Monday, April 18, 2016

Selamat Jalan Guru

Tak biasanya hari sabtu kemarin Nadjwa (13 th ) langsung telpun ke HP minta dijemput dari sekolah, biasanya cukup sms , “ guruku bu Mursini meninggal…” ucapnya dengan nada sedih.

“Innalillahi wainna ilaihi roji'un ( إِنَّا للهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعونَ).. sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya akan kembali..”

Saya kaget…  benar umur manusia hanya Allah yang tahu.

Ibu Mursini adalah guru math sekolah menengah pertama saya dan saat ini juga menjadi guru Nadjwa.

Saya lantas bergegas menjemput Nadjwa, mengganti baju dan asal raih kerudung, sedari tadi saya sibuk memandikan 5 anak kucing dan tidak menyadari kalau ternyata Nadjwa sudah missed call  8 kali.

Di dalam mobil saya baru sempat buka HP dan ternyata sudah puluhan chat masuk ke group WA orang tua murid dan juga dari beberapa teman almamater SMP 4 Depok, memberi khabar dan mengucapkan bela sungkawa.

“ teman-temanku pada nangis …” ucap Nadjwa begitu duduk disebelah saya.

Saya tersenyum dan menepuk pelan pundaknya.

“ gak nyangka… hari kamis kemarin masih ngajar di kelasku dan berkata ‘ sampai ketemu hari senin ya anak-anak…” lanjut Nadjwa lirih.

Saya terharu… mata saya berkaca-kaca.

“ anaknya masih SD klas 6 , kemarin itu pas datang ke sekolahan pinjam Hpku…, guruku meninggal karena sakit, cuci darah tiap minggu ” ucap Nadjwa lagi.

“ Nadjwa mau melayat ? “ tanya Saya

“ mau..mau..!!.. Mommy tahu rumahnya…? Sahut Nadjwa dengan tatapan senang.

“ Kita tanya ke group ya.. sekalian kalau ada barengan ntar mommy ajak…” jawab saya.

Nadjwa mengangguk .

Saya lantas mempercepat laju mobil, biasanya Jenazah diberangkatkan pukul 14.00, dan sekarang sudah lepas azan dhuhur, saya belum mandi jeeee…. Hikss…

Takziyah atau melayat adalah salah satu bentuk empati bermasyarakat yang bisa kita ajarkan kepada anak-anak. Empati wajib ditanamkan kepada anak namun perlu dikondisikan sesuai usia anak.

Hari ini saya mengajari Nadjwa untuk datang melayat ke keluarga gurunya… sebuah wujud empati yang bisa dianggap sebagai salah satu cara untuk merekatkan hubungan persaudaraan.



Ketika kita Takziyah, hal itu ditujukan untuk menghibur dan meringankan beban kesedihan atas meninggalnya orang-orang yang dicintai. Dengan kata lain, takziyah adalah obat mujarab untuk menghibur keluarga yang sedang dilanda kedukaan dan kesedihan

Takziyah bisa menumbuhkan sifat-sifat peduli terhadap penderitaan orang lain, serta keinginan untuk selalu meringankan beban penderitaan dan kesusahan orang lain. 


Satu jam kemudian , ber 4, saya, Nadjwa, Nabila teman sekelas Nadjwa dan mamanya on the way menuju Kadisoka untuk melayat. Alhamdullilah kita bisa bertemu suami dan anak almarhumah. Berjabat tangan , menyampaikan bela sungkawa dan mendoakan. Saya juga mengajarkan kepada Nadjwa untuk memberikan tali asih berupa sejumlah uang yang dimasukan ke dalam kotak.

Prosesi pemakaman yang sedianya dijadwalkan pukul 14.00 wib akhirnya dimajukan karena mendung mulai menggayut.


Diiringi doa dari sanak saudara, teman , tetangga dan anak cucu muridnya jenazah Ibu Mursini diberangkatkan ke pemakaman yang terletak diluar desa.
Saya juga mengajak Nadjwa untuk ikut hingga ke pemakaman. Dengan berjalan kaki rombongan mengiringi keberangkatan jenazah. Isak tangis dari Rama putra almarhumah membuat para pelayat larut dalam haru.

