Wednesday, February 18, 2015

M O N A S

Saya ditertawakan rekan-rekan kantor karena punya keinginan datang dan foto foto di Monas tiap kali piknik atau acara kantor ke Jakarta. Satu, dikarenakan tidak ada agenda mengunjungi monas dan kedua ‘ buat apa kesanaaaa…?’ seru mereka.

Iiiiihhhh…. Saya atau mereka yang aneh yaa..?

Lah apa mereka gak tahu kalau monumen Nasional yang lebih dikenal dengan sebutan Monas atau Tugu Monas adalah salah-satu monumen kebanggaan bangsa Indonesia, khususnya bagi warga Ibukota Jakarta dan sekitarnya.. hehehehe.

Sejarah singkat
Monas mulai dibangun pada bulan Agustus 1959. Keseluruhan bangunan Monas dirancang oleh para arsitek Indonesia yaitu Soedarsono, Frederich Silaban dan Ir. Rooseno. Pada tanggal 17 Agustus 1961, Monas diresmikan oleh Presiden Soekarno. Dan mulai dibuka untuk umum sejak tanggal 12 Juli 1975.
Monumen ini didirikan dengan tujuan sebagai monumen peringatan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia didalam melawan penjajahan Belanda pada masa revolusi kemerdekaan tahun 1945. Monas sbg sumber inspirasi serta semangat patriotisme bagi generasi yang ada sekarang dan yang akan datang.

Hal-hal yang memaknai yang tersebut diatas dapat ditemui melalui 3 (tiga) tempat yang menjadi simbol bangsa yaitu didalam Monas terdapat museum yang menceritakan napak tilas sejarah Indonesia, ruang kemerdekaan yang merupakan tempat dikumandangkan proklamasi oleh Presiden Soekarno dan pelataran cawan atau ruang yang memiliki arti dan lambang proklamasi.


Bentuk Monas
Ada yang mengatakan bahwa bentuknya menyerupai obor raksasa, Tombak besar dan bahkan ada yang mengatakan bentuknya menyerupai Mercusuar. Yang benar adalah sebuah alu dan lumbung yang mengartikan simbol kesuburan dan kemakamuran. Sebuah falsafah “Lingga dan Yoni” yang menyerupai “Alu”sebagai “Lingga” dan bentuk wadah (cawan-red) berupa ruangan menyerupai “Lumpang” sebagai “Yoni”. Alu dan Lumpang adalah dua alat penting yang dimiliki setiap keluarga di Indonesia khususnya rakyat pedesaan. Simbol laki-laki dan perempuan.


Lah kalau begitu dimana bentuk bangunan yang mengartikan “mengenang perjuangan bangsa indonesia melawan penjajah..?” heheheh… dibuat bingung ya oleh bentuknya. Bukankah alu dan lumbung justru menyimbolkan bahwa bangsa indonesia adalah negara yang hanya memikirkan perut ?.


Fungsi Monumen Nasional sebagai bangunan sakral bangsa ini telah berubah fungsi menjadi tempat untuk masyarakat berolah raga, tempat berekreasi di akhir pekan , bahkan menjadi tempat pertunjukan pentas musik akbar di akhir tahun. Lalu dimana nilai sakral Monas sebagai tempat mengenang dan melestarikan perjuangan bangsa ?.


Jelas berdirinya Monas menjadi daya tarik tersendiri bagi keberadaan banyak gedung megah di sekitar taman monas yang juga menjadi pendongkrak perekonomian bangsa serta berkembangnya kehidupan kota menjadi megepolitan.

Apakah itu yang menjadi fungsi keberadaan Monas sebagai Monumen bangsa….?



Yang pasti..akhirnya saya bisa datang ke Monas dan take foto, walaupun di pelataran saja… terwujud sudah keinginan bertahun-tahun ini.hehehehe. menyaksikan dari dekat bangunan megah icon Jakarta yang menjulang tinggi ke angkasa. Puncak Monas yang ditimpa sinar matahari berkilau dengan 38 kg emasnya, 28 kg di antaranya adalah sumbangan dari Teuku Markam , salah seorang saudagar Aceh yang pernah menjadi orang terkaya Indonesia. 

100 second challenge y2c Ilia Raiskha Galo




Oktober 2014 lalu, Galo ikut audisi tantangan 100 detik Y2C di sekolahnya. Salah satu hobby Galo memetik dawai gitar dan bernyanyi tersalurkan melalui acara penyaluran bakat siswa-siswa SMA se Jogjakarta yang diselenggarakan oleh Yamaha Youth Community (Y2C) Indonesia .

