Selasa 9 Agustus lalu adalah hari yang mengejutkan. Saat sedang berbincang dengan teman satu kantor di ruang meeting
tiba tiba dikejutkan oleh dering telpun dari nomer lokal yang tidak saya
ketahui. Dan makin mengejutkan karena telpun tersebut berasal dari sekolah
Nadjwa, yang memberitahukan kalau Nadjwa sakit dan harap segera dijemput.
Saya
kaget… karena saat berangkat sekolah
tadi pagi kondisi nadjwa baik baik saja.
Saya
segera meraih tas dan segera melesat ke area parkir, pak satpam yang melihat
saya tergesa-gesa bertanya dengan wajah heran. Saya tersenyum dan mengatakan
kalau harus ke sekolah anak karena ditelpun dari sekolah. Pak satpam bergegas
memberi aba-aba kendaraan agar keluar lebih dulu karena parkir mobil yang
sangat ramai saat itu.
Tiga
puluh menit kemudian saya sudah berbincang dengan miss Wulan guru bahasa
inggris Nadjwa .. menyampaikan kalau sebaiknya Nadjwa pulang saja karena
kesakitan di perut. Sudah diminumi mimik anget dan istirahat di UKS tapi tetap
kesakitan. Saya rengkuh bahu anak bungsu yang terlihat meringis kesakitan dgn air mata yang mengambang dipelupuknya. Segera
saya minta ijin dan bergegas membawa Nadjwa ke Rumah Sakit.
“
mami sakit sekali….” Rintih Nadjwa di dalam mobil
Saya
genggam tangannya basah oleh keringat dingin. Telapak tangannya dingin sekali.
“
sebentar lagi kita sampai sayang… tahan yaa…. “ ucap saya lirih sambil
mempererat genggaman. Air mata Nadjwa mulai meleleh. Duuuhhh lemas badan saya
melihatnya… seandainya tidak sedang memegang stir saya akan memeluk tubuh
ringkihnya erat erat.
“Nadjwa…
kalau mami bawa adek ke UGD.. mami yakin adek pasti opname melihat
kondisimu sekarang. Adek siap yaa… gak apa apa ya bobok di RS biar cepat sehat…”
Nadjwa mengangguk lemah dan menghapus air matanya.
Saya
usap kepala Nadjwa beberapa kali… Ya Allah mohon hilangkanlah sakit yang
diderita anakku… mulutku komat kamit berdoa.
Setelah
melalui gerbang parking RS JIH, saya lantas menuju UGD. Nadjwapun segera
ditangani oleh perawat dan dokter UGD. Setelah ditanya sakit yang dirasakan,
ukur tensi badan dll, penanganan pertama adalah injeksi penghilang nyeri.
Dokter lantas meminta untuk test darah, urin dan USG.
Dan
benar saja… hasil check urin nadjwa jelek sekali.. diagnosa dokter adalah
infeksi di kemih.. karena lekosit, epitel dan bakterinya jauh berada dibatas
angka maksimal . Bahkan bakterinya mencapai angka 3843 atau 38 kali lipat dari
angka maksimal. Hadoohh… gimana tuh rasanya badan diserang ribuan bakteri…
pastinya nyeri sekali.. demam..pusing.. seperti yang dirasakan adek.
Tak
perlu menunggu lagi , saya langsung mengiyakan untuk opname.
Selanjutnya
proses rawat inap harus segera diurus. Awalnya Nadjwa ditangani oleh dr. Ade, tetapi karena bangsal anak penuh maka Nadjwa pindah ke bangsal dewasa dan otomatis juga mengganti dokter. Setelah selesai proses administrasi..
adek langsung didorong dengan kursi roda menuju kamar Camelia 2109.
Sore
harinya saat visit, dokter Carina menyampaikan kalau adek sakit Infeksi saluran kemih, adek harus banyak minum
air putih, tidak boleh menahan pipis dan tepat waktu minum obat. Dokter
mengatakan kalau akan diinjeksi obat antibiotik setiap 8 jam , sebelumnya adek
akan di test dulu apakah alergi obatnya atau tidak.
Ternyata
obat yang akan disuntikkan tidak cocok untuk adek.. adek alergi obat
Ceftriaxone golongan cephalosporin. Akhirnya dokter mengganti obat tersebut.
Pemberian antibiotik memang tidak selalu melalui injeksi , namun dalam khasus Nadjwa , dokter Carina sudah menyampaikan diawal karena infeksinya parah makan harus diberikan melalui suntikan. Agar lebih cepat beraksi melawan infeksi, karena langsung menuju pembuluh darah.
"Kalau antibiotik oral, obat akan masuk ke saluran cerna, baru ke lambung. Setelah itu masuk ke usus halus, kemudian diserap oleh pembuluh darah dan masuk ke pembuluh darah untuk diteruskan ke organ yang diobati. Proses ini tentunya membutuhkan waktu “ terang bu dokter.
