Showing posts with label Home Activity. Show all posts
Showing posts with label Home Activity. Show all posts

Friday, June 14, 2019

Kami berlebaran


Puasa ramadhan dan libur lebaran telah usai. Alhamdullilah Allah masih memberikan umur untuk melaksanakan ibadah wajib puasa tahun ini, 2019.
Tidak banyak yang berubah pada kegiatan kami di bulan Ramadhan tahun ini. Bangun pagi pukul 03.00 pagi untuk nyiapkan lauk dan  makan sahur bareng bareng dengan ayah ibu, anak-anak dan keponakan, menunya masih sama pilih telur dadar, chicken roll, Nugget atau kornet.. hahahaha. Kebiasaan .. kalau makan sahur kering keringan gitu. Kami menjalankan puasa dari subuh hingga maqrib,dan tetap  berangkat kerja, kuliah atau  sekolah. Sore hari kami berkumpul kembali untuk bersama-sama buka puasa , dan menu buka puasa tahun ini banyak bikin soup… gak kehitung selama sebulan berapa kali kami makan dengan sayur nan segar dan sehat itu. So yummy.. Alhamdullilah Allah memberikan  rejeki yang cukup untuk kami sekeluarga.



Yang beda tahun ini malahan pada kesehatan kami sekeluarga. Sebelum memasuki puasa pertama saya sakit flu dan batuk. 2 Minggu sebelumnya anak-anak yang terserang sakit, ketika anak-anak sembuh, saya gentian sakit. Eehh menyusul bapak ibu dan 2 keponakan juga silih berganti tidak baik kondisi kesehatannya. Memang cuaca saat ini sedang tidak bersahabat banyak juga rekan kantor yang satu persatu pakai masker karena flu batuk.
Kebiasaan kita untuk menyediakan es teler special ala cempaka juga otomatis hilang tahun ini karena kami banyak flu dan batuk. Kami menjauhi es dan minum kelapa muda tanpa es. Lumayan lebih irit pengeluaran… hehehehe

Tahun ini saya agak minim buka puasa bareng dengan teman-teman. Kebanyakan rencana dan wacana saja akhirnya malah tidak terwujud. Sudah cukup Bukber kantor 3 kali. Terus terang acara bukber diluar kadang bikin memeng, terutama perjalanan macet menuju lokasi. Kalau ke hotel atau resto yang sdh dipesan memang lebih nyaman tapi kalau makan ke mall tanpa bisa pesan dulu.. duuh.. ngantri dan cari tempat duduk kadang merepotkan. Tahun ini anak-anak sering ninggalin saya buka puasa sendirian.. hikkss.. agenda mereka lumayan padat… makin besar makin banyak acara ya nak…hehehe
Dari kantor dan rekanan , alhamdullilah masih menerima beberapa bingkisan parcel. Jadi sudah ada banyak persediaan kue kaleng untuk tamu tamu saat lebaran nanti.  Tapi saya tetap practice kue kering walaupun jumlahnya tidak banyak.. tombo kangen denger suara mixer setelah sebulan lebih tidak bikin kue. Konsumsi rapat atau acara lain di kantor juga diberikan dalam bentuk lauk jadi beberapa kali pulang kantor sudah tidak repot untuk menyiapkan makanan buka puasa.

Menjelang lebaran, persiapan kami menuju Idul Fitri ya masih sama dengan tahun sebelumnya… Persiapan mengikuti sholat Ied di tanah lapang dekat rumah dan tentunya memasak ketupat opor…saya hanya bantu belanjaan karena semua urusan masak memasak ibu yang turun tangan. Masakan ibu memang juara… sedep luar biasa. Sambal Goreng daging dan Opor ayam telur.
Malam hari menjelang lebaran, suara takbir dan tahmid menggema di seluruh wilayah di Indonesia, tak terkecuali kota kami di Jogjakarta, takbir keliling mewarnai seluruh jalan-jalan baik kota dan desa. Mengungkapkan kebahagiaan setelah berhasil memenangi ibadah puasa, rasa syukur kepada Allah SWT atas kemenangan besar setelah menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan penuh. Dimalam nan syahdu itulah, saya selalu meneteskan air mata. Ada rasa haru menyesak dada ketika bibir ini berucap .. “ Allaahu akbar Allaahu akbar Allaahu akbar, laa illaa haillallahuwaallaahuakbar Allaahu akbar walillaahil hamd"

