Thursday, December 12, 2013

Venetiƫ van Java.

Jalan-jalan lagi ke Semarang J …..  kembali mengunjungi tempat-tempat yang beberapa waktu lalu pernah saya kunjungi. Kebetulan weekend dan bertepatan dengan hari ulang tahun saya, maka saya ajak anak-anak  dan keluarga jalan-jalan lagi ke Semarang.
Semarang merupakan satu kota yang memiliki keunikan yang jarang ditemui di kota – kota lain, karena terdapat dataran rendah yg suhunya relatif panas yang biasa disebut Semarang Bawah, & daerah perbukitan dengan suhu relatif dingin yg biasa disebut Semarang Atas.

Tema jalan-jalan saya kali ini adalah wisata religi. Saya ingin mengunjungi MASJID AGUNG JAWA TENGAH.


Maka pagi itu tujuan pertama adalah sebuah masjid  megah yang terletak di jalan Gajah Raya, Kelurahan Sambirejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang Jawa Tengah.
Masjid  dengan luas lahan mencapai 10 Hektar dan luas bangunan induk untuk shalat 7.669 meter persegi tersebut bergaya arsitektur perpaduan antara Jawa, Jawa Tengah dan Yunani.

Masjid Agung Jawa Tengah Semarang ini dibangun pada hari Jumat, 6 September 2002 yang ditandai dengan pemasangan tiang pancang perdana yang dilakukan Menteri Agama RI, Prof. Dr. H. Said Agil Husen al-Munawar, KH. MA Sahal Mahfudz dan Gubernur Jawa Tengah, H. Mardiyanto, akhirnya Masjid Agung Jawa Tengah Ini diresmikan oleh Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 14 November 2006.


Meskipun baru diresmikan pada tanggal 14 Nopember 2006, namun masjid ini telah difungsikan untuk ibadah jauh sebelum tanggal tersebut. Masjid megah ini telah digunakan ibadah shalat jum’at untuk pertama kalinya pada tanggal 19 Maret 2004 dengan Khatib Drs. H. M. Chabib Thoha, MA, Kakanwil Depag Jawa Tengah.



Di kompleks Masjid Agung Jawa Tengah Semarang ini terdapat Museum Perkembangan Islam Jawa Tengah di Tower Asmaul Husna Lantai 2 dan 3, Hotel Graha Agung di sisi Utara dan resto yang memiliki view terbaik di Kota Semarang ini di Tower Asmaul Husna Lantai 18.


Destinasi berikut adalah  KLENTENG AGUNG SAM POO KONG


Kedatangan saya di klenteng ini adl untuk yang kedua kalinya, saya gak bosan datang mengunjungi patung Laksamana Cheng Ho, tempatnya adem, luas dan eye catching dgn warna merah menyalanya. 




Selain itu tempat ini  tidak hanya sebagai tempat beribadah dan berziarah, Klenteng Agung Sam Poo Kong juga menjadi tempat yang tepat untuk napak tilas jejak kedatangan Laksamana Cheng Ho. Dan kalau mau ‘katanya’  bisa juga meramal nasib dengan bantuan biokong.

Klenteng Agung Sam Poo Kong atau yang juga dikenal dengan nama Gedung Batu merupakan tempat peribadatan umat Tri Darma terbesar di Semarang. Keberadaan klenteng ini tak bisa dipisahkan dari kisah pelayaran kolosal admiral Cina muslim bernama Laksmana Cheng Ho. Berbeda dengan Bangsa Eropa yang membawa misi 3G (Gold, Glory, Gospel) dalam tiap pelayarannya, misi yang diemban oleh Laksmana Cheng Ho hanyalah misi damai dan berdiplomasi dengan kerajaan-kerajaan yang dikunjunginya.