Tuesday, February 17, 2015

Home

Pembangunan rumah cempaka dimulai pertengahan tahun 2013 lalu. Saya memutuskan untuk menjual rumah di Mino sejak berpisah dengan Wie tahun 2011. Setelah melalui proses  tawar menawar beberapa calon ,akhirnya saya mendapatkan pembeli yang sangat serius menyukai rumah Mino, tak membutuhkan waktu lama akhirnya kepemilikan rumah sudah berpindah tangan.

Banyak perubahan yang harus saya lakukan dalam hidup saya dan anak-anak. Keputusan untuk menjual rumah salah satunya, bukanlah keputusan mudah.
Bisa membuat rumah dan memiliki rumah dengan bangunan yg indah dan tanah yang luas adalah prestasi baik saya dan Wie. Lantas kemudian melepaskannya dengan sejuta kenangan didalamnya adalah kesedihan yang luar biasa bagi kami, terutama anak-anak.

Mereka lahir dan tumbuh besar bersama Omah Ijo .

Tapi semua kesedihan dan keterpurukan harus cepat dihilangkan. Saya tidak mau larut dalam linangan air mata. Dikelilingi oleh orang-orang terdekat yang selalu mengasihi dan memberi saya support untuk bangkit membuat saya tetap mampu berdiri, menegakkan kepala dan melangkah ke depan.

Keputusan membangun kembali rumah Cempaka, yaitu rumah bapak dan ibu adalah keputusan seluruh keluarga, orang tua dan ketiga anaknya yaitu saya dan adik-adik. Pertimbangannya adalah saya ingin memberikan tempat tinggal yang lebih bagus untuk mereka, selain itu saya ingin pulang sambil membawa anak-anak untuk tinggal dengan orang tua. Selama saya menjalani proses sendiri, bapak dan ibu ikut montang manting merawat anak-anak dan rumah saya. Saya membutuhkan bantuan mereka. Maka alangkah lebih mudah bila saya tinggal satu rumah.

Selama rumah dibangun saya tidak banyak terlibat karena pekerjaan saya borongkan. Saya hanya menengok seminggu sekali untuk melihat tahap pengerjaan rumah sesuai dengan waktu yang ditentukan. Prosentase pengerjaan menentukan termin permbayaran.

Saya baru banyak terlibat ketika memasuki tahap finishing, pasang keramik, pasang lampu-lampu, pernak pernik kamar mandi dan pilihan cat untuk interior dan eksterior.







Proses pembangunan rumah saya targetkan maksimal 8 bulan. Dan Alhamdullilah rumah selesai tepat waktu, bahkan awal bulan Februari 2014 saya dan keluarga sudah bisa pindah walaupun belum selesai 100 %, pagar dan warung kelontong untuk ibu berjualan masih tahap dirampungkan.

Sekarang setelah memasuki satu tahun tinggal dirumah baru, sedikit demi sedikit kehidupan mulai tertata kembali, anak-anak sudah nyaman menempati rumah baru walapun tidak seluas Omah Ijo, area putar-putar Nadjwa dengan vboardnya jadi lebih terbatas , selain itu saya juga tidak bisa lagi badminton didalam rumah dengan Hun. Hehehehe..
Hun, laki-laki baik dan penuh tanggung jawab yang saya kenal setelah saya berstatus sendiri. Hampir 3 tahun saya mengenalnya, dia yang terus mendampingi saya saat berada dalam keterpurukan. Cinta dan kesabarannya terus menguatkan saya untuk kembali bangkit dari permasalahan rumah tangga saya terdahulu.

Kembali tentang rumah, saya dan anak-anak menempati lantai 2, terwujud juga keinginan anak-anak untuk punya rumah tingkat. Bapak ibu dan Ruben keponakan saya menempati lantai dasar.