Puja dan puji kami "Allah maha besar Allah maha besar Allah maha besar. Tiada Tuhan selain Allah, Allah maha besar Allah maha besar dan segala puji bagi Allah".
Ya Allah semoga Engkau masih memberikan kesehatan dan umur panjang agar kami bisa bertemu kembali dengan RamadhanMu..

                                   ***

Pagi hari nan cerah.. pagi hari yang penuh kemenangan kami sekeluarga menjalankan Sholat Ied. Beriringan kami berangkat pukul 06.30 wib. Memakai pakaian terbaik kami dan wewangian yang mengharumi indahnya hari raya. Bersama-sama dengan warga dilingkungan kampung kami menjalankan sholat 2 rakaat dan mendengarkan khotbah hari raya.



Seusai sholat Ied dilanjutkan dengan saling bermaafan, dengan tetangga dan keluarga. Dan tentunya kami sudah tak sabar untuk segera menyantap masakan yang sepertinya wajib ada di keluarga Indonesia saat hari raya Idul Fitri… Ketupat opor sambal goreng buatan ibu tercinta.




Moment lebaran yang tak kalah penting lainnya adalah Halal bihalal. Moment yang hanya ada di Indonesia. Saling berkunjung dan meminta maaf agar Idul Fitri benar benar kembali suci dan bersih.




Sebagai anak mbarep, ibu akan mendapat kunjungan dari adik-adiknya. Dan kami sekeluarga akan bergantian berkunjung ke rumah pakde, kakaknya Bapak.
Tak lupa juga kami akan mengunjungi makam simbah simbah kami yang telah mendahului menghadap Yang maha Kuasa. Nyekar juga menjadi tradisi bagi kami di hari raya.










Semua hal baik, Insha Allah … yang telah kami kerjakan semoga diterima Allah. Dari tahun ke tahun kami berusaha menjadi umat muslim yang lebih baik, Hablum Minallah Wa Hablum Minannas.

Taqabbalallaahu minnaa wa minkum wa ja’alana minal ‘aaidin wal faaiziin.
.
Ramadhan membasuh hati yang berjelaga. Saatnya meraih rahmat dan ampunanNya.
Untuk lisan dan sikap yang tak terjaga. Mohon dibukakan pintu maaf sebesar-besarnya.

Selamat hari raya Idul Fitri 1440H
Mohon maaf lahir dan batin
.
.
2019 - Tarie dan Keluarga


Friday, February 22, 2019

Menanam Strawberry


Bulan September lalu, saat jalan-jalan ke PASTY (Pasar satwa dan tanaman Yogyakarta) di bagian los tanaman, saya tertarik dengan deretan tanaman dalam polibag yang di jual salah satu kios. Berpuluh tanaman  stroberi berjejer rapi. ‘ Tapi hhmmm bukankah strawberry adalah tanaman dataran tinggi..’ batin saya…. Saya belum sempat buka mulut  ketika seorang laki-laki yang berdiri beberapa jengkal di depan saya berucap.. “ itu strawberry dataran rendah bu.. bisa beradaptasi dan berbuah disini…” spontan saya menatap orang tersebut yang ternyata  penjualnya.. Saya manggut-manggut.. ‘mas nya bisa tau isi pikiran saya yaa… hahahaha

Singkat cerita saya tertarik untuk membuktikan ucapan penjual tersebut. Saya sudah langsung terbayang panen strawberry dan bikin selai sendiri… Hhhmmm… You know what… I really love berry much…
Saya boyong 2 polybag tanaman strawberry ke rumah… ( hahahah.. dikit saja..namanya juga belajar ). Dan berjanji penuh cinta kasih merawatnya. Saya pilih tanaman yang kekar dan sehat..sudah ada beberapa kuntum bunga yang muncul.. harapan saya bunganya tidak rontok dan bakal menjadi buah.

