Thursday, March 17, 2016

Berkunjung ke Sabila 'Dragon Fruit' Farm

Ibu boss seperti ngidam saja...tiap hari ngajak cerita tentang tanaman. Dari sukulen sampai buah naga...tiba-tiba pindah pertanyĆ an gimana caranya mindah pohon duku. Hhmmm saya nanya berapa umur pohonnya.. Dijawab 10 tahun setinggi rumah... Huwhaattss...saya agak pening dengarnya..

'kayak mindah pohon di games Hay Day bu..asal cabut gituh..., trus tancepin lagi dehh...!'

Si ibu ngakak...ngakak mendengar jawaban saya. ‘trus kapan bisa ke kebun buah naga..?’

‘ayoookkk ..saya manut saja..'

Then tadi siang akhirnya bliau berhasil menculik saya buat mandi matahari melihat pohon buah naga. Siang terik jalan-jalan ke kebun...hehehe... Tapi yaa...seneng seneng aja sih diculik boss.. tinggal duduk manis didalam mobil, cusss on the spot..ditraktir makan eehhh pulangnya masih dibawain sekantong buah naga yang besar besar dan matang.

Usut punya usut bu boss pengen nyoba nanam buah naga di pot. Tambulampot kerennya. Hhmm boleh boleh... Solusi buat penyuka cocok tanam yang hanya punya lahan seupil...seperti saya hehehe...

Kenapa pilih buah naga ? Seingat saya krn dipameri seorang teman beliau yg nanam buah naga satu pot diatas dak rumah dan berbuah lebat .

Saya yang ikutan ngintip foto dari hape beliau ikutan kagum juga.. Tanaman yang termasuk jenis kaktus dengan daun bersulur sulur panjang dan berduri  pendek itu terlihat pongah menyangga buah berwarna merah cerah disekujur batang batangnya.

Nah si ibu makin getol nyoba nanam juga. Dan pengen melihat ke perkebunan buah naga for asking from the expert...hehehehe

Awalnya saya mengusulkan ke Pantai Glagah, salah satu lokasi penanaman buah yang habitat aslinya dari meksiko tersebut, tapi karena kejauhan atas usul seorang teman akhirnya nyari tempat yang lebih dekat yaitu di Jln Kaliurang km 18 , Sabila Farm.


Sayangnya kita datang di penghujung musim panen, tidak pada bulan yang tepat ketika buah naga sedang serempak berbuah. Musim panen buah jatuh pada bulan Nopember hingga April setiap tahunnya.
Selama 6 bulan musim panen tersebut, ada panen biasa dan ada panen raya. Kondisi panen raya terjadi ketika buah-buah serempak matang.

Ketika tengah berkeliling kebun saya melihat setangkai bunga naga yang menguncup. Bunga naga memang mirip dengan bunga wijayakusuma, mekar malam hari hanya beberapa jam hingga pagi, siang hari bunga sudah menjadi layu. Pada saat bunga naga ini mekar, akan mengeluarkan aroma yang sangat harum, aroma inilah yang memikat kelelawar untuk datang , menghisap sari bunga namun juga sebagai perantara penyerbukan sehingga menjadi buah.

Untuk budidaya skala besar tentunya tidak akan menyerahkan proses pembuahan pada kelelawar karena penyerbukan bisa dilakukan oleh manusia yaitu dengan cara memasukkan serbuk sari ke dalam putik.

Setelah berkeliling kebun dan tak lupa foto foto, pengunjung bisa berbelanja buah yang sudah dipanen. Saya kagum dgn hasil panen Sabila Farm, buah naganya besar besar, matang pas dan manis sekali.
Buah naga yang berkualitas bagus warnanya pink cerah dan kulitnya mulus tanpa bekas atau noda.


Buah naga dikatakan cukup matang apabila bagian batangnya terasa empuk, sehingga buah naga tersebut sudah siap disantap. Buah naga harus dibelah hingga daging buahnya terlihat ketika akan dikonsumsi. Tekstur buahnya sering disamakan dengan buah kiwi karena bijinya yang hitam dan renyah. Daging buahnya terasa manis ketika dimakan dan memiliki kandungan kalori yang rendah namun kaya vitamin yang bermanfaat.