Lebaran tahun lalu 2014, adalah lebaran yang lebih ramai dari tahun-tahun sebelumnya, banyak saudara datang untuk bersilaturahmi dan sekaligus melihat rumah baru bapak dan ibu. Senang sekali rasanya berkumpul dengan banyak saudara, terlebih ketika mereka memuji… rumahnya enak… adeeemmmm….. J where we love is home - home that our feet may leave, but not our hearts

Thursday, February 12, 2015

I wish you all the best

Tak ada hingar bingar pesta di hari ulang tahun Nadjwa yang ke 12. Si bungsu hanya minta untuk ditraktir makan bersama 4 sahabatnya.
Maka sore itu sepulang dari kerja saya memboyong mereka berlima menuju Jogja City Mall (JCM) di kawasan jalan Magelang. Kakak dan Dika naik motor mengikuti karena mobil mungil hanya memuat Nadjwa dan teman-temannya, itupun harus berdempet2 dibelakang… untungnya teman2 Nadjwa kurus kurus…hehehehehe

Anya - Alysa - Tasya - Nadjwa - Putri 

Nadjwa ingin mengajak Anya, Alysa, Putri dan Tasya makan bakso dan mie ayam di Bakso Lapangan Tembak Senanyan dan menutup hidangan dengan Ice Roll di Ice Manias. Sepertinya anak-anak memang sedang sangat menyukai ice roll yang dimasak langsung didepan mereka sesuai dengan pilihan sendiri, dari rasa ice cream, toping dan vla, mereka bebas memilih dan memadu padan.

Ketika menaiki tangga berjalan dari parking basement tiba-tiba Anya berbisik disamping saya… “ tante, Nadjwa kelihatannya sakit, dari tadi siang lebih banyak diam dan katanya badannya panas…”.

Oohh… Saya terkejut dan segera menghampiri Nadjwa yang berjalan didepan ketika sampai diujung tangga . Saya raih bahunya “ Nadjwa sakit po..? kata Anya panas..”. Nadjwa tersenyum dan mengangguk lemah… “ agak pusing dikit mom… tapi nggak apa-apa” jawabnya.
Saya memeluknya dari samping.. “ ayooo kita bikin Nadjwa sehaaattt…. Makan yang banyak “ ucap saya memberi semangat. Teman-teman Nadjwa juga ikut memeluk Nadjwa dari belakang.

Nadjwa tertawa terkekeh dan tersipu.

Let’s gooooo……. Seru Alysa dengan suaranya yg melengking ceria.

Sambil kembali berjalan , sebelum masuk ke resto, kami mampir dulu ke Bread Talk untuk beli kue ulang tahun.  Nadjwa memilih tart berbentuk segi panjang dengan cream dan lapis buah.

Tiba di resto kami memilih meja yang ada pohon… hehehehe…
Resto Bakso Lapangan Tembak di JCM memang ditata dengan apik, suasananya cukup cozy walaupun menu yang ditawarkan sederhana, bakso dan mie.

Anak-anak lantas memilih menu , saya lantas bersiap mengambil beberapa foto. Dan tentunya tiup lilin kue ultah. Sangat sederhana ya dik… tapi kesederhaan ini tak mengurangi keceriaan anak-anak merayakan hari lahir Nadjwa yang ke 12. Bahkan Nadjwa juga tidak menyinggung sedikitpun ketidak hadiran bapaknya. Saya sendiri juga tidak tahu kenapa  bapaknya lupa datang dihari lahir anaknya , setelah kami memutuskan untuk berpisah memang komunikasi jadi tidak lancar, … tapi saya berharap semoga hanya ketidak hadiran fisiknya saja tetapi hati dan doanya selalu ada untuk anak-anaknya.





Setelah makan langkah kami berlanjut menuju lantai 3 gedung JCM, ke Ice Manias. Anak-anak memang sangat antusias dengan yang namanya es…hehehehe





Alhamdullilah acara di hari bahagia Nadjwa berjalan lancar. Nadjwa terlihat cukup bahagia dengan kondisi badan yang agak tidak sehat.
Sambil menatap wajah Nadjwa yang tengah menikmati ice roll coklat dengan toping oreo, dalam hati terselip doa untukmu anakku..



Ya Allah..
Anugerahkan kepadaku kelangsungan hidup anak-anakku, panjangkan usianya, sehatkan badannya, akhlaknya, agamanya, sejahterakan jiwa dan raganya, alirkan rezekinya melalui tanganku, anugerahkan kepadanya kecerdasan akal dan kebeningan hati.
Bantulah aku, mendidiknya, berbuat baik kepadanya dari sisiMu. Jadikan anakku, mendekatiku, menyayangiku, mencintaiku dan keluargaku

Jadikan anak-anakku, orang yang baik dan taqwa, yang punya pandangan dan pendengaran yang taat kepadaMu, yang mencintai dan setia kepada kekasihMu, Muhammad.

Berikan semua itu dengan petunjuk dan rahmatMu, berikan kepada kami apa yang terbaik di dunia dan akhirat. Aamiin.