Saya memang sangat menyukai strawberry, bentuknya saja sudah adorable banget. Berwarna merah dan punya bintik hitam di permukaan buahnya. Kalau disuruh memilih makanan atau minuman antara chocolate atau strawberry, saya pasti pilih strawberry. Apalagi ice cream sundae strawberry nya Mc Donald… hhhmmmm always my first choice.
Seperti kita tahu, Stroberi merambah penggunaannya hampir di semua industri , dari dikonsumsi dalam kondisi segar maupun yang telah diolah. Selain itu  dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat perasa stroberi atau sebagai campuran permen, soap, parfum, produk kosmetik dan masih banyak lagi.

Menurut sejarahnya buah yang punya  rasa manis agak asam ini merupakan tanaman buah herbal yang ditemukan pertama kali di negara Chili, Amerika.  Tanaman hutan yang  kemudian melalui beberapa kali proses persilangan dan dikembang biakkan ke seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Di Jawa Tengah, tempat yang memiliki banyak sentra perkebunan stroberi salah satunya di daerah Ketep Magelang.



Setelah beberapa waktu , 2 pot tanaman stroberi saya akhirnya berbuah… duhh hepi nya liat buah berwarna putih yang muncul dari sulur-sulur batang. Semakin lama seiring buah membesar warnanya berubah menjadi merah cerah dan akhirnya matang.



Bahagianya petik beberapa kuntum buah, dan rasanya manis.. buahnya juga besar. Bahkan saat panen kedua, saya beneran membuat selai stroberi sendiri. Walau hanya menghasilkan sebotol kecil tapi rasanya sungguh nikmat dan tentunya fresh.



Tuesday, January 29, 2019

Jambu Jamaika


Hari ini saya upload pohon jambu jamaika di IG.  Satu-satunya pohon besar yang menaungi rumah campaka yang kami tanam berbarengan dengan selesainya pembangunan rumah .
Setelah beberapa tahun akhirnya pohon yang memiliki bunga berwarna shocking pink ini berbuah juga. Belum banyak bunga yang muncul , mungkin karena bunga pertama, dan sepertinya pohon jambu ini kesuburan daunnya.. hehehe.


  Memang sudah beberapa kali ditreatment agar lekas berbunga, dari pupuk hingga stress air, tapi sepertinya belum berhasil. Tetiba tanpa kami sadari tahun ini telah muncul beberapa kuntum bunga di dahan-dahan pohon.  A hhaaaa…. Bahagia sekali melihatnya.. penantian beberapa tahun terbayar dengan mekarnya bunga Jambu Jamaika yang indah itu beberapa hari kemudian.




Saat beli bibit dulu, mas penjualnya bilang kalau pohon Jambu jamaika sudah berbuah di tahun ke 3 dan bakal berbuah sepanjang tahun, tapi mungkin karena pohon yang saya beli ini dipindahkan dari tong dan ditanam dihalaman jadi tumbuh untuk membesarkan batang dan banyak daunnya lebih dulu. Dan mungkin karena niatan ditanam untuk pohon perindang jadi beneran pohonnya jadi besar dan rindang…lupa untuk berbuah….hahahaha. Apalagi setiap musim hujan tiba .. pohonnya sangat pesat tumbuh,  cocok ditanam di daerah dengan curah hujan yang tinggi .




Dan terbukti awal musim hujan tahun ini, jambu yang punya banyak nama lain seperi jambu bo, jambu jambak (Minahasa), jambu bool (Sunda), nyambu bol (Bali), jambu bolo (Makassar), jambu bolu (Bugis), jambu darsana, dersana, tersana (Jawa, Madura atau  Malay apple ini berbunga dan berbuah di Omah Cempaka.


