Friday, August 26, 2016

Opname di JIH

Selasa 9 Agustus lalu adalah hari yang mengejutkan. Saat sedang berbincang dengan teman satu kantor di ruang meeting tiba tiba dikejutkan oleh dering telpun dari nomer lokal yang tidak saya ketahui. Dan makin mengejutkan karena telpun tersebut berasal dari sekolah Nadjwa, yang memberitahukan kalau Nadjwa sakit dan harap segera dijemput.

Saya kaget…  karena saat berangkat sekolah tadi pagi kondisi nadjwa baik baik saja.

Saya segera meraih tas dan segera melesat ke area parkir, pak satpam yang melihat saya tergesa-gesa bertanya dengan wajah heran. Saya tersenyum dan mengatakan kalau harus ke sekolah anak karena ditelpun dari sekolah. Pak satpam bergegas memberi aba-aba kendaraan agar keluar lebih dulu karena parkir mobil yang sangat ramai saat itu.

Tiga puluh menit kemudian saya sudah berbincang dengan miss Wulan guru bahasa inggris Nadjwa .. menyampaikan kalau sebaiknya Nadjwa pulang saja karena kesakitan di perut. Sudah diminumi mimik anget dan istirahat di UKS tapi tetap kesakitan. Saya rengkuh bahu anak bungsu yang terlihat meringis kesakitan dgn  air mata yang mengambang dipelupuknya. Segera saya minta ijin dan bergegas membawa Nadjwa ke Rumah Sakit.

“ mami sakit sekali….” Rintih Nadjwa di dalam mobil

Saya genggam tangannya basah oleh keringat dingin. Telapak tangannya dingin sekali.

“ sebentar lagi kita sampai sayang… tahan yaa…. “ ucap saya lirih sambil mempererat genggaman. Air mata Nadjwa mulai meleleh. Duuuhhh lemas badan saya melihatnya… seandainya tidak sedang memegang stir saya akan memeluk tubuh ringkihnya erat erat.

“Nadjwa… kalau mami bawa adek ke UGD.. mami yakin adek pasti opname melihat kondisimu sekarang. Adek siap yaa… gak apa apa ya bobok di RS biar cepat sehat…” Nadjwa mengangguk lemah dan menghapus air matanya.
Saya usap kepala Nadjwa beberapa kali… Ya Allah mohon hilangkanlah sakit yang diderita anakku… mulutku komat kamit berdoa.

Setelah melalui gerbang parking RS JIH, saya lantas menuju UGD. Nadjwapun segera ditangani oleh perawat dan dokter UGD. Setelah ditanya sakit yang dirasakan, ukur tensi badan dll, penanganan pertama adalah injeksi penghilang nyeri. Dokter lantas meminta untuk test darah, urin dan USG.

Dan benar saja… hasil check urin nadjwa jelek sekali.. diagnosa dokter adalah infeksi di kemih.. karena lekosit, epitel dan bakterinya jauh berada dibatas angka maksimal . Bahkan bakterinya mencapai angka 3843 atau 38 kali lipat dari angka maksimal. Hadoohh… gimana tuh rasanya badan diserang ribuan bakteri… pastinya nyeri sekali.. demam..pusing.. seperti yang dirasakan adek.

Tak perlu menunggu lagi , saya langsung mengiyakan untuk opname.
Selanjutnya proses rawat inap harus segera diurus. Awalnya Nadjwa ditangani oleh dr. Ade, tetapi karena bangsal anak penuh maka Nadjwa pindah ke bangsal dewasa dan otomatis juga mengganti dokter. Setelah selesai proses administrasi.. adek langsung didorong dengan kursi roda menuju kamar Camelia 2109.



Sore harinya saat visit, dokter Carina menyampaikan kalau adek sakit Infeksi saluran kemih, adek harus banyak minum air putih, tidak boleh menahan pipis dan tepat waktu minum obat. Dokter mengatakan kalau akan diinjeksi obat antibiotik setiap 8 jam , sebelumnya adek akan di test dulu apakah alergi obatnya atau tidak.

Ternyata obat yang akan disuntikkan tidak cocok untuk adek.. adek alergi obat Ceftriaxone golongan cephalosporin. Akhirnya dokter mengganti obat tersebut.

Pemberian antibiotik memang tidak selalu melalui injeksi , namun dalam khasus Nadjwa , dokter Carina sudah menyampaikan diawal karena infeksinya parah makan harus diberikan melalui suntikan. Agar  lebih cepat beraksi melawan infeksi, karena langsung menuju pembuluh darah.


"Kalau antibiotik oral, obat akan masuk ke saluran cerna, baru ke lambung. Setelah itu masuk ke usus halus, kemudian diserap oleh pembuluh darah dan masuk ke pembuluh darah untuk diteruskan ke organ yang diobati. Proses ini tentunya membutuhkan waktu “ terang bu dokter.

Beberapa jam setelah diberi obat melalui injeksi, infus dan diminum berangsur angsur kesehatan Nadjwa membaik. Sungguh menenangkan melihat Nadjwa tak lagi merintih kesakitan. Saya bisa merasakan bagaimana sakitnya nyeri perut. Pengalaman beberapa tahuan lalu saat sakit Tromosis dan akhirnya didiagnosa kista serta akhirnya operasi pengangkatan membuat saya bisa tahu bagaimana sakitnya nyeri di perut dan sakitnya diinjeksi obat antibiotik.