Setelah belanja buah dan bibit pohon buah naga dan mendapat pencerahan tentang cara menanam hingga berbuah, rombongan segera beranjak meningggalkan lokasi perkebunan.

Beberapa jam yang bermanfaat... Belajar dan mengenal langsung Hylocereus undatus si Naga merah berdaging putih.

Tuesday, March 15, 2016

Menyapa Candi Prambanan

Balik dari kondangan manten di daerah Kotagedhe niatnya mau lanjut ke Imogiri, ke hutan pinus. Tapi Gagal..hehehe (gak usah diceritain gagalnya kenapa yaa..). So buat penggantinya kita jalan-jalan ke Candi Prambanan . Dah lama banget gak dolan ke Prambanan. Terakhir ke candi yang terletak di timur kota Jogja ini sepertinya dah bertahun-tahun lalu. Galo aja ingatnya terakhir ke  candi Hindu terbesar di Indonesia ini saat masih duduk di bangku sekolah dasar.

Perjalanan menuju Prambanan relatif lancar.. dari lokasi jagong manten tinggal melingkari ring road menuju arah timur. Hujan deras mulai mengguyur ketika sampai di jalan solo arah bandara.. duh sempat terpikir buat belok arah ke ring road utara utk membatalkan rencana, tapi syukurlah harapan bisa jalan-jalan ke candi terwujud lantaran makin ke timur cuaca makin membaik.. mendung saja belum hujan.

Touchdown Candi Prambanan sekitar 30 menit kemudian. Dah ganti baju saat balik dari kotagede.. mampir masjid buat sholat dhuhur dan sekalian ganti baju yang sudah dipersiapan dari rumah , gak lucu sih yaa jalan-jalan dan hunting foto pakai kebaya jagong…hehehe

Berhubung mendung menggayut di atas wilayah perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta ini , saya tak lupa bawa payung. Setelah parkir mobil (Rp. 10.000 ) didekat pintu keluar, mulailah kita berjalan menuju pintu masuk yang jaraknya juga tak jauh.


Tanpa antrian di loket , tarif masuk candi adalah Rp. 30.000 per orang. Dan mulailah kita berjalan memasuki Candi Prambanan yang sungguh megah dan unik,  unik karena terletak di wilayah administrasi desa Bokoharjo, Prambanan, Sleman (wilayah DIY), sedangkan pintu masuk kompleks  yang barusan kita lalui berada di wilayah adminstrasi desa Tlogo, Prambanan, Klaten (wilayah Jateng).

“ mom… tolong ceritain gimana caranya membangun candi sebesar ini, diluar cerita mitos yang ada, aku sih gak percaya candi ini dibangun semalam oleh jin..” ucap Nadjwa (13th) ketika saya dan dia berdiri dihadapan Situs Warisan Dunia yang ditetapkan oleh UNESCO sebagai cagar budaya sejak tahun 1991 dan tergolong sebagai candi terindah di Asia Tenggara ini.

Saya melongo… ni anak emang kalau ngasih pertanyaan gak pernah mudah.

“ sik tak gugling…” jawab saya nyengir sambil menyalakan HP.

Galo dan Fikri tertawa geli

Dibalik pertanyaan Nadjwa yang membutuhkan penjelasan ilmiah, saya bersyukur menjadi orang tua yang tidak mewariskan keyakinan buruk bahwa candi tersebut merupakan mahakarya para makhluk halus yang berasal dari dunia antah-berantah.

Memang tidak ada catatan resmi tentang bagaimana  pembangunan Candi Prambanan. Kita lebih hafal cerita legenda bahwa Candi Prambanan ini dibangun dalam waktu satu malam oleh Bandung Bondowoso dengan bantuan para jin.

Para peneliti dan arkeolog pastilah tak sependapat dengan mitos taktik Roro Jongkrang mengelabuhi Bandung Bondowoso agar tak diperistri tersebut. Secara teknik membangun candi  kurang lebih sama dengan pembangunan gedung modern.  Pencarian dan pengumpulan bahan serta teknik pembuatannya. Selain itu tentu diperhitungkan juga tentang  pemilihan jenis tanah, cara pengujian tanah, pembuatan diagram hingga detail bangunan.