Dan si cantik  Syzygium malaccense ini rasa buahnya beneran manis dan berdaging empuk ketika akhirnya pohon kesayangan ini bisa dipanen. Agak berlebihan siihh kata-kata panen.. lebih pas nya petik saja karena hanya besar dan matang beberapa butir.


Dan yang paling saya suka dari jambu bola adalah aromanya yang sangat wangi dan menyegarkan. Bahkan infonya , pada zaman Hindia Belanda dahulu, jambu bol pernah diusahakan besar-besaran. Di antara ketiga jenis spesies seperti jambu batu (Psidium guajava), jambu air (Syzygium aquaeum), jambu semarang (Syzygiumsamarangense), ternyata jambu bol termahal di antara ketiganya.

Semoga tahun ini , 2019… Jambu Dersono Omah Cempaka makin lebat buahnya… Aamiin.

Thursday, January 24, 2019

Instagramable part 1


Sering ya dengar istilah ‘instagramable’ .. ? Istilah yang lagi nge hitz beberapa tahun ini. Berita apapun sekarang paling wahid checking nya ke instagram. Terutama yang menyangkut tempat wisata dan kuliner di seantero jagad, sangat indah dan menggiurkan dilihat dari akun instagram.

Bahkan anak-anak saya sering bilang , kesini saja Mi.. tempatnya  “instagramable”,  recomended nih liat foto foto makanan dan tempatnya bagus khan.. check saja banyak banget yang sudah kesana…” Ucap Galo sambil menunjukan sebuah cafĆ© yang lagi hitz di Jogja.

Yupss… semakin banyak postingan hitz ke Instagram  secara tidak langsung bakal menjadi rekomendasi orang dalam menentukan pilihan tempat-tempat yang akan dikunjungi. Maka tak heran para pebisnis kuliner dan wisata berlomba mempercantik dan membuatnya semenarik mungkin .  Jargonnya tempatnya instagramable.

Dan anak-anak muda jaman now sungguh piawai  berpose dan mengambil gambar sehingga membuat orang yang melihatnya juga pingin merasakan dan melakukan hal yang sama. Kalau itu foto makanan, dilihat saja sudah sangat menggiurkan dan pengen buru-buru ikut beli . Sedangkan bila foto tersebut adalah foto lokasi wisata, sudah bisa dipastikan bakal masuk menjadi alternative  tujuan wisata bila weekend atau liburan tiba.

Jogjakarta, menjadi salah satu  kota yang banyak memiliki lokasi instagramable. Selain menjadi kota tujuan wisata, Jogja juga banyak melakukan pembenahan wisata lama dan membuat tempat wisata wisata baru yang indah dan pastinya wajib posted di Instagram.

Saya termasuk orang yang suka dolan, kalau anak-anak lebih pilih jajan… hehehehe… ada bedanya gak sih? Hahaha. Weekend biasanya kami isi dengan dolan dan jajan. Yaa menyesuaikan budget saja. Gak harus selalu ke tempat yang jauh atau mahal.
Beberapa lokasi di Jogjakarta yang sering muncul di Instagram dan telah kami datangi (makhlum kalau terlalu jauh malas nyetir mobilnya) adalah berikut ini :

The World Landmarks Merapi Park
Surga spot selfie kekinian , berada di kilometer 25 Jalan Kaliurang, Desa Pakembinagun, Kabupaten Sleman. Di sini ada berbagai miniatur landmark dari seluruh dunia. Spot yang paling populer tentu saja Menara Eiffel-nya.













Saya paling suka datang ke tempat ini. Tempat ujian ngambil foto hehehe.. cause tempatnya gak pernah sepi, jadi harus gentian berpose dan harus cepat ambil fotonya karena sudah ditungguin wajah wajah garang yang pengen segera ngusir gentian..hahaha. Dan herannya saya sering nemu di Ig foto2 yang sangat bagus yang diambil di Landmark. Foto selfie kekinian dengan background world icon, terlihat sepi dengan pose dan sudut pengambilan gambar yang sangat pas… hehehehe.. ngiri kok bisa begitu..scara aslinya tempat itu gak pernah sepi antrian. Entah itu foto editan atau emang datangnya pas sepi pengunjung. But 4 thumb up foto2nya beneran keren.