“ Agak sakit ya dek…. “ itulah kata kata yang selalu diucapkan suster ketika Nadjwa disuntik, tak terkecuali pagi itu ketika saya menunggui Nadjwa . Dan untuk beberapa saat Nadjwa akan kesakitan dan menangis. Saya hanya bisa mempererat genggaman tangannya. Setiap akan disuntik Nadjwa selalu meminta saya menggenggam jari tangannya yang dingin dan basah keringat. Duhhh sabar ya dek… Allah tidak memberimu cobaan diluar batas kemampuanmu.

Selain minum obat, adek juga harus banyak minum air putih. Obat yang diberikan dokter juga memperlancar berkemih. Jadi hampir 15 menit sekali Nadjwa turun dari bed untuk pipis. Jika malam hari Nadjwa terlihat sangat kepayahan dan tidak bisa tidur nyenyak. Berulang kali terbangun untuk pipis, semakin repot dan tidak leluasa bergerak karena harus membawa tiang infus.

“ capek mommy…..” rintihnya pagi itu. Saya hanya mampu tersenyum dan mengelus rambut panjangnya. Dan tetap memberikan sebotol air mineral setiap Nadjwa selesai pipis.

“ sabar ya nok… biar bakteri kecil kecil yg ada diperut adek segera keluar yaaa…. “ jawab saya sembari menjentik hidung mungilnya. Nadjwa tertawa kecil.

“ mommy jangan pergi yaa…. Disini saja….” Ucap Nadjwa memandang dengan penuh harap.

Saya mengangguk dan membantunya kembali berbaring.

Sebenarnya saya harus ke kantor untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan dan ada janjian dengan orang tua salah satu mahasiswa yang akan mengikuti course di kampus. Saya pun sudah janjian dengan eyangnya Nadjwa untuk gantian menunggui kalau saya akan berangkat ke kantor.

Tapi permintaan Nadjwa membuat saya harus mencari cara agar tetap bisa menunggui Nadjwa tapi kerjaan saya tidak terbengkalai.

Alhamdullilah orang tua mahasiswa bersedia menemui saya di rumah sakit dan pekerjaan kantor sementara bisa dicicil melalui email dan chat.

Teman teman sekolah Nadjwa hari itu menengok ke rumah sakit, jJuga guru sekolah Nadjwa. Silih berganti teman kantor, teman sekolah dan rekan rekan saya juga datang menengok, memberikan doa yang terbaik untuk Nadjwa agar segera cepat sembuh dan dapat kembali beraktifitas. Terima kasih ya Allah..  Engkau berikan kami sahabat sahabat terbaik di saat lara. Tak ada yang lebih membuat kami menjadi kuat kecuali atas ridhoMu ya Allah.

Hun yang saya khabari kalau Nadjwa opname juga datang ke Jogja.  Mas ganteng jadi super sibuk mengurusi penghuni di rumah dan penghuni di rumah sakit. Beberapa hari harus bolak balik ke rumah untuk antar dan ambil barang ke rumah sakit, juga membelikan lauk pauk untuk maem Galo. Selain itu jadi sopir prinadi sementara antar dan jemput saya ke kantor walau hanya sejam duajam.

Setelah dirawat 4 hari akhirnya Nadjwa bisa pulang. Hasil lab nya sudah sangat bagus. Ribuan bakteri yang menyerangnya sudah berhasil dimusnah.
Proses administrasi hari itu berjalan lancar, sebagai pemegang asuransi Prudential pruhospital semua obat , biaya dokter dan separo harga kamar rumah sakit ditanggung oleh asuransi.  Saya hanya membayar kekurangan biaya kamar karena memang harga kamar diatas plafond insurance.


Kekancan Saklawase ... Teman teman SMP yg selalu memberi support

Mbak Lucky .. thank you .. you always be my side

Arum, Ariek, Utiek & Lina... thank you girls


Teman teman sekolah yang baik hati

Teman teman sekolah yang selalu tulus



Sore hari setelah proses administrasi selesai, kami membawa nadjwa pulang.

Syukur alhamdullilah ya Allah.

Ibu guru Fatonah dan wali kelas , melalui beliau saya menitipkan pesan
agar murid tidak dilarang ke toilet saat jam pelajaran


Bu Narti, staf sekolah yang juga tetangga

Pak Adi, suami Mb. Nunung teman kantor yg juga opname
 pada waktu dan bangsal yang sama krn batu empedu

Teman teman kantor yg selalu memberi support

Eyang dan kakak sepupu Ruben

Teman teman SMA yang selalu penuh perhatian

Allysa ... teman sekolah dan sahabat sejak SD

Kakak Galo & kakak Fikri ... selalu menyayangi dan menjaga

Sahabat dan juga orang tua murid di sekolah Nadjwa


Dan saya juga mengucapkan banyak banyak terima kasih untuk semua teman-teman yang memberikan support dan doa baik datang langsung ke rumah sakit atau melalui sosmed. Terima kasih sahabat, doa terbaik untuk kalian semua.. semoga Allah memberikan berlipat lipat balasan kebaikan untuk sahabat sahabatku.