Wednesday, February 11, 2015

ICT di Vredeburg Fortress

Cukup bangga juga ketika Nadjwa dan Intan masuk dalam kelompok 20 besar Lomba Kreativitas Siswa yang diadakan oleh Balai Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (BTKP) dalam rangka  ICT CAMP AND EDU FAIR 2014 , Agustus 2014 lalu.

Dengan wajah berseri Nadjwa memperlihatkan pengumuman yg di sounding oleh sekolahnya melalui link di facebook : “ Finalis Lomba Kreativitas Siswa, dimohon untuk datang ke Benteng Vredeburg Yogyakarta pada hari Selasa, tanggal 19 Agustus 2014, pukul 08.00 s.d. 18.00, untuk mengikuti Babak Final Lomba Kreativitas Siswa. Khusus untuk finalis Lomba Kreativitas Siswa jenjang SD, SMP, SMA dan SMK, kami wajibkan untuk membawa laptop, modem, kamera, dan apabila memungkinkan handycam, untuk melakukan kegiatan observasi di sekitar Benteng Vredeburg dengan tema baru yang telah ditentukan oleh Panitia pada saat hari H pelaksanaan lomba.

Persiapan selanjutnya yang dilakukan Nadjwa dan Intan adalah membuat presentasi, saya hanya kebagian sibuk antar jemput dari sekolah atau rumah Intan, keduanya terlihat cukup baik mempersiapkan kebutuhan lomba final.


Walapaun keduanya tak mendapatkan juara tapi saya sangat senang melihat perkembangan akademis Nadjwa yang sangat signifikan. Dia mulai tumbuh menjadi anak yang komunikatif dan ‘mau tampil’. Terkadang terselip rasa gemas melihat anak-anak yang sangat banyak dianugerahi potensi dan bakat tapi mereka seakan ‘malas’ mengeksplorasi diri. Mereka mulai enggan mengikuti lomba-lomba. Saya terkadang menyindir dengan kata-kata… ‘wah.. gak ada tambahan piala nich tahun ini….’ Tapi dengan tangkas keduanya menjawab.. ‘almari mommy sudah penuh piala tuuhh…gak cukup lagi…hehehehe’

Siang itu saya ke Benteng Vredeberg dengan tujuan melihat Nadjwa dan Intan presentasi. Walaupun hanya kebagian secuil adegan ketika mereka berbicara didepan juri tapi saya senang bisa mendampinginya saat lomba.
Usai presentasi anak-anak mengajak keliling lokasi benteng. Menarik juga acara lomba diadakan di museum, mengajak anak untuk mengenal sejarah sekaligus berwisata.



Saya sendiri baru sekali ini masuk Vredeburg, maka cukup antusias ketika nadjwa minta diantar mengitari benteng.

Sedikit sejarah tentang benteng vredeburg :
At first, the name of Vredeburg Fortress is Rustenberg Fortress. Rustenberg means resting place. At 1765 - 1788, this building was completed by Sri Sultan Hamengku Buwono I permission and the name has changed become Vredeburg. It means the reconcilement fortress. At 1760 - 1830, Vredeburg was changed function to fortification fortress. At 1830 - 1945, Vredeburg Fortress was used to the Holland and Japanese camp militaries. After 1977, the fortress was resigned by the government. Daoed Yoesoep as the Education and Culture Ministry by the permission Sri Sultan Hamengku Buwono IX as the owner of the palace, Vredeburg Fortress as the center of information and development of National Culture at August 09th, 1980.
The building shape is a square, like a big turtle. In four corners of fortress, you can find seloka which are function as the controlling room. The internal building was adapted with the new function as the museum. Vredeburg Fortress has many buildings collection. The collections are jagang or the ditches / gutters; bridges; walls or beteng in Javanese; gates; and the middle part of the building like a hall or barn which is function as soldiers shed.
The museum also has realia collections, which are real, not imitation. Realia collections have direct role in a historical moment, a development of history, science and technology development and the development of culture. The example of realia collections are households, clothes, kitchen equipments, weapons, manuscripts, etc. Except the realia collections, this museum also has the photo collections, miniatures, replicas, the paintings, and the many visualization and miniramas. Miniramas is the description of history moment with three dimensions display. Now, Vredeburg Fortress Museum has totally 55 miniramas which are seted up on four rooms.(taken from MUSEUM BENTENG VREDEBURG, Exploring the Secret of Vredeburg Fortress, jogjatrip.com)