Monday, January 7, 2019

Time flies so fast


ternyata.. tidak banyak yang saya tulis tahun lalu.. Kenapa oh kenapa… ternyata saya keasyikan posting dan berinteraksi dengan instagram.
Beberapa kali sudah diingatkan oleh pembaca blog saya, kenapa kok tidak updates.. blog sepi dari cerita… hehehe.

Menulis emang ada pasang surutnya ya… dan tahun kemarin masuk ke masa surut. Jari dan ide gak sinkron.  Padahal klu dirunut dari postingan IG saya.. banyak sekali yang bisa dijadikan bahan cerita. Saya kembali senang bercocok tanam, membuat video kuliner, dan oyaa… sekarang saya senang membuat cookies. Hobby baru yang tidak pernah saya nyana, karena selama ini saya mengira kalau gak sanggup bikin aneka camilan yang butuh ketelatenan dan seni itu… eeh ternyata setelah beberapa kali mencoba , hasil camilan buatan saya cukup enak dan disukai.



So… Bismillah… sepertinya saya sudah mulai ada waktu ( hopefully ) menulis dan mengisi blog lagi. Jadi saya coba lanjutkan lagi tulisan saya.
Dan Alhamdullilah posting pertama saya sudah muncul. Cerita tentang Graduation Day Nadjwa.

Karena di atas saya sudah singgung hobby baru yaitu bikin camilan, untuk postingan kedua saya ingin cerita ‘cikal bakal’ (hikkk… ) kesibukan baru tersebut.

Jadi idea atau niatan awal kenapa saya tiba-tiba seakan ‘tercerahkan’ untuk belajar membuat aneka kukis, roti, cake atau jajanan lain karena :


Buchet List nomer 33
Lupa saya kapan ditulis, tapi intinya kalau dapat libur panjang, saya harus praktekin one day one snack recipe … : D mbuh ini saya juga gak ngerti dasarnya apa.. yang pasti bulan Agustus lalu saya mulai terpikir untuk praktekin resep camilan.


Karena Nadjwa Diet
Looh… anak diet kok malah dibuatkan camilan…? Yups… karena saya trenyuh badan kurusnya hanya diasupi panggangan moesli dan susu low fat. Maka saya harus provokasi untuk mau ‘sedikit’ mengunyah, dan tentunya camilannya sehat dan dari bahan yang kualitas bagus.
Saya beneran heran… ngapain coba Nadjwa yang sudah kurus malah diet dan tiap hari workout. Harusnya saya mommy nya yang diet.. hahaha.
Tapi ya.. walaupun diet, menu dietnya Nadjwa tetap sehat , dan tetap memberinya energy yang banyak untuk aktifitasnya .
Untuk camilan anak-anak misalnya kukis, saya menggunakan butter dan tidak terlalu manis. Untuk penggunaan telur sebisa mungkin diminimalkan. Panganan lain adalah pudding (wajib ada di kulkas), saya suka membuat pudding jagung, pudding buah (mangga, strawberry, buah naga) atau pudding coklat.


Sequelnya Isi kotak bekal
Setiap hari Nadjwa dan Galo ( sampai dengan klas XII ), selalu membawa bekal sekolah. Kesibukan saya tiap pagi yang sangat saya nikmati adalah menyiapkan bekal anak-anak yang enak, praktis, sehat, lucu, menarik di dalam kotak bekal yang juga lucu dan menarik. Hehehehe
Salah satu hobby saya adalah koleksi kotak bekal, dan anak-anak sampai geleng kepala melihat banyaknya timbunan kotak aneka warna dan bentuk di almari rak. Dan kalau ada paket untuk saya pasti mereka menebak.. ‘ paling kotak bekal…’ jawab Galo ketika ditanya Eyang.