Yang paling mengagumkan adalah teknik pengerjaan penyusunan batu yang rumit dan spektakuler hingga terbentuk sebuah candi.  Tak habis pikir bagaimana nenek moyang kita membangun candi tanpa peralatan modern seperti sekarang namun menghasilkan bangunan yang luar biasa. Bagaimana mereka bisa membawa dan menempatkan batu dengan ukuran yang sangat besar hingga setinggi  47 meter.


Salah satu penelitian para arkeolog mengungkap bahwa candi yang menggunakan batu lebih rumit pembuatannya karena batu-batu tersebut disambung-sambung satu sama lain. Ada banyak teknik sambungan batu , salah satunya teknik sambungan batu langsung. Caranya? Di salah satu permukaan sebuah batu dibuat sebuah tonjolan, dan di batu lain di buat semacam ‘lembah’ yang cocok dengan batu satunya lagi. Jadi mirip seperti puzzle yang dicocok-cocokkan satu sama lain. Ada juga sambungan batu pengunci. Dengan teknik ini, batu-batu dikaitkan lewat bantuan batu pengunci di tengah-tengah kedua batu itu.



Luar biasa .. bangsa Indonesia ternyata sudah memiliki kemampuan arsitektur yang tinggi sejak berabad lalu.

Yang tak kalah menariknya di komplek candi juga terdapat penangkaran rusa tutul, awalnya tempat penangkaran hanya dihuni 12 ekor rusa yang didatangkan dari Istana Bogor, Jawa Barat. Sekarang rusa rusa makin banyak dan populasinya terus berkembang. Hewannya juga terlihat sehat dan gemuk. Pengunjung diperbolehkan memberi makan dengan membeli daun kangkung yang dijual dekat kandang rusa.

Langit Prambanan semakin gelap ketika langkah kaki mendekati pintu keluar, gerimis kecil mulai menitik. Kami segera mempercepat langkah menuju tempat parkir mobil. Saya sangat bersyukur berkesempatan menyapa Prambanan dengan cuaca seperti ini, tak kepanasan saat berkeliling dan mendapatkan beberapa foto dalam suasana yang terkesan magis karena mendung. Terima kasih atas keindahan di muka bumi ini ya Allah. Tiada henti rasa syukur.

Friday, March 11, 2016

Parangkusumo Sand Dune

Berulang kali plesir ke Pantai Parangtritis tapi masih aja gak nggeh dengan lokasi Gumuk Pasir Parangkusumo. Cause tiap pengen kesana selalu saja yang mau diajak responnya panaaassss… hehehe

Namun seiring makin nge-hits-nya Gumuk Pasir dijadikan lokasi untuk hunfot ‘hunting foto’ (bahasanya Galo :D ), foto prewed bahkan annual book sekolah-sekolah terbit juga keinginan anak-anak untuk mau diajak kesana.

Then… meluncurlah kita berempat ke Pantai Parangtritis, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul,  kurang lebih 30 km dari pusat kota Jogjakarta menuju arah selatan. Gumuk Pasir Parangkusumo berada tidak jauh dari muara Sungai Opak dan Pantai Parangtritis. Tepatnya, berada diantara Pantai Parangtritis dan Pantai Depok.

Ada beberapa gumuk (gundukan) pasir di area tersebut , kita akan menuju ke Gumuk Pasir Barchan, lokasinya tak jauh dari area tempat latihan manasik haji. Kenapa dinamai Barchan dikarena gumuk atau Sand Dune yang merupakan bentukan alam karena proses angin  (eolean morphology)  ini berbentuk bulan sabit.

Bagaimana bisa di pantai Parangtritis terbentuk gumuk sementara di daerah lain tidak, ternyata fenomena alam ini muncul tidak lepas dari keberadaan Gunung Merapi dan Gunung Merbabu yang ada di bagian Utara Yogyakarta.
Gumuk tersebut berasal dari material dari gunung-gunung api yang masih aktif, gerusan batu batuan volkanik gunung terbawa melalui  Sungai Progo dan Sungai Opak yang akhirnya bermuara di Pantai Parangtritis.