Selain sebagai tempat peribadatan, saat ini Klenteng Sam Poo Kong juga menjadi salah satu wisata religi yang diunggulkan di Semarang. Kompleks Klenteng Agung Sam Poo Kong terbagi menjadi dua bagian, yaitu plaza utama dan bangunan klenteng. Pengunjung yang tidak memiliki kepentingan hanya boleh masuk ke plaza utama, tempat di mana berdiri patung Laksmana Cheng Ho setinggi 10,7 m. Patung berbahan dasar perunggu yang dibuat di Cina ini merupakan patung tertinggi di Asia Tenggara. 



Di sebelah selatan terdapat gerbang raksasa berwarna merah menyala yang membuat kita serasa berada di Negeri Cina. Di balik pagar besi terdapat bangunan klenteng yang hanya boleh dimasuki oleh pengunjung yang hendak berdoa atau ingin membaca peruntungan yang dikenal dengan istilah ciamsi.



Berhubung saya tidak datang untuk berdoa apalagi diramal cukuplah duduk-duduk sambil melihat komplek Plaza Utama dengan dominasi warna merah dan bau dupa.


Ke Semarang gak lengkap kalau tidak ke LAWANG SEWU. Maka destinasi lanjutannya adalah sebuah bangunan megah dan memiliki cerita seram yang terletak di Bundaran Tugu Muda jalan Pemuda Semarang.


Ditawari untuk ke Lawang Sewu malam hari, …. “hah… apa maksudnya..??” saya mendelik. Yang nawari cuman cengengesan gak jelas..
“ khan belum pernah ke Lawang Sewu malam hari..?”

“Hellloooo…. “!!!!
“ iihhh… tempat itu khan seram… bahkan cerita sejarah dibalik gedung itu khan penuh dengan kisah horor..  hiks.. coba goggling keyword ‘lawang sewu’ yang ada semua cerita tentang keangkerannya..” ucap saya gusar.

“halahhh bilang saja takut..”

“yailah..sudah tau takut masih nawarin…” ucap saya sebel. Jujur saya takut, siang aja terasa seram apalagi malam.

Tetapi…..  Lawang Sewu tetaplah tempat yang akan selalu saya datangi tiap ke Semarang,  walaupun saya juga tidak lama-lama berada di gedung yang awalnya adalah kantor administrasi Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS, perusahaan jawatan kereta api swasta pada jaman Belanda.
Cukup satu kali putaran jalan dari pintu masuk dan keluar dari arah samping menuju monument kereta api.. that’s it… cukup, ditambah beberapa jepretan foto .




Sebenarnya ketenaran Lawang Sewu bukan karena sejarahnya melainkan cerita mistik yang tersimpan rapat di dalam gedung. Sejarah kengeriannya mulai terukir ketika berlangsung Pertempuran Lima Hari di Semarang (14 Oktober – 19 Oktober 1945). Gedung ini menjadi saksi bisu pertempuran antara pemuda Angkatan Muda Kereta Api melawan Kempetai dan Kidobutai Jepang. Lawang Sewu menjadi ladang penyiksaan dan pembantaian (killing field) pemuda-pemuda kereta api oleh Jepang di dalam gedung Lawang Sewu tersebut. Yang konon korbannya mencapai ribuan. Dilantai bawah tanah terdapat penjara jongkok yang dahulu digunakan untuk memenjarakan para pemuda kereta api yang tertangkap sebelum dibunuh. Dan mayatnya dibuang di sungai kecil disamping bangunan Lawang Sewu. Sungguh sebuah bentuk kebiadaban tentara Jepang yang memperlakukan para tahanan dengan tidak manusiawi. Mereka hanya bisa berjongkok.
Lawang Sewu menjadi icon mistik di Jawa Tengah. Dari kisah pertempuran yang menyisakan kepedihan itulah, Lawang Sewu dikenal sebagai tempat kawasan wisata hantu. Lawang Sewu menjadi daya tarik wisata selain arsitektur bangunannya yang indah, juga karena cerita penampakannya. Masyarakat meyakini arwah para korban pembantaian itu masih menghuni Lawang Sewu dan bergentayangan sampai sekarang. Misteri penampakan hantu Belanda dan Jepang serta jeritan noni-noni Belanda di waktu malam menjadi cerita yang menyeramkan.