Nadjwa Jualan Jajanan di Sekolah
Alasan ini yang paling kuat menaikan mood booster saya. Suatu hari Nadjwa minta saya untuk bikin makanan dan dijual di sekolah.
Dan saya terperanjat…
“ aku yang jualin muter kelas kelas mi.. “
Dan saya terpana…
“Tapi seribu rupiah di ambil untuk kepanitian. Khan aku sie urusan dana …”
Dan saya kagum ….
“ nahh ayoo mommy mau bikin apa…?? “
Dan saya bingung ….
“ Kata temen temenku, masakan mommy enak, bekalku menarik dan lucu.. ayo mau bikin apa…?”
Dan saya senyum-senyum ….

Alasan lain adalah karena Saya mulai sepi sendirian di rumah
Amazing bener… mereka sudah bukan anak-anak kecil lagi. Galo sudah sangat sibuk dengan urusan kuliah, banyak sekali aktivitasnya sebagai mahasiswi Arsitektur. Bahkan bisa nginap di kampus kalau sedang dikejar deadline ngumpul tugas. Si bungsu Nadjwa sejak masuk SMA juga gak kalah banyak agendanya. Bahkan weekend yang harusnya untuk istirahat, lebih sering dipakai untuk ikut kegiatan ekstra sekolah.

Sebagai ibu saya senang dengan perkembangan aktivitas mereka, tapi dampaknya saya sering bengong sendirian, gabut istilah anak-anak jaman now. Jadi daripada kena sambet.. saya mulai menyibukan diri begitu anak-anak pamit hendak bepergian. Entah itu nanem aneka macam biji bijian ,dan merawat  tanaman, bikin kue dan tentunya kesibukan harian ibu untuk bersih-bersih rumah sudah pasti gak akan habis setiap harinya. Dan oh ya.. kesukaan saya fotografi.. obyeknya ya tentu saja hasil olahan makanan saya dan kebun seuprit yang tiap hari saya rawat.


Nikmati saja situasi yang tengah saya jalani ini.. sungguh kalau mau jujur  ada saatnya kesendirian itu menyenangkan asal kita tau bagaimana memanfaatkan waktu.. Ada hal yang mendamaikan tentang kesendirian.


Friday, July 13, 2018

Semangka di Omah Cempaka

Kesukaan saya bercocok tanam kembali muncul. Tepatnya pertengahan tahun 2017, ketika itu saya beli semangka kuning di supermarket. Ternyata rasanya sangat manis . Iseng saya tanam biji semangka tersebut disamping kamar anak-anak. Ada sedikit teras dibawah tandon air. Dulu rencananya space ini untuk duduk-duduk menikmati sore ditemani secangkir kopi, tapi ternyata tidak sesuai dengan angan-angan. Jadilah area itu kosong .



3-5 hari kemudian benih yang saya tanam dalam pot kecil mulai berkecambah dan akhirnya muncul daun . Setelah saya repoting hiduplah si semangka dengan subur. Saya tertawa geli acap menengok ke nibun (singkatan dari mini kebun yaacch…. Hahaha) yang hanya terisi beberapa pot tanaman bunga dan satu pot tanaman semangka, geli bercampur sedih.. teringat rumah dan kebun OmahIjo. Terbayang saya bisa bertanam aneka sayur dan buah dihalaman omah yang luas itu.. hehehe. Tapi yang sudah berlalu sudahlah biar berlalu… sekarang di Omah Cempaka saya juga tetap bisa bertanam. Walaupun hanya 1-2 pot tanaman, karena terbatasnya lahan.



Setiap pagi saya ke nibun, membersihkan daun yang kering, menyiram tanaman dan memberi pupuk setiap seminggu sekali. Ketika sore pulang dari kantor saya mulai merasakan kembali bahagianya memandang tanaman yang tumbuh subur.. hijau.. mencium aroma tanah basah usai tersiram air hujan… hhhmmm.. I feel very alive. Recharge.. letih lelah dari bekerja kembali menumbuhkan semangat , merasa lebih fresh dan happy. Ditambah di area tempat saya bertanam selalu riuh oleh kicau burung emprit yang bertengger di tiang beton tandon air.
Someday sepulang dari kantor, anak-anak berteriak teriak menghampiri.. “ moma moma itu apa yang di pot ..?” Tanya Nadjwa sambil menarik tangan saya kearah nibun.



