Jajanan
unik yang selalu saya cari tiap kali kraton Jogjakarta menggelar upacara
grebekan adalah Endog Abang.
Dulu
30 tahun lalu, ketika kanak-kanak, endog abang akan selalu dibelikan simbah
tiap kali nonton grebek dan sekaten selain nasi gurih dan kapal otok2.. :D
Senang
luar biasa ketika pulang dari sekaten menggenggam dua batang endong abang
sembari duduk didalam becak bersama simbah disamping saya. Teman-teman
sepermainan saya akan berlari-lari mengikuti becak yg saya tumpangi menyusuri
jalanan kampung menuju rumah sambil teriak-teriak bertanya.. “seko sekaten
yoo..??”.
Saya
akan tersenyum senang sambil memamerkan kapal otok2 yang akan segera dihidupkan mbak kakung didalam baskom dan juga endog abang yang saya tenteng.
Endog
Abang adalah salah satu jajanan yang banyak terdapat di Pasar Malam Sekaten dan
selalu ada dari tahun ke tahun. Endog Abang (telur merah) adalah telur ayam
biasa yang sudah direbus dan kulitnya dicat warna merah. Telur merah ini
kemudian di tusuk dengan sehelai ruas bambu dan dihias agar terlihat cantik.
Penjual
Endog Abang dengan mudah di jumpai di arena Pasar Malam Sekaten. Rata-rata penjualnya perempuan yang sudah berusia
setengah baya, bahkan berusia lanjut. Ya, Endog Abang memang hanya dijual di
arena Sekaten, dan acara-acara Grebeg Keraton Yogyakarta.
Endog
Abang melambangkan tiga hal. Pertama endog atau telur melambangkan kelahiran
dan abang atau merah bermakna kesejahteraan. Sedangkan helai ruas bambu
panjang adalah hubungan vertikal dengan
Sang Pencipta. Sehingga secara kesatuan Endog Abang dapat dimaknai sebagai
simbol kelahiran kembali untuk masa depan yang lebih baik, lebih sejahtera
dengan tetap berpedoman kepada garis yang ditentukan oleh Allah.
Makna
filosofis inilah yang coba di tawarkan
oleh ibu-ibu penjualnya, dan bukan sekedar produk telur rebus secara
fisik.
Beli
Endog Abang kalo pas ke Sekaten selain sebagai spirit untuk masa depan yang
lebih baik, membeli Endog Abang berarti
juga ikut memelihara tradisi khas kazanah Jawa yang unik dan luhur.