Proses alamlah yang akhirnya memecah material vulkanik tersebut hingga hancur, menjadi lebih tipis dan berubah menjadi pasir halus yang akhirnya sampai ke tepi pantai. Yang terjadi kemudian, anginlah yang menerbangkan pasir hingga membentuk gumuk gumuk di Parangkusumo. Proses tersebut terjadi secara perlahan dan terus, setelah bertahun – tahun, Gumuk Pasir Parangkusumo tersebut akhirnya semakin melebar dan meninggi .



Belakangan ini, Gumuk Pasir makin ngehits sebagai tempat bermain Sandboarding. Gak ada salju pasirpun oke. Gundukan pasir yang tinggi sangat seru untuk meluncur. Harga sewa papan Sandboarding berkisar IDR 150.000 untuk satu papan bisa digunakan sepuasnya hingga kecapekan.

“ mom… no..no..no….” Nadjwa buru buru mengibaskan tangannya ketika saya menawarinya bermain Sandboarding. Bahkan si kecil gak mau sedikitpun lepas dari payung . Siang hari suhu di Gumuk Pasir Parangkusumo memang sangat panas, jadi waktu paling baik untuk bermain sandboarding adalah sore hari, sampai matahari akan terbenam.

Alhamdullilah… dengan ‘sedikit’ berpanas panas ria , beberapa foto terabadikan diatas ciptaan Allah yang begitu luar biasa ini. Tak perlu jauh jauh ke gurun Sahara di Afrika Utara.

Wednesday, March 9, 2016

Berteman dgn Gerhana

Walaupun Jogja bukanlah kota yang dilalui gerhana matahari total pd tanggal 9 maret 2016 ini tapi jogja menjadi kota yg warganya antusias ikut menyambut datangnya gerhana yg terjadi setelah 33 tahun silam.

Ada agenda nobar gerhana yg berseliweran di group WA, antara lain di alun alun utara dan Tugu Jogja.

So agar tak mengalami kesalah kaprahan seperti jaman saya kecil dulu .. saja ajak anak anak untuk keluar rumah pagi hari menjelang gerhana tiba. Saya pilih ke Tugu Jogja krn selain bisa ikut euforianya kumpul kumpul sekalian bisa ambil foto dgn latar belakang ikon Jogja tersebut. Kapan lagi bisa berfoto di Tugu yg letaknya dipersimpangan jalan pusat kota jogja kalau tidak ada acara yg kebetulan digelar disana.

Sebenarnya kurang pas memperlihatkan fenomena langka ini ke anak-anak kalau di Jogja.. paling tepat ya ke Palembang... salah satu wilayah dari  11 wilayah lain spt Belitung, Balikpapan, Luwuk, Sampit, Palu, Ternate, Bangka, Palangkaraya, Poso  serta Halmahera, yang dilalui gerhana matahari total.


Tapi setidaknya saya tidak mengurung anak anak utk tinggal di rumah ketika gerhana berlangsung.
Tidak seperti kejadian di tahun 1983... ketika itu saya masih berumur 10 tahun.

Saya masih duduk dibangku sekolah dasar dan tinggal dgn simbah di kampung. Seingat saya ada himbauan untuk tidak melihat gerhana matahari secara langsung karena dapat mengakibatkan kebutaan. Sekolah diliburkan dan saya tidak boleh keluar rumah. Saya diwanti wanti simbah utk tidak usil lari ke halaman saat langit akan gelap. Lebih baik melihat gerhana matahari melalui TV yang akan disiarkan secara langsung melalui TVRI. Kalau masih ngeyel saya akan dimakan buto (raksasa) sebab Batara Kala sang buto yang memakan matahari jika belum kenyang bakal makan anak anak yang ngeyel keluar rumah...hiiiii....betapa seramnya peristiwa gerhana matahari total saat itu.

Untung saya tidak beneran disembunyiin dikolong tempat tidur simbah yg gelap saking takutnya ditelan Batara Kala seperti dia menelan matahari...yaahhh harap makhlum jaman kecil saya cukup unyu unyu dan tengil ..hahahaha.