Hujan rintik mengiringi ketika jenazah mulai diturunkan ke liang lahat. Tangis Rama terdengar makin mengiris hati. Saya memilih agak menjauh karena tak akan kuasa menahan air mata. Sebagai seorang ibu saya merasakan kepedihan Rama.


Setelah tabur bunga dan berdoa, satu persatu pelayat meninggalkan pemakaman. Nadjwa dan teman-temannya terlihat lega bisa mengantar gurunya hingga ke peristirahat terakhir. Selamat jalan guru Hj. Mursini semoga Allah menerima amal ibadah, mengampuni dosa dosa dan membukakan pintu surga untuk ibu. Aamiin.

Wednesday, April 13, 2016

Kumpulnya Woerjanto Family

Setelah 5 tahun tidak pulang ke Jogja, alhamdullilah tanggal 20-31 Maret , adik saya Riena datang kembali dari Gorontalo menengok orang tua dan saudara-saudaranya.
Bahagia dan haru bisa berkumpul setelah bertahun-tahun tidak berjumpa. Tak mau melewatkan kesempatan,  Chandra , adik bungsu saya dan keluarganya juga datang dari Wonogiri untuk kangen-kangenan dengan kakaknya.
Rumah Cempaka jadi begitu ramai dan seru dengan canda tawa, saling membagi kisah keluarga masing-masing.  Riena hanya datang sendiri, belum bisa mengajak suami dan anak-anaknya, tapi rencananya beberapa bulan ke depan mereka sekeluarga akan kembali ke Jogja saat Ruben si sulung wisuda.

Datang ke Jogja , membuka kenangan akan tanah kelahirannya, Riena ingin mengisi hari-harinya dengan sebanyak-banyaknya bernostalgia.  Pergi ke tempat wisata, makan makanan yang tak dijumpainya di Gorontalo dan belanja titipan oleh-oleh. Hadeehh...baru saja datang sudah banyak pesanan dari teman-temannya rupanya.. seperti baju-baju batik serta souvenir andong dan becak..hehehe..

Maka sejak hari pertama, setiap pagi saya selalu menanyakan agenda kegiatan yang akan dilakukannya. Dua hari berturut-turut , saya dan ibu mengantar Riena ke Prambanan, Malioboro dan pasar Beringharjo. Kesempatan lain saya ajak makan siang ke warung Handayani yang terkenal dengan brongkos koyor dan es campur yang  maknyus.  Lain hari dalam perjalanan ke pusat kerajinan kulit Manding , saya dan Hun yang datang juga dari Jakarta , mengajak Riena  menikmati  sate klatak di Imogiri.

Ibu juga tidak kalah sibuk menemani anak tengahnya ini berkunjung ke saudara saudara di Jogja dan Solo. Memasak masakan kesukaannya dan menyiapkan aneka camilan aneh yang tidak dimakan Riena selama di Gorontalo, seperti manggleng (ketela kering yg digoreng), alen-alen (olahan ketela goreng ), ketan saus gula merah, arum manis, dan masih banyak lainnya.

Bapak tak kalah seru… setiap kali jalan diajaklah anak perempuannya itu makan soto ke Tamansari, jajan sate atau menikmati semangkok bakso di sudut kota Jogja.
Riena terlihat begitu bahagia menikmati kebersamaan dengan keluarga , wajahnya bersinar dan badannya makin endut karena kebanyakan makan, tersangka utama adalah bihun rebus dengan uritan bikinan warung mbah Budi depan rumah..hahahaha

Selain makan dan belanja, saya ingin mengabadikan kedatangan Riena ke Jogja dengan foto family group ke foto studio. Saya, Riena dan Chandra lantas mengatur jadwal foto dan dresscode.

Papyrus studio saya pilih untuk mengabadikan moment kebersamaan Wuryanto Family . Duhh bahagianya saya melihat hasil foto. Seru dan seru… bahkan rencana lanjutan telah disusun untuk kembali berfoto bersama saat kumpul lagi.