Saya tertawa.. selama ini saya memang tidak cerita ke anak-anak, lebih tepatnya saya sembunyikan hasil bertanam saya.
“ ini apaaa….” Nadjwa terkikik sambil menarik narik buah semangka yang baru tumbuh sebesar kepalan orang dewasa.
“Aduh jangan ditarik tarik deekkk…” sahut saya sambil mencubit pinggang Nadjwa.



“ Petik Nadj….” Galo menimpali
“…aaaa jangan…. Belum matang….” Teriak saya sambil berusaha menarik lengan kedua anak saya menjauh dari sulur sulur pohon semangka. Dan mereka tertawa tawa sambil menjulurkan lidah menghindari jangkauan saya.

Panen Pertama


Ketika akhirnya musim panen tiba.. walau hanya sebutir semangka kuning, rasanya bahagia tak terkira. Tanaman yang membuat saya semangat lagi untuk bercocok tanam ini rasanya sangat manis dan segar. Bahkan ibu juga terheran-heran ketika ikut mencicipi … “ kok iso urip yoo…legi meneh…” (artinya : kok bisa hidup dan manis )hehehehe…

Panen Kedua

Anak anak juga memuji keberhasilan momanya menumbuhkan sebutir semangka..hahaha.. dan meminta untuk menanam buah lainnya. HHmmmm… okay kids.. let’s see what moma can make a magic :D

Saturday, December 23, 2017

Flame of Irian


Akhir tahun ini lagi banyak dibicarakan spot selfie baru di kampus terpadu Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang. Sebagai bagian dari keluarga besar  universitas swasta terbesar di Jogjakarta tersebut, tentu saya ikut penasaran, spot mana lagi nich yang bikin UII hits di Insta story banyak orang. Di kampus terpadu memang ada beberapa lokasi yang hits untuk dikunjungi antara lain Candi Kimpulan dan Masjid Ulil Albab.
Candi Kimpulan adalah candi yang ditemukan secara tidak sengaja oleh para pekerja yang sedang menggali pondasi untuk gedung  perpustakaan pusat. Sementara masjid Ulil Albab punya keistimewaan  sangat artistik, megah dan modern.  Yang paling dominan adalah kubah berwarna kuning cerah, sekilas, kubah ini mirip bentuk Colosseum di Roma. Dua lokasi ini sudah sangat terkenal dan menjadi spot foto yang sangat menarik.

Nah.. lokasi mana lagi nih yang hits..? Ternyata setelah dapat kiriman foto dari seorang teman yang berkantor disana, sang pembikin viral adalah dompolan bunga . !



Yupss… bunga Flame of Irian sedang serempak berbunga dikiri kanan jalan menuju komplek kampus, tepatnya diatas jembatan sungai yang terletak di depan masjid Ulil Albab.




Gak mau kalah cepat dengan pemburu spot hits, pagi-pagi hari sabtu saya punya kesempatan untuk melihat langsung indahnya bunga yang berasal dari Papua ini. Kebetulan Ilia minta diantar ke kampus karena ada acara outing.
Begitu memasuki gerbang kampus saya sudah sangat excited dan berharap sedang tidak banyak orang yang selfie on spot, hari masih pagi belum genap lonceng 7 kali. Dan ternyata benar, terlihat bunga berwarna jingga kemerahan berdompol dompol diatas pergola. Aaa…saya langsung berbinar dengan suka cita melihat keindahan seperti ini.. bunga-bunga yang sedang mekar sangat menyenangkan mata dan hati saya.



Tapi saya harus bersabar sejenak, saya harus melewati keindahan bunga tersebut untuk memutari komplek kampus dan perkantoran untuk drop off Ilia di kampus FTSP yang terletak di ujung belakang sisi kanan komplek kampus terpadu.