Jadi kalau saya tidak berani datang ke Lawang Sewu malam hari, sepertinya masih wajar… hehehehe.


Tujuan saya selanjutnya adalah Vihara Buddhagaya Watugong terletak sekitar 30 menit dari kota Semarang menuju kota Ungaran,lokasi ini saya datangi sekalian menuju arah pulang ke Jogjakarta.

Vihara ini memiliki banyak bangunan dan berada di area yang luas. Salah satu bangunan yang paling menarik perhatian mata di vihara ini adalah Pagoda Avalokitesvara (Metta Karuna artinya Kasih Sayang).



Vihara Buddhagaya adalah Vihara pertama pada penyebaran agama Budha di Pulau Jawa, setelah kejatuhan Kerajaan Majapahit. Ajaran Budha ini dibawa oleh Bhikkhu Narada Mahathera yang berasal Srilangka.


Bhikkhu Narada Mahathera datang ke Indonesia membawa dua pohon Bodhi. Keduanya ditanam di kawasan Borobudur, kemudian pada tahun 1955, salah satunya dibawa ke Semarang dan ditanam di Vihara Buddhagaya.



Pagoda Avalokitesvara merupakan Pagoda Tertinggi di Indonesia dengan ketinggian mencapai 45 meter dengan 7 tingkat yang melambangkan, Dengan bentuk segi delapan dimana pada bagian dalam Pagoda terdapat patung Dewi Kwan Im (Dewi Welas Asih) berukuran besar dan patung Dewi Kwan Im berukuran kecil yang berada ditingkat 2 – 6 yang menghadap 4 penjuru mata angin dengan harapan sang Dewi Kwan Im memancarkan welas asih keseluruh penjuru mata angin.


Salah satu peninggalan di Vihara Buddhagaya ialah patung Buddha tidur di bawah pohon Sala. Sejarah mencatat bahwa Sang Buddha dilahirkan di bawah pohon Sala, dan begitu pun saat Buddha meninggalnya, Buddha menghembuskan nafas terakhir di antara dua pohon Sala. Pohon ini harum bunganya menyebar saat berada di dekatnya.  Selain itu, dikenal juga dari buahnya yang jatuh ke tanah dan terbelah akan mengeluarkan bau tak sedap.



Tuesday, December 10, 2013

A wonderful happy

Bertambah umur  tapi juga berkurang jatah hidup di dunia, smoga sisa umur bisa bermanfaat dan barokah untuk diri sendiri dan keluarga serta orang-orang sekitar.
Sebaris kalimat diatas yang terus terngiang dan menjadi  doa saya dihari ulang tahun saya 1 Des, kemarin. Banyak doa dan harapan yang mereka kirimkan untuk saya, juga doa dan harapan saya.. kabulkan doa-doa itu ya Allah..


Rasanya kebahagian banyak datang beberapa hari ini, puncaknya adalah ketika teman-teman kantor dan asisten mahasiswa  mengagetkan saya in the middle of meeting dengan rame-rame berdiri dibelakang saya sambil bawa kue ulang tahun dengan lilin menyala dan lagu happy birthday… duuuhh terharu..
Beberapa jam sebelumnya, sebenarnya  saya sudah mulai ‘dikerjain’ teman-teman kantor… Tapi sungguh siapa yang mengira itu adalah bagian dari scenario membikin saya ‘bete dan njaprut’ dikantor seharian.  Dari pagi beberapa kali computer saya menampilkan tulisan warning klu ada yg mencoba ‘menyusup’ masuk ke jaringan saya, otomatis saya lapor ke bagian divisi system informasi dan melaporkan kejadian itu,  tapi….. ahaaayyy…. Mereka ber-4, teman-teman yg semuanya laki-laki itu sok banget cuek dan seakan gak peduli dgn complain saya.
Jelang siang kejadian berulang itu makin membuat saya jengkel, saat saya untuk yang keberapa kalinya mendatangi ruangan mereka eeehhhh malah pintu dah digembok…!!! Gggrrrrr
Belum selesai urusan computer tiba-tiba boss memanggil utk meeting mendadak… waahh tidak biasanya, pake bahasa segera datang ke ruang meeting segala… wah saya segera menyambar berkas project yang sedang sibuk kami siapkan beberapa minggu ke depan.
Dan benar saja, saya saya sdh ditunggu utk mendapatkan beberapa arahan dan perubahan rencana perihal project yang sedang kami garap.
Tiba-tiba dari belakang para mahasiswa yang sebagian adalah asisten-asisten menyanyikan lagu Happy Birthday dan ketika saya balik badan, Olivi asisten office saya tengah memegang kue tart dengan lilin menyala dihadapan saya.
Duuuhhh terharu luar biasa.. ini adalah kali kedua saya mendapatkan surprise di hari ulang tahun saya, tahun lalu Rindah yang saat itu menjadi asisten saya juga memberikan kejutan yang sama.