Mengisi kegiatan minggu terakhir sebelum Riena kembali ke Gorontalo, kami berencana untuk membawanya tour ke Kaliurang. Moment melihat dampak erupsi Merapi yang terjadi tahun 2010 lalu atau Volcano Tour. 
Maka minggu pagi yang cerah itu, kami ber 12, dengan 2 mobil melaju ke arah utara, 25 kilometres north Yogyakarta , menuju kawasan Kaliurang sebuah resort town yg berada di kaki Gunung Merapi.

Touchdown 30 menit kemudian , wisatawan terlihat ramai memadati kawasan berhawa sejuk ini untuk berlibur . Jeep – jeep untuk volcano tour terlihat berjajar rapi menyambut para pencari andrenalin untuk segera melesat menyusuri rute merapi. Wisata Jeep Merapi Lava Tour menjadi wisata petualangan yang paling menarik saat ini di Jogja.


Tapi sebelum membeli tiket tour , kami ingin menikmati semangkuk wedang ronde dan jadah tempe terlebih dulu. Sembari menghangatkan badan , kami menghirup udara segar, mengisi paru paru dengan sebanyak banyaknya oksigen nan bersih .

Kawasan Kaliurang sudah dipandang sebagai tujuan wisata sejak zaman penjajahan Belanda. Pada abad 19, kawasan ini mulai dibangun sebagai tempat peristirahatan bagi orang Belanda dan keluarga mereka.
Setelah Belanda meninggalkan Indonesia, Kaliurang tetap dijadikan tempat peristirahatan. Banyak perusahaan dan instansi mendirikan wisma di Kaliurang.  Berada 900 meter diatas permukaan laut membuat udara di Kaliurang sejuk dan segar. Suhu berkisar 20-25 derajat celcius.

Cukup beristirahat , kami bergegas menuju basecamp penjualan paket volcano tour. Setelah nego harga (nego tipis) hehehehe…  kita mengambil paket yang singkat saja per jeep disepakati sebesar 300k dibayar kepada masing-masing drivernya.  Dengan diantar 3 jeep bersiaplah kami menyusuri rute Merapi Lava Tour 2016. 

Start diawali dari parking lot Tlogo Putri Kaliurang… 


Dan saya begitu ‘shock’ setelah melalui 30 menit pertama sejak melewati gerbang tour volcano. Shock diakibatkan the real how to ride offroads jeep…hahahahha…. Gilaaaa… beda banget dengan pengalaman saya naik jeep yang sama setahun pasca meletusnya merapi 2010.  Allahu Akbar… ditambah saya dapat driver keren mas Reno Difamilata salah seorang penyanyi hip hop Jogja… mas nya keren tapi sableng… sudah tahu ada jalan halus malah nyari nyari jalan yang penuh batu batu besar buat dilewati.. wekekkkkk
Hu..hu..hu… pengen teriak setoopp tapi saya hanya bisa tertawa tawa dan jerit jerit ngeri.. Galo, Nadjwa dan Fikri yang satu jeep dengan saya malah teriak teriak kegirangan dan berkali-kali mengucap kata seru. Ya Allah… badan sudah dijungkir balik dan beberapa kali terbentur  besi palang mobil. .. slamet…slamet…slamet… bibir saya komat kamit menyebut gusti Allah.


Tak kalah ekstreem 2 jeep lain yang membawa rombongan keluarga Chandra serta rombongan Riena dan bapak ibu berada di depan dan belakang saya. Teriakan dan seruan tak kalah heboh. Bahkan jika jalan yang kami lalui cukup lebar adu salip jeep membuat kami makin kencang teriak.
Duuhhh saya benar-benar mengkhawatirkan kondisi bapak ibu, jangan-jangan mereka takut dan kesakitan. Tapi ternyata mereka berdua sangat menikmati petualangan gila yang dirancang anak-anaknya. Bapak berdiri di seat belakang dengan Riena dan Ruben, sementara ibu bisa duduk nyaman di kursi depan.
Sebelum terguncang-guncang bebatuan tadi, peserta diajak singgah di Museum Sisa harta yang berada dibekas Dusun Petung. Salah satu dusun yg sudah dikosongkan warga saat bencana terjadi.  Terlihat bekas bangunan yang hanya menyisakan beberapa sisi tembok , benda-benda yang luluh lantak tak berbentuk, foto-foto erupsi dan evakuasi , juga kerangka kerangka hewan yang mati karena kedahsyatan awan panas atau lebih dikenal dg sebutan 'Wedus Gembel' .