Setelah mengantar Ilia saya kembali ke luar komplek menuju parking lot masjid Ulil Albab . Setelah parkir mobil dan berjalan kaki menyeberang menuju pergola yang sarat oleh juntaian bunga berwarna jingga.
Tampak beberapa pekerja taman tengah menyapu halaman, dan ternyata ada beberapa orang yang sedang berfoto dibawah bunga-bunga. Waaa ada yang lebih gesit datangnya…hehehehe


Semakin dekat saya bisa melihat bunga yang berdompol-dompol ini, semakin kagum saya dibuatnya. Ya Allah begitu indah mahakaryaMu.. Bunga tersusun dalam tandan sepanjang 30 – 50 cm,  menggantung dari atap pergola dan sisi sisi bawah tiang dan bisa awet hingga 3 minggu. Flame of Irian biasa di sebut bunga kuku macan kalau di Jawa karena penampakannya memang mirip cakar harimau raksasa.


Tak mau buang waktu saya segera mengambil beberapa foto dengan Nadjwa sebagai modelnya. Semakin lama makin banyak orang berdatangan, bahkan saya beberapa kali diminta bantuan untuk mengambil foto mereka berlatar belakang flame of Irian dan kemegahan masjid Ulil Albab.


Tak cukup sekali saya dating ke kampus terpadu, hari minggunya saya kembali kesana sekalian menjemput Ilia dari kegiatan outing di luar kota.

Tuesday, September 12, 2017

Monumen Bajra Sandhi Bali


Jalan-jalan edukatif nich… heheheh… ke museum. Tepatnya Monumen Bajra Sandhi Renon. Letaknya di jantung kota Denpasar, tempatnya di daerah Renon. Menurut info Monumen ini dibangun dan didedikasikan untuk perjuangan rakyat pulau Bali.

Sampai di lokasi masih pagi, banyak penduduk lokal yang melakukan aktifitas olah raga. Kami lantas memutari halaman monument yang sangat asri dan hijau. Pantas pada betah berolah raga atau sekedar kumpul-kumpul di kawasan tersebut.



Ketika saya dan Nadjwa tengah menaiki tangga menuju tugu yang menjulang tinggi untuk sekedar foto saya diikuti 2 orang anak kecil yang terus minta untuk ikut naik dan di foto … duh saya longok-longok mencari orang tuanya , tapi tak saya temukan orang dewasa yang tengah melihat adegan kami  jongkok di lantai tangga yang cukup tinggi… saya tanya ke anak yang lebih besar dan dijawab kalau datang dengan ayah mereka dan sedang olah raga. Saya minta dia menunjuk dimana ayah mereka.. dan jari mungilnya mengarah pada seorang bapak yang mengenakan kaos warna biru .. jauuh dari posisi kami berdiri. Ya ampun pak..nii anaknya naik segini jauh gak diperhatiin. Saya lantas cepet-cepat membantu 2 bocah ini kembali turun, khawatir keselamatan mereka.



Kami bertiga lantas berjalan memutar menuju pintu depan masuk monumen. Bajra Sandhi semacam Monasnya Jakarta. Sama-sama berfungsi sebagai monumen tugu peringatan. Rancangan arsitektur dari Monumen Bajra Sandhi sangat kental dengan arsitektur khas Bali, banyak ukiran dan pahatan yang sangat unik.




Nama Bajra Sandi berasal dari kata Bajra dan Sandhi. Bajra artinya Genta dan Sandhi artinya suci. Jika dilihat dari bentuk bangunan monumen, memang terlihat seperti Genta Suci yang digunakan oleh para pendeta agama Hindu, saat mengucapkan mantra dalam upacara persembahyangan.







Bagi wisatawan Asia seperti Jepang, China, Korea, keunikan monumen Bajra Sandhi terlihat seperti Pagoda. Oleh karena itu, banyak wisatawan Asia yang mengangap monumen ini adalah Pagoda, seperti di negara mereka.