“ Hmmm.. manis banget taloknya..” celetuk Gallo & Nadjwa .
“ Lagi Mommy..” pinta mereka berbarengan.
Dengan sebilah bambu Mommy terlihat celingukan dibawah pohon Talok.
“ itu Mommy.. itu…” teriak Nadjwa kegirangan ketika buah mungil berwarna merah cerah itu terlihat menyembul diantara rimbunnya dedaunan.
“ Yach sayang pohonnya belum bisa aku panjat..” Gallo terlihat agak kecewa.
“ Tapi hebat lho Galo, pohonmu ini baru berumur 1 tahunan tapi sudah berbuah.
“ berkat pupuk bikinan Papi kan Mom…” lanjut Gallo cepat sambil tersenyum.
“ Lihat saja pohon nangka dan mangga yang juga sedang berbuah lebat..” kata Mommy sambil menunjuk pohon itu yang terletak persis didepan rumah.
Memang hebat pertumbuhan pohon Talok atau yang biasa juga disebut kersen itu. Baru berumur kurang lebih setahun tapi pohon itu sudah setinggi 7 m dan bahkan sudah berbuah.
Pohon hadiah dari Om Tomo, teman Mommy dari Turi Sleman yang dibawahan tahun lalu itu baru setinggi 30 cm ketika ditanam dan sekarang tumbuh kelewat bongsor. Alhasil Gallo belum bisa menyalurkan bakat memanjatnya karena batang utama pohon tersebut masih kecil dan belum bisa dipanjat. Maklum pohon tersebut tumbuh sangat pesat karena secara tak langsung menyerap sisa pupuk yang terbuang dari pemupukan pohon adenium koleksi Mommy disekitarnya.
Tak beda jauh dengan pohon talok, pohon mangga dan nangka yang tak sengaja kecipratan pupuk growite juga ikut unjuk kebolehan.
“ panen.. panen.., budhe minta mangganya saja Lo..” celetuk budhe Ami tetangga sebelah sambil ikut celingukan dari balik pagar.