Setelah take beberapa foto, perjalanan menyusuri bongkahan material merapi dilanjutkan. Kembali terguncang-guncang di atas mobil jeep willys yang di era tahun 1940 merupakan kendaraan perang tentara US yang diproduksi oleh Willys-Overland perusahaan otomobil pemasok kendaraan Angkatan bersenjata.
Rute Selanjutnya yang dikunjungi adalah Batu ALIEN di desa jambu yaitu sebuah batu besar  dari kawah merapi yg terdampar di bekas Dusun Jambu. Batu besar yang wujudnya mirip wajah manusia ini asli tidak dipahat. Dan terdampar di dusun jambu pada erupsi merapi 2010 dan oleh penduduk  diberi nama batu wajah atau batu alien.



Tak menyiakan kesempatan.. kami foto-foto mengabadikan moment indah di Merapi.  Pemandangan yang menakjubkan, dibalik bencana yang merenggut nyawa dan harta , merapi memang tak ingkar janji.. kehidupan warga kembali terus membaik, relokasi warga terlaksana, perekonomian kembali hidup dengan banyaknya wisatawan yang ingin mengikuti tour.  Warung makan dan cinderamata banyak berjajar di setiap pos pemberhentian. Pelepas lelah dan dahaga usai memacu adrenalin setelah berkendara offroad.



Setelah Batu Alien perjalanan kami berlanjut ke Bunker Kaliadem Merapi. Merupakan sebuah ruang lindung darurat dari bahaya awan panas.  Pada erupsi merapi 2006 ada dua relawan yang  berlindung di dalam bunker, namun nyawanya  tidak selamat. Dan pada erupsi  2010 dusun Kaliadem rata tertimbun material lahar panas luapan dari Kali Gendol yaitu sungai yg dilewati jalur utama lahar Merapi . Baru 3 tahun kemudian bungker yang sdh tertimbun material beberapa meter ini terlihat kembali setelah digali.


Take beberapa foto lagi… dan mampir ke salah satu warung untuk menikmati segelas wedang gedang. Wedang yang terbuat dari seduhan jahe dan gula aren yang dicampur dengan potongan pisang kepok ini sangat cocok menghangatkan badan ditengah terpaan angin kencang. Sayup terdengar gesekan dawai biola seorang turis mancanegara yang ‘ngamen’ di samping bunker Kaliadem, menambah indah panorama Merapi.


Perlahan langit mulai gelap, angin sembribit mulai berhembus kencang. Mas Reno segera mengajak rombongan untuk melanjutkan perjalanan…  katanya rute terakhir yang akan dilalui adalah yang  paling seru dan paling diminati yaitu bermain air di kali kuning.
 
Dan ternyata, belum sampai basah-basahan di Kali Kuning rombongan  sudah lebih dulu basah oleh air hujan yang turun dengan derasnya bak dicurahkan dari langit. Dan saat jeep memasuki Kali Kuning sungguh luar biasa atraksi yang terjadi… hujan deras yang mengguyur membuat Kali Kuning dipenuhi air.. dan dengan lihainya…driver saya yang full energi itu menghentakkan jeep warna hijau dengan kecepatan penuh saat masuk ke kubangan .. semburan air sungai dari  sisi kiri dan kanan muncrat dan membasahi kami semua.. Astaqfirullah ni orang kejam yaa…. Hahahahaha..  Dan dengan entengnya dia masih menanyai Nadjwa… ‘ Lagi ya dik…?’

Nadjwa yang belum sempat menjawab karena masih terbengong hanya bisa menjerit jerit ketika jeep kembali melakukan manuver nyebur kubangan untuk yang kedua kali..

Oh My God ..... sungguh spektakuler..

2,5 jam petualangan Woerjanto Family hari ini sungguh luar biasa.. lelah dan basah kuyup sebanding dengan pengalaman yang didapat.  Terima kasih ya Allah atas nikmat yang Kau beri pada keluarga kami. Selalu  bersyukur.