Sudut mata saya basah titik airmata yg sekuat hati saya tahan untuk tidak mengalir, rasa haru dan perhatian mereka sungguh membuat saya tak mampu berkata-kata.

“ ayooo mbak, tiup lilinnya…make a wish….” Seruan-seruan terdengar .

Saya tersenyum, dan sejenak memejamkan mata.. berterima kasih padaNya dan mengucap sebaris doa sebelum meniup lilin yang menyala.

Kebahagiaan saya makin lengkap ketika Hury teman kantor saya mendokumentasikan moment bahagia tersebut dgn video dan mengunggahnya di wall FB saya.
Terima kasih mas Hury, mas Iksan, mas Wafa dan mas Munawar.




Surprise lainnya diberikan Gallo dan Nadjwa, pagi-pagi mereka membangunkan saya dengan sepotong kue tart, rangkaian bunga mawar dan juga lilin yang harus saya tiup, ya Allah.. 
Kembali keharuan melingkupi saya, terima kasih anak-anakku.. sungguh manis apa yang kalian berikan untuk mommy.



Terima kasih untuk kebahagiaan-kebahagiaan ini, semoga sisa umur yang saya punya sungguh bisa bermanfaat dan bisa membahagiakan orang-orang yang selalu menyayangi saya. Aamiin.

Monday, December 2, 2013

Gallo Birthday Gift

Akhir November 2013, ada Even konser music Jazz di Jogja CASIOPEA yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada (FEB-UGM).
Sudah sejak sebulan sebelumnya Gallo sangat pengen bisa lihat konser tersebut. Bagi anak seumur Gallo, tambahan daya tarik konser tersebut adl penyanyi yg cukup difavoritkannya yaitu Raisa dan Marcel.
Tapi sayang beberapa teman yang diajak nya nonton bareng tak juga memberi kepastian jawaban. Hingga tanggal 30 November , deadline kepastian datang, Gallo harus memutuskan nonton atau tidak.

Sehari sebelumnya saya sudah ‘bersiap’ cari tiket, dengan bantuan seorang teman di FEB UGM, selembar tiket VIP sdh bisa saya dapatkan, perkara mau diambil atau tidak tinggal ngabari tgl 30. Artinya ‘hadiah ulang tahun ke 15’ buat Gallo yang dirayakannya tgl 1 Nov 2013 kemarin sdh aman ditangan. Saya tinggal menunggu keputusan Gallo, mau berangkat sendiri ke acara atau tidak mau krn tidak ada temannya yang nonton.
Dan pagi itu Gallo dengan mantap minta saya membelikan tiket dan mau berangkat sendiri.
Saya terharu, saya memang ingin Gallo belajar mandiri, dia bisa mendapatkan apa yang diinginkan tapi tetap dengan berjuang. Meskipun seperti itu pesan moralnya tapi saya tetap memberikan secure condition buat Gallo, tiket VIP setidaknya membuat dia lebih aman dan nyaman.

