak opname karena DVT /trombosis , saya kembali mendapat serangan rasa nyeri yang teramat hebat dipanggul kanan dan menjalar hingga pinggang, punggung hingga paha. Saya merasakan kesakitan yg teramat sangat, nyeri, pusing, mual dan berulang muntah muntah, sama seperti sakit yang saya alami tahun lalu.

Untuk kali ini serangan pertama sekitar pertengahan bulan november lalu, mendadak saya terbangun tengah malam dengan perut yg rasanya diiris-iris, mual mulai menyerang. Dengan tertatih saya jalan ke toilet dan muntah2. Malam itu saya berusaha mengurus diri sendiri, gak tega membangunkan orang tua dilantai satu atau anak2 dikamar depan saya.

Saya minum obat penghilang sakit, saya coba hilangkan rasa sakit dengan 'menyeko' perut dgn air panas yg saya masukkan ke botol minum anak2.
Hingga adzan subuh terdengar saya tidak bisa tidur lagi.
Sedikit demi sedikit nyeri berkurang, setelah sholat subuh saya minum obat lagi.

Ibu yg sudah bangun dan juga hendak sholat subuh ke masjid saya panggil, rasanya saya tidak sanggup menuruni anak tangga.
Setelah tahu kondisi saya ibu segera menyuruh saya utk istirahat tidur.
Saya hanya bisa tersenyum, tidur memang sangat saya harapkan, agar saya bisa melupakan rasa nyeri yg menghantam perut saya.
Pagi menjelang sepertinya saya tertidur, kebetulan hari minggu, sayup2 saya masih mendengar ibu melarang anak2 untuk masuk ke kamar saya 'mami sakit, biarin bobok dulu'. Suara anak2 terdengar menjauh dari pintu kamar saya.

Entah berapa lama saya tertidur,  terbangun karena nyeri kembali datang.
Karena sudah tidak tahan saya minta dibawa ke rumah sakit.
Saya teringat pesan dr. Rukmono tahun lalu , setelah saya sembuh sebaiknya saya periksa ke dokter penyakit dalam lebih spesifik ke ahli darah. Maka saya langsung periksa ke dokter penyakit dalam.

Singkat kata dr. Mumun yg memeriksa saya setelah membaca riwayat medis langsung mengintruksikan untuk opname.
Saya sudah pasrah, dengan kondisi saya yang kesakitan seperti itu pasti saya tidak diijinkan pulang.

" opname ya bu, langsung check darah dan usg, krn ada riwayat DVT, usg abdomen dan doppler ya suster.." ucap dr. Mumum sebelum saya didorong dgn kursi roda meninggalkan ruang periksa.

Keluarga saya lantas mengurus pendaftaran rawat inap , sementara saya langsung dipasang infus dan dibawa ke ruang rawat inap lantai 3 RS. Happy Land.

Tak berapa lama suster kembali datang dan mengambil darah.
" agak banyak ya bu.. " saya hanya tersenyum, sejak sakit tahun lalu saya sdh bolak balik diambil  banyak darah.. :)

" sebentar lagi ibu akan di usg.. ada petugas yang akan menjemput.." ucap suster sebelum beranjak pergi.

Beberapa menit kemudian saya sudah didorong kembali ke ruang periksa ginekologi.
Seorang dokter ahli usg lantas dengan teliti memeriksa organ-organ diperut saya.

USG abdomen (abdominal ultrasound) adalah prosedur yang digunakan untuk memeriksa organ-organ dalam perut menggunakan sebuah transduser USG (probe) yang ditempelkan erat pada kulit perut. Gelombang suara energi tinggi dari transduser memantul pada jaringan dan membuat gema. Gema ini dikirim ke komputer, yang membuat citra/gambar yang disebut sonogram. Juga disebut USG transabdominal.

Saya menggeliat kesakitan ketika dokter menekan alat usg di perut bawah.

"Sakit ya .." dokter tersenyum dan kembali dengan teliti mengamati, merekam gambar dan mencetaknya.

Kembali dokter memeriksa area dimana saya selalu kesakitan ketika ditekan.
" ada kista cukup besar di ovarium sebelah kiri.." ucap dokter sambil menunjuk gambar kehitaman dilayar monitor.