Saat itu tahun 1983 adalah era informasi satu arah. Pemerintah melalui Deppen dengan gencar men-sosialisasi-kan bagaimana cara menghadapi gerhana matahari total. Anehnya seperti diatas itulah warga negara Indonesia diperintahkan.

Suara dari para ahli astronomi untuk berpikir logis dan realistis dalam menyikapi peristiwa itu tentu saja kalah gaungnya dari suara pemerintah.

Para ahli dan turis dari mancanegara berbondong-bondong datang ke Indonesia untuk menjadi saksi peristiwa tapi rakyat sendiri malah disuruh ngumpet di rumah. Entahlah apa maksud dibalik fenomena gerhana matahari 1983.. namun ada yg menyebut  11 Juni 1983 sebagai “Hari Pembodohan Nasional“.

Padahal waktu itu sebagian besar wilayah Pulau Jawa masuk lintasan gerhana matahari total. Ini adalah gerhana matahari total keempat di Indonesia sepanjang abad ke-20 setelah fenomena pada 1901, 1929, dan 1962.

Tapi Pada 1983, sebagian besar masyarakat justru menyia-nyiakan kesempatan yang amat berharga itu.


Sekarang.. 33 tahun kemudian... Indonesia kembali diberi kesempatan memperbaiki kesalahan... agar anak cucu tidak bodoh seperti orang tuanya dulu.

Melihat liputan ulangan di Palembang sore harinya dari sebuah TV swasta saya ikut merinding, kagum, terpesona dan haru ketika detik detik posisi matahari, bulan dan bumi sejajar. Sinar matahari terhalang rembulan dan pukul 07.20 yang seharusnya terang benderang berubah gelap seperti malam.

Terlihat dari atas Jembatan Ampera ribuan orang menjadi saksi hadirnya fenomena alam yang hanya bakal terulang 350 tahun lagi ini. Dan hanya berlangsung tiga menit. Subuhannalah.

Menurut berita Jembatan ampera dan Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang dipersiapkan pemerintah sebagai lokasi pemantauan bagi tim peneliti, wisatawan dan masyarakat umum, bahkan sejak subuh sudah ramai karena berbagai pertunjukan kesenian tradisional juga ditampilkan.. Bahkan pihak perhotelan membuat tempat khusus dan hidangan bagi para tamunya baik wisatawan lokal maupun domestik di trotoar jembatan.

Seorang Turis Asal Belanda menyebut GMT dari Palembang Sempurna. Sungguh indah.

Allah maha sempurna.

Sunday, March 6, 2016

Ratu Malam Wijaya Kusuma

Jaman saya kecil mendengar nama bunga wijaya kusuma bakalan menimbulkan desir merinding.. terlebih saat mbah kakung galak yg bersabda...hiks

Dengan suara beratnya simbah yg sedang berdiri dihalaman berucap ' mengko bengi megar' dan simbah putri yg tengah serius menjahit baju kebaya hanya melirik ke arah mbah kakung dari balik kacamatanya.

Saya yang tengah tengkurap dilantai sambil membaca majalah bobo sejenak mendongakkan wajah, pandangan saya jatuh pada sekuntum bunga berwarna putih seukuran botol limun dengan batang bersulur sulur yang digantung simbah dibawah pohon jeruk purut. Tanaman yg jarang berbunga. Tapi kalau berbunga membuat saya merinding karena kata kata simbah mekarnya tengah malam. Selain itu kata simbah hanya orang sakti yg bisa melihat bunganya megar.

Saya pun makin merinding.. mungkin juga simbah kakung saya itu orang sakti karena punya banyak keris dan menanam bunga wijaya kusuma.

Buru buru saya mengalihkan perhatian melanjutkan cerita bona dan rong rong yg tengah bermain ditaman bunga dengan nirmala... yang pasti bukan taman bunga wijaya kusuma. Hehehehe

Dan berpuluh tahun kemudian....beberapa minggu lalu saat belanja tanaman untuk mengisi teras lantai dua saya tersentak ketika ditawari tanaman wijaya kusuma.

Entah kenapa saya langsung jatuh cinta melihat tanaman yang digantung tersebut. Tanamannya kokoh , sehat dan siap berbunga. Wijaya kusuma mini kata penjualnya. Dan berbunga banyak sepanjang musim.