Beberapa
jam setelah diberi obat melalui injeksi, infus dan diminum berangsur angsur
kesehatan Nadjwa membaik. Sungguh menenangkan melihat Nadjwa tak lagi merintih
kesakitan. Saya bisa merasakan bagaimana sakitnya nyeri perut. Pengalaman
beberapa tahuan lalu saat sakit Tromosis dan akhirnya didiagnosa kista serta
akhirnya operasi pengangkatan membuat saya bisa tahu bagaimana sakitnya nyeri
di perut dan sakitnya diinjeksi obat antibiotik.
“
Agak sakit ya dek…. “ itulah kata kata yang selalu diucapkan suster ketika
Nadjwa disuntik, tak terkecuali pagi itu ketika saya menunggui Nadjwa . Dan
untuk beberapa saat Nadjwa akan kesakitan dan menangis. Saya hanya bisa
mempererat genggaman tangannya. Setiap akan disuntik Nadjwa selalu meminta saya
menggenggam jari tangannya yang dingin dan basah keringat. Duhhh sabar ya dek…
Allah tidak memberimu cobaan diluar batas kemampuanmu.
Selain
minum obat, adek juga harus banyak minum air putih. Obat yang diberikan dokter
juga memperlancar berkemih. Jadi hampir 15 menit sekali Nadjwa turun dari bed
untuk pipis. Jika malam hari Nadjwa terlihat sangat kepayahan dan tidak bisa
tidur nyenyak. Berulang kali terbangun untuk pipis, semakin repot dan tidak
leluasa bergerak karena harus membawa tiang infus.
“
capek mommy…..” rintihnya pagi itu. Saya hanya mampu tersenyum dan mengelus
rambut panjangnya. Dan tetap memberikan sebotol air mineral setiap Nadjwa
selesai pipis.
“
sabar ya nok… biar bakteri kecil kecil yg ada diperut adek segera keluar yaaa….
“ jawab saya sembari menjentik hidung mungilnya. Nadjwa tertawa kecil.
“
mommy jangan pergi yaa…. Disini saja….” Ucap Nadjwa memandang dengan penuh
harap.
Saya
mengangguk dan membantunya kembali berbaring.
Sebenarnya
saya harus ke kantor untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan dan ada janjian
dengan orang tua salah satu mahasiswa yang akan mengikuti course di kampus.
Saya pun sudah janjian dengan eyangnya Nadjwa untuk gantian menunggui kalau
saya akan berangkat ke kantor.
Tapi
permintaan Nadjwa membuat saya harus mencari cara agar tetap bisa menunggui
Nadjwa tapi kerjaan saya tidak terbengkalai.
Alhamdullilah
orang tua mahasiswa bersedia menemui saya di rumah sakit dan pekerjaan kantor
sementara bisa dicicil melalui email dan chat.
Teman
teman sekolah Nadjwa hari itu menengok ke rumah sakit, jJuga guru sekolah
Nadjwa. Silih berganti teman kantor, teman sekolah dan rekan rekan saya juga
datang menengok, memberikan doa yang terbaik untuk Nadjwa agar segera cepat
sembuh dan dapat kembali beraktifitas. Terima kasih ya Allah.. Engkau berikan kami sahabat sahabat terbaik
di saat lara. Tak ada yang lebih membuat kami menjadi kuat kecuali atas ridhoMu
ya Allah.
Hun
yang saya khabari kalau Nadjwa opname juga datang ke Jogja. Mas ganteng jadi super sibuk mengurusi
penghuni di rumah dan penghuni di rumah sakit. Beberapa hari harus bolak balik
ke rumah untuk antar dan ambil barang ke rumah sakit, juga membelikan lauk pauk
untuk maem Galo. Selain itu jadi sopir prinadi sementara antar dan jemput saya
ke kantor walau hanya sejam duajam.
Setelah
dirawat 4 hari akhirnya Nadjwa bisa pulang. Hasil lab nya sudah sangat bagus. Ribuan
bakteri yang menyerangnya sudah berhasil dimusnah.
Proses
administrasi hari itu berjalan lancar, sebagai pemegang asuransi Prudential
pruhospital semua obat , biaya dokter dan separo harga kamar rumah sakit
ditanggung oleh asuransi. Saya hanya membayar
kekurangan biaya kamar karena memang harga kamar diatas plafond insurance.
Kekancan Saklawase ... Teman teman SMP yg selalu memberi support |
Mbak Lucky .. thank you .. you always be my side |
Arum, Ariek, Utiek & Lina... thank you girls |
Teman teman sekolah yang baik hati |
Teman teman sekolah yang selalu tulus |