Saya sungguh terkejut.
" kista dok..?"

" iya, kista coklat, dimensinya 8x6, cukup besar.., selain itu ada penebalan dinding lambung, gastritis akut.., dari pemeriksaan saya penyebab nyeri kemungkinan besar dari kista.."
Saya hanya bisa terdiam, tak bisa bicara apapun. Saya hanya mengucapkan terima kasih dgn lirih ketika saya kembali didorong keluar dari ruang periksa menuju ruang rawat inap.

Setelah diatas pembaringan saya masih terus memikirkan sakit saya, sejak kapan ada kista di ovarium saya, saya ditanya apakah sering sakit saat haid tentu saya menggeleng krn memang tidak sakit.

Lamunan saya buyar ketika suster datang membawa alat suntik, saya lantas diinjeksi penghilang nyeri lewat selang infus yg terpasang di punggung tangan saya. Aduh gusti rasanya sakit sekali ketika obat mulai masuk ke tubuh saya.
Tapi saya juga sudah terbiasa dgn rasa sakit tiap diinjeksi sejak opname tahun lalu.
Obat anti nyeri tersebut akan diinjeksi tiap 8 jam sekali.
Saya mulai agak tenang krn nyeri sdh tidak menghantam bagian bawah perut saya.
Dan saya bisa tertidur ditemani anak2 dan ibu yg setia menunggui saya.

Pagi hari berikutnya Dr. Mumun visit, dan menerangkan temuan penyakit saya, intinya kista yg lumayan besar tersebut sebaiknya diambil karena sudah mengganggu dan menimbulkan kesakitan hebat.
Dikarenakan kista berada di area ginekologi maka kasus sakit saya akan dikembalikan ke dokter Rukmono.

" yang sabar ya bu, tidak usah stress.. biar kami para dokter yg mikirin penyakit ibu, ibu cukup menjaga kondisi agar tidak drop.." dr. Mumun berulang kali menenangkan saya.

" iya dok...siaappphh.." ucap saya lirih.

Sore hari saya kembali mendapat kunjungan dokter Rukmono.

" apa khabar mbak....waduh kok opname lagi.." sapa dokter kandungan tersebut dgn ramah.

Saya tertawa.

Dokter lantas menanyakan beberapa hal yg saya rasakan sambil mengamati hasil lab saya.

" saya usg lagi ya.. tolong suster diantar ke ruang periksa.."

Saya kembali didorong dgn kursi roda menuju ruang periksa dr. Rukmono. Beberapa keluarga saya mengikuti dari belakang.

Saya lantas di usg trans vaginal, alat usg dimasukkan ke dalam vagina, dokter lantas kembali mengamati, menerangkan ke saya dan menunjukan melalui layar monitor. Pemeriksaan usg trans v ini lebih akurat karena tidak terhalang oleh usus dan organ yang akan diperiksa berada lebih dekat dari transducer USG.

" oooww… ada kista cokelat di ovarium kiri. Operasi yaa..." ucap dokter dgn ringan.

" hhmmm, harus operasi ya? " hikss... ngeri juga operasi.. belum pernah seumur hidup  saya menjalani operasi.

" Iya karena kistanya sdh lumayan besar.., kapan siap operasi? Jangan lama2..." ucap sang dokter dgn wajah senyum , mungkin geli lihat saya terlihat bengong ..

“ apa itu kista coklat dok..?” tanya saya pelan.

Dokter kembali tersenyum dan menerangkan penyakit yang tengah saya derita, secara garis besar kista adalah kantong berisi cairan atau setengah cair, udara, cairan kental atau nanah, dapat tumbuh di mana saja dan jenisnya bermacam-macam. Dalam kasus saya, kista tersebut tumbuh di ovarium kiri dan biasa disebut  endometriosis ovarium .
Ada jaringan kecil endometrium yang diperkirakan bermigrasi ke luar rahim melalui saluran telur. Di tempat barunya itu, jaringan tersebut mengambang dengan bebas dan menempel (transplantasi) ke jaringan lain. Jaringan yang tumbuh menempel itu, atau disebut endometrium implan, bereaksi setiap bulan menanggapi hormonestrogen seolah-olah masih berada dalam rahim, menebal dan mengelupas pula. Penampilan endometrium implan pun mirip dengan yang aslinya, berupa jariingan kantung berwarna cokelat (chocolate cysts)-disebut demikian karena mengandung cairan berwarna cokelat dari darah yang teroksidasi yang menyebar pada selaput perut (peritonium).