Alhamdulilah semua berjalan lancar, Gallo bisa berangkat ke konser, mendapat pengalaman baru dan menyaksikan Raisa menyanyi live dihadapannya.  Tak kalah mengesankan ceritanya tentang Casiopea 3rd, grup fusion jazz legendaris kelas dunia dengan formasi  Issei Noro (gitar), Akira Jimbo (drum), Yoshihiro Naruse (bass), dan Kimiko Otaka (keyboard).
Casiopea (Kashiopea), adalah nama grup fusion-jazz Jepang yang amat terkenal di seluruh dunia pada dasawarsa 1980 dan 1990-an. Grup ini didirikan pada 1976 oleh Issei Noro (gitar), Tetsuo Sakurai (bass), dan Hidehiko Koike (keyboard). Pada 1977, Minoru Mukaiya (keyboard) dan Takashi Sasaki (drum) bergabung dengan grup ini, sedangkan Hidehiko Koike keluar.
Selain Casiopea, panitia juga mengundang grup jazz papan atas nasional, Idang Rasjidi Syndicate. Idang akan didampingi oleh saxophonist Didiek SSS dan drummer muda yang tengah naik daun, Echa Soemantri, putra musisi senior Willy Soemantri.










Berikut sebagian kecil hasil jepretan Gallo, disela menikmati music Jazz.  Selamat Ulang Tahun anakku, satu lagi mimpimu terwujud. Semoga Allah memudahkan jalan orang tuamu ini untuk selalu mewujudkan mimpi-mimpi besarmu yang lain, demi cita-cita dan masa depanmu yang bahagia.







Saturday, August 10, 2013

Jalan-jalan Lebaran

Pengennya kalau libur panjang gini diisi dengan piknik ke tempat wisata. Gallo sudah berulang kali ngajak jalan ke Bromo tapi saya belum siap dari segi finansial. Sabar ya kak… moga-moga sebelum akhir tahun keinginan untuk melihat sunrise di gunung berketinggian 2.392 meter dpl  yang terletak 85 km dari Surabaya Jawa Timur dan berstatus  gunung berapi yang masih aktif ini bias terwujud.

Jadi, sementara liburan diisi dengan jalan megelin kaki di mall, nonton film atau makan.
Seperti hari kemarin, hari kedua lebaran, anak-anak minta jalan ke Ambarrukmo Plaza, nonton film dan makan siang ke Pizza Hut.
Mall belum begitu ramai ketika kami sampai, masih lengang walaupun semua toko sudah buka pada jam 11.00 wib.
Berhubung belum sarapan pagi, maka tujuan pertama adalah makan pagi menjelang siang ke pizza hut. Thanks God tempatnya belum penuh sesak, walaupun sdh rame.


Setelah nunggu 15 menit, akhirnya menu pilihan sudah bisa dinikmati.
Menu pilihan sensasi delight ber-4. Malas pilih menu satu-satu krn tempatnya rame dan pelayannya terlihat sangat kewalahan melayani tamu-tamu yang mulai memadati restoran. 
Saya hanya nambah hot bread strawberry puding utk makanan penutup. Menunya sudah cukup lengkap ada nasi, pizza, pasta, spagetti dan roti bawang, selain itu 4 gelas minuman soda dan lemon tea sdh tersedia.
Ditanggung bakal cukup banget energi yang dihasilkan buat muterin mall seharian...hahahaha

Setelah makan siang mulailah kakak adek ngajak jalan-jalan.
Tapi arah jalannya jelas yaitu ke Cinema studio 21.
Awalnya gak begitu tertarik buat nonton karena film-nya kebanyakan film Indonesia. Hikss.. bukan apa-apa, isinya film drama doang, lg pengen nonton film action. Tapi karena salah seorang temen Gallo sudah nonton salah satu film Indonesia yang ditawarkan, dan katanya lumayan bagus, jadilah kami beli 3 tiket nonton Moga Bunda disayang Allah.
Berikut sinopsisnya buat yang tertarik nonton dengan keluarga : 

Diadaptasi dari novel mega bestseller karya Tere Liye dengan judul yang sama.