Dan saya benar benar dibuat terpesona ketika 2 pot wijaya kusuma mini yang saya beli serempak berbunga semalam.

Kuncup Wijaya Kusuma bermunculan dari tepi daun ,  makin lama makin panjang  dan menjuntai ke bawah. Dalam setangkai daun muncul banyak kuncup.

Night Queen mekar sempurna berdiameter 7-10 cm berwarna putih dan berbau wangi.




Tak henti saya kagumi keindahan yg menjelma diteras rumah.. akhirnya saya bisa menyaksikan megarnya bunga wijaya kusuma.

Saya tersenyum haru mengingat simbah simbah saya yg telah tiada .. simbah simbah saya yang sakti...yang selalu menyaksikan indahnya jimat Bathara Kresna ini saat mekar sempurna.

Tak terasa mata saya berkabut oleh airmata.

'Jaman sekarang sdh ada versi mini mbah...dan sudah mekar jam 9...' bisik batin saya.

Sungguh saya jadi kangen simbah.  Tak kuasa airmata saya meleleh.


Saturday, March 5, 2016

The Wedding

Saya bergegas keluar dari kamar tidur setelah merapikan sprei ketika mendangar ibu tertawa terbahak bahak diruang tengah.
' Iki lho anakmu lucu tenan...' ibu masih tertawa tawa sambil melambaikan secarik kertas ketika melihat saya muncul.
' Nopo e bu..? tanya saya penasaran.
' Woco dewe...' jawab ibu sambil menyerahkan kertas tersebut dgn senyum simpul.
Hanya sejenak saja saya membaca tapi tawa saya ikutan berderai seperti ibu.
Galo yg keluar dari kamar mandi nyeletuk 'pada ngapain to kok ketawa ketawa..'
' Ini apa e kak..?'  saya melambaikan kertas yg saya baca
Galo tertawa
' tugas bahasa jawa... Keren khan...!'
Dan inilah yg membuat saya dan ibu tertawa seru di pagi hari

-----------------------------------------------------------------------

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarokatuh

Kanthi nyadong sihberkahing Gusti Allah SWT Ingkang Maha Asih, ing pangangkah kawulo sagotrah badhe anglaksanakaken pawiwahan dhaup saha syukuran anak kulo :
Ilia Raiskha Galo
Putri Bapak Widodo & Ibu Untari
Kaliyan
Justin Drew Bieber
Putra Bapak Jeremy & Ibu Pettie

Menggah titi wacanipun:
Dinten : Minggu
Suryo kaping : 22 Desember 2022
Wanci Tabuh : 18.00 – 21.00
Manggen wonten : The Hazelton Hotel, Toronto, Ontario

Satuhu damel bombong lan bingahing manah kulo sagotrah, bilih sarana dhanganing penggalih lan sepening sambekala, Bapak/Ibu/Sedherek kerso rawuh angestreni saha paring donga pangestu dhateng sang pengantin kekalih.

Wusana kawula sagotrah ngaturaken agunging panuwun saha nyuwun paringing pangaksami bilih wonten kekurangan lan kalepatan kula nuwun pangapunten.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Keluarga                                   Keluarga
Bapak Widodo                               Bapak Jeremy
Ibu Untari                                 Ibu Pettie

-----------------------------------------------------------------------------------------------------




Dan kelucuan makin membuat saya terpingkal adalah selipan sebuah tiket pesawat disetiap undangan.

‘ satu doang nih yang diberi tiket…? Tanya saya

‘ iyalaah… mahal e ke Toronto…’ Galo meringis

Saya manggut manggut dengan senyum simpul.

‘ ya ya ya…. Masih lama khan ya Gal… 2022…’

‘ iya… aku mau kuliah dulu trus kerja ..  became a millioner and take you on vacations of your dreams..’ ucap Galo sambil memeluk saya

‘aamiin… ‘ jawab saya sambil mengucek rambut Galo yang panjang terurai.

Saya mengembalikan ‘serat ulem’ buatan Galo.


Tugas pelajaran Bahasa Jawa sekolah Galo seru yaa…. hehehehe