Selain sebagai museum, benteng vredeburg juga sering dipakai sebagai lokasi pentas seni, perlombaan dan pameran. Didalam benteng juga terdapat café, "Indische Koffie" cafe dan resto yang bernuansa Indo-Holand , ya semacam konsep "culinary and history tours".. hmm menarik juga yaa… next time kita coba yaaa… Saat sekarang nunut photo ajahh..hehehe

Friday, February 6, 2015

Galo Graduation

Salah satu kebahagian terbesar saya adalah menyaksikan anak-anak lulus dari sekolah mereka dengan prestasi yang baik. Keharuan menyeruak ketika melihat Galo lulus sekolah menengah pertama di SMPI Al Azhar 26 setahun lalu. 3 tahun menuntut ilmu dijenjang SMP dan akhirnya lulus dengan nilai yang cukup memuaskan.

Ilia Galo Graduation

Galo terlihat cantik dengan kebaya putih dan berjilbab. Bahkan saya awalnya tidak mengenali ketika dia berjalan paling depan ketika memasuki gedung wisuda. Saya membatin siapa sih yang cantik dan tinggi banget jalan paling depan…, saya lantas  tanya ke Nadjwa kakaknya yang mana… ehh di jawab itu lho mom yang paling depan berdiri paling kanan….

Hihihihihi…ternyata yang saya batin tadi adalah Galo.

Kenapa saya sampai tidak mengenali Galo..??? jawabannya karena Galo dandan untuk dress dan make up dirumah temannya Ajeng. Anak-anak memesan perias yang datang ke rumah, dikarenakan minimal merias 2 orang maka Galo memutuskan menginap dirumah temannya dan dirias pagi subuh .

Acara wisuda Galo memang pagi hari. Bahkan wisudawan sudah harus berada digedung pukul 06.30 wib. Sementara undangan dan orang tua pada pukul 07.00 wib.

Galo & Friends Al Azhar 26 Graduation

Bertempat di auditorium MMC jalan magelang acara wisuda SMPI Al Azhar dikemas cukup apik.

Prosesi Graduasi

Graduation & Performance 

Theater Performance

Happy Graduation

Al Azhar 26 Graduation

Satu persatu acara berjalan lancar.


Galo & Family

Galo & Dika


Alhamdullilah ya Allah… satu tugas lagi berhasil diselesaikan, mengantar Galo lulus pendidikan jenjang SMP.

Thursday, February 5, 2015

Nyekar

Tidak setiap saat kami sekeluarga mengunjungi makam leluhur untuk nyekar yaitu menaburkan bunga dan berdoa dimakam mereka. Kami yakin berdoa untuk mereka bisa dilakukan setiap saat dari rumah. Tapi sebagai orang tua ,  saya ingin anak-anak saya tahu siapa saja saudara-saudara mereka yang telah tiada, ya setidaknya mengenal leluhur mereka.
Sehingga saat ada yang bertanya eyang buyut dimakamkan dimana..mereka bisa menjawab.

Nyekar atau ziarah sebenarnya hanyalah sebuah tradisi. Dan tradisi sebelum nyekar ya membeli bunga sebab nyekar berasal dari kata sekar yang artinya adalah bunga. Tapi yang terpenting memang bukan bunga ataupun siraman air diatas pusara, melainkan adalah doa. Kita mendoakan dengan sungguh-sungguh agar para kerabat yang mendahului kita di ampuni dosanya dan di terima amal ibadahnya.

Biasanya kami nyekar sebelum bulan ramadhan atau bulan syawal dihari kedua Idul Fitri. Dipilihnya hari kedua karena adik yang tinggal diluar kota pas mudik ke jogja hingga kami bisa beberapa keluarga berbarengan ziarah. Ada 4 tempat yang akan kami kunjungi yaitu makam simbah dari pihak bapak dan ibu serta simbah gede yang merawat saya sejak bayi.


1. Makam eyang putri dari pihak ibu, dimakamkan di Dorogayun Jatimulyo





2. Makan eyang gedhe kakung dan putri di Kricak Kidul



3. Makam eyang kakung dan putri dari pihak bapak di Kuncen











4. Makam eyang kakung dari pihak ibu di Taman Makam Pahlawan Kusumanegara














Dalam Islam ada tuntunan ziarah kubur, yang disyari’atkan agar kaum muslimin ingat bahwa dirinya juga akan mati menyusul saudara-saudaranya yang telah meninggal dunia lebih dahulu, sehingga dia pun harus mempersiapkan dirinya dengan iman dan amal shalih.