Saya bolak balik mengernyitkan wajah, campuran antara nyeri sakit dan ngeri membayangkan si kantung coklat yang tumbuh di perut saya. Tak sadar saya mengelus2 perut saya .

Pak dokter malah tertawa-tawa.. “ gak apa2… tinggal diambil.. di test patologi apakah ganas atau tidak, setelah itu baru kita menentukan metode penyembuhannya.. kalau ganas..”

“ haaa….. “ saya melongo..
“ dah itu nanti, moga-moga tidak ganas, nanti saya akan perintahkan untuk test darah CA 125..”
“ apalagi itu dok…” saya makin kenceng saja mengelus-elus perut

“ CA-125 adalah zat yang ditemukan pada permukaan sel kanker ovarium dan pada beberapa jaringan normal. Tingkat CA-125 yang tinggi bisa menjadi tanda kanker atau kondisi lain. Nah moga-moga zat itu tidak ditemukan saat test darah nanti ya…” pak dokter dengan sabar terus menguatkan saya.

“ aamiin.. ooh..oke..dok…oke…” saya manggut2 dalam hati saya terus memohon kepada Tuhan agar kondisi saya tidak mengkhawatirkan.

 “lantas operasi saya besok seperti apa dok,  laparoskopi...?" Tiba2 saya nyeletuk.

" enggak, operasi pembedahan, operasi cukup besar...

Jleb...

Saya makin pias
" gak usah takut... gak ngerasain apa2 kok.." ucap dokter dgn santai sambil mencatat sesuatu di foto usg.
" sms saya kalau sudah siap, kira2 seminggu lagi ya..."

Jleb lagi...

Saya hanya mengangguk sambil menerima foto usg dan catatan nomer hp dokter Rukmono.
Saya mengucapkan terima kasih ketika petugas kembali mendorong kursi roda menuju  kamar rawat inap saya.

3 hari saya dirawat di RS Happy Land, untuk selanjutnya mempersiapkan diri menuju operasi pengambilan kista seminggu lagi.

to be continued...

Birthday Moment 2014

Banyak momen yang terlewat beberapa bulan kemarin.. L.
Akhir tahun yang saya rencanakan bakal ditutup dengan plesir bersama anak-anak dan keluarga ternyata harus saya tunda karena kondisi kesehatan saya memburuk.

Ulang tahun Galo tanggal 1 November tidak bisa dirayakan bersama keluarga. Syukur alhamdullilah teman-teman Galo berbaik hati memberinya surprised party, bahkan katanya surprised nya beberapa kali… :D , saat disekolah, diacara pramuka dan dirumah.
Dua hari berturut-turut Galo pulang dengan baju dan wajah berlumur tepung dan bau amis telur… haduhhh…bikin repot nyuci baju seragam sekolahnya.
Maka ketika teman-temannya mau memberi surprised di rumah, saya wanti2 untuk tidak mengguyurinya dengan tepung dan telur…hehehehehe





Sementara awal bulan desember, adalah hari ulang tahun saya. Dan anak-anak memberikan surprised yg sangat manis buat saya, dihari ulang tahun saya dan kepulangan saya dari rumah sakit. Walaupun hanya sepotong kue dengan lilin dan setangkai bunga tapi saya sangat bahagia. Air mata saya tak henti mengalir ketika kedua buah hati saya menobatkan saya sebagai best mom juga kartu ucapan yg dibuat galo dan nadjwa sungguh indah dan menyentuh. 








Tak henti saya ciumi kedua wajah anak saya, anak-anak yg sungguh hebat dan kuat, ditengah terpaan masalah hidup yg melanda kedua orang tuanya mereka tetap menjadi anak-anak yg baik, tidak banyak menuntut dan dapat menyikapi setiap episode dalam hidup mereka dengan tabah. Terima kasih ya Allah… atas karunia yg sungguh indah ini.