Diangkat dari salah satu kisah nyata paling mengharukan


Karang adalah seorang pemuda yang mencintai anak-anak. Tapi semua itu berubah ketika sebuah kecelakaan kapal laut terjadi dan Karang tidak dapat menyelamatkan anak-anak yang bersamanya. Karang merasa trauma dan dihantui rasa bersalah. Ia menjauh dari anak-anak dan memutuskan hubungannya dengan Kinarsih karena merasa dirinya tidak pantas untuknya. Ia pun mengasingkan diri di sebuah pulau yang jauh dari ibu kota dan menjadi seorang pemabuk Kehidupannya berubah ketika Bunda HK, istri dari Tuan HK yang kaya raya dan dihormati di daerah itu datang memintanya untuk menjadi guru untuk Melati. Melati adalah anak perempuan mereka yang buta, tuli dan juga bisu. Melati tidak bisa berkomunikasi dengan dunia sekitarnya. Karena sering mabuk, cara mengajar Karang menjadi sangat kasar dengan meneriaki dan memperlakukan Melati dengan semena-mena sehingga membuat semuanya bingung dan takut. Tapi perlahan Karang dan Melati makin saling butuh. Apakah Karang bisa bangkit lagi? Bisakah Karang dan Kinarsih bersatu lagi? Dapatkah Karang menemukan cara agar Melati bisa berkomunikasi dengan dunia? Dan dapatkah Melati mengenal Bundanya, ayahnya dan paling penting...Allah?


Bagi saya alur ceritanya agak kurang halus dan beberapa hal malah terlihat aneh. Tapi saya suka acting Alya Rohali, bagus dan menyentuh, terutama krn saya seorang ibu yang bisa memahami perasaan sedihnya sbg ibu yg punya anak cacat. Beberapa potong adegan mampu melelehkan airmata.

Setelah selesai nonton jalan-jalan sebentar ke beberapa toko. Dapat beberapa potong blouse untuk kakak dan celana jeans untuk adek.

Hari makin sore... badan juga sudah capek... saatnya pulang setelah beli donat J.Co untuk oleh-oleh Ruben Semeru yang ditinggal sendiri di rumah.
Qiqiqiqi..pizz ya Ben...

Thursday, August 8, 2013

Nikmatnya ketupat lebaran

Dalam momen indah sesudah menjalankan ibadah puasa sebulan penuh yaitu lebaran selalu ditandai dengan sajian makanan khas yakni ketupat . Makanan dari beras yang dimasak dengan cara dimasukan kedalam klongsong (wadah) yang terbuat dari janur (daun kelapa muda) yang dianyam indah ini, wajib ada dimeja makan omahijo.


Dalam budaya jawa, kupat dipakai sebagai perlambang bahwa lebaran si pembuat kupat mengaku lepat (salah). Anyaman kupat yang rumit dan selang seling, merupakan cermin beragamnya kesalahan manusia. Saat kupat dipotong atau dibelah, tampillah nasi putih yang mencerminkan kebersihan dan kesucian hati setelah mohon ampun dari segala kesalahan.

Jadi, secara eksplisit ketupat merupakan simbol permintaan maaf. Pengakuan ini ditunjukkan dengan makan ketupat bersama handai taulan dan tetangga saat bersilaturahmi.

Tradisi ini konon kabarnya hanya muncul di Tanah Jawa Diperkirakan masuk ke jawa ketika agama Islam diterima masyarakat dan Sunan Kalijaga lah yang membudayakan .
Sekarang, sajian ketupat selalu dilengkapi dengan makanan lain seperti opor ayam, sambel goreng, dan rendang.


Seperti tahun-tahun sebelumnya, saya selalu memasak dengan porsi banyak. Karena akan banyak saudara yang datang berkunjung. Selain itu anak-anak juga sangat menyukai makan ketupat dengan opor dan sambel goreng berulang-ulang bahkan hingga 2-3 hari.

Nikmat rasanya, adem hatinya dan syahdu suasana kekeluargaan yang dirasa.

Indahnya suasana lebaran.

Wednesday, August 7, 2013

Breakfasting 2013

Satu bulan menjalankan ibadah puasa, rasanya waktu berjalan begitu cepat.
Puasa identik dengan sahur dan buka puasa. Saat-saat mempersiapkan keduanya menjadi moment menyenangkan setiap harinya. Sudah beberapa bulan Ruben Semeru keponakan ikut tinggal dirumah, jadi saat-saat mempersiapkan makan sahur untuk Gallo dan Nadjwa tak terasa sepi lagi.
Ruben lebih sering tidak tidur hingga waktu subuh sehingga begitu alarm berdering tiap pukul 3 pagi saya punya teman ngobrol sambil menjerang air dan menggoreng lauk makan sahur.
Alhamdullilah Gallo dan Nadjwa mampu menunaikan ibadah puasanya dengan sangat memuaskan.Tahun ini anak-anak sehat tanpa gangguan kesehatan yang berarti.

Seperti tahun lalu menu buka puasa yang wajib ada setiap hari adalah  es buah teler spesial bikinan mommy, lauk dan sayur saya memilih untuk beli saja. Kenaikan harga bahan pangan yang diakibatkan naiknya harga bahan bakar minyak sungguh terasa imbasnya. Harga makanan melonjak jauh. Dibandingkan antara masak sendiri dan membeli sangat lebih murah dengan membeli lauk jadi.
Jadi tiap sore hari sepulang dari kantor saya langsung menuju penjual langganan sayur tak jauh dari rumah.  Aneka lauk dan sayur dijual jadi setiap harinya saya tinggal memadu padankan antara sayur dan lauk.
Buka dan sahur  menjadi kegiatan rutin yang dijadikan ‘spesial’  selama bulan ramadhan bagi seluruh umat Islam yang menunaikan ibadah wajib ini.
Kenapa jadi spesial karena setelah tidak makan dan minum selama lebih dari 12 jam dari subuh hingga maqrib, tentu makan dan minum yang disajikan dibuat lebih bagus dari hari-hari biasa. Ratusan aneka makanan pembuka dijual disetiap pinggir jalan, berjejer dgn jenis dan aneka rasa. Bahkan jenis-jenis jajanan tertentu hanya ada saat ramadhan menjadi serbuan para pembeli.
Untungnya anak-anak tidak suka makan jajanan, jadi saya tidak pernah menghidangkannya selama ramadhan, artinya budget makan lebih berkurang walaupun gantinya es buah teler yang saya buat untuk anak-anak lebih banyak aneka macam isinya.

Buka puasa bersama, rasanya tahun ini terasa lebih meriah dan semarak.
Kesempatan pertama buka bareng temen-teman kantor di Bale Ayu. Alhamdullilah sahabat-sahabat saya dikantor bisa hadir dengan keluarga masing-masing.



Kesempatan kedua, bukber dengan asisten student saya ke Bebek goreng H. Slamet.



Kesempatan ketiga tentu dengan keluarga, yang rutin setiap tahun berbarengen dengan kesempatan beli baju baru buat anak-anak ke mall.


Selain acara saya, anak-anakpun beberapa kali buka puasa dengan teman-teman sekolahnya.




Alhamdullilah puasa tahun ini diberikan rejeki yang barokah dan berkah kemudahan oleh Allah SWT.
Walaupun harga kebutuhan pangan dan sandang sangat mahal tapi alhamdullilah diberikan rejeki yang cukup. THR dari kantor baik berupa uang dan parcel silih berganti datang. Terima kasih ya Allah. 

Thursday, July 25, 2013

Pesona Pantai

Jalan-jalan lagiiii…. J kali ini ke jajaran pantai dikawasan Gunung Kidul. Sebuah kawasan di selatan Jogjakarta yang terkenal memiliki pantai-pantai nan indah dan berpasir putih.

Rencana rombongan akan bermain pasir dan makan siang ke Pantai Ngandong.
Sebuah pantai yang ‘tersembunyi’ … belum se terkenal Pantai Siung atau Indrayanti, namun  bagi saya yang sudah beberapa kali ke pantai di GK , pantai Ngandong cukup lebih mempesona dari pantai-pantai tersebut.
Pantai Ngandong terletak di Desa Sidoarjo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, atau di sebelah barat dari Pantai Sundak. Perjalanan dari Kota Yogyakarta memakan waktu sekitar 3 jam untuk tiba di sana.

Berhubung perjalanan dengan menggunakan 3 mobil dari Jogja dengan membawa rombongan mahasiswa dan keluarga adl perjalanan santai-santai saja.. Joz salah satu mahasiswa mengusulkan untuk mampir dulu ke pantai Pok Tunggal.

Hmmmm… cukup sering saya mendengar nama pantai yang katanya juga indah tersebut. Akhirnya semua setuju untuk mampir dulu ke pantai Pok Tunggal.
Perjalanan ke Pantai Pok Tunggal memang tak terduga. Awalnya disuguhi jalan yang sulit, jalan berbatu dan sempit dan semua perjalanan yang rada ekstrim itu  berujung pada pemandangan pantai dan sungguh indah dan memikat hati.

Sebatang pohon Duras tumbuh rindang di bibir pantai dan menjadi ikon pantai ini. Pohon yang konon sulit tumbuh ini sangat dijaga keberadaannya oleh penduduk setempat, jadi jangan heran bila ada teguran jika memanjat pohon tersebut.

Namun pesona yang sesungguhnya dari Pok Tunggal adalah barisan tebing karang yang berdiri gagah bagaikan benteng yang melindungi pantai ini dari dunia luar. Tebing-tebing yang tegak lurus seperti dinding karang setinggi 50-an meter ini sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai arena olahraga panjat tebing.


Rasanya sudah pengen berbasah ria begitu kaki menginjak pasir lembut dan berwarna putih bersih, tapi berhubung rencana awal hanya mampir dan tujuan utama ke pantai Ngandong maka hanya jalan-jalan sejenak menikmati pemandangan nan mempesona itu.

‘ aduhhh dah kepingin nyebur nich mbaaakkkkk…..’ teriak Dandy

‘ ya udah nyebur. ntar kita ke Ngandong naik mobil , kamu berenang ke barat sono yaaa…’ timpal Gigin.

Astrid, Nur, Reny dan Saya tertawa geli melihat Dandy yang bertubuh tambun digeret-geret ke pinggir pantai untuk diceburin.
Galo dan Nadjwa yang saya ajak segera berlarian dengan riang, ombak pantai beberapa kali menerpa membahasi kaki-kaki mereka .

Belum puas rasanya berada di Pok Tunggal tapi waktu membatasi sehingga rombongan harus lanjut ke Pantai Ngandong. Apalagi anak-anak sudah pengen segera nyebur ke pantai .

Meski tidak luas, Pantai Ngandong akan sangat memanjakan . Ini adalah kali kedua kunjungan saya. Pantai ini relatif sepi dari wisatawan, sangat cocok untuk bersantai  sampai puas sambil ditemani alunan deru ombak.


Pantai Ngandong juga menjadi tempat tinggal oleh nelayan-nelayan setempat. Warung dan penginapan yang terletak di dekat pantainya mulai dikembangkan. 


Salah satunya adalah warung milih salah satu penduduk yang telah saya hubungi untuk menyiapkan makan siang rombongan kami. Makan siang dibibir pantai, menikmati segelas es kelapa muda dengan deburan ombak disela-sela kaki.. hhmmm sebuah kenikmatan yang sangat layak disyukuri.

Anak-anak segera saja menghambur ke pantai.


Gurauan dan candaan Dika, Joz, Yuko, Astrid, Nur, Reny, Dendy dan Gigin memecah kesunyian pantai. Terdengar tawa dan jeritan-jeritan acap ombak datang menghambur.







Satu hari yang sarat tawa dan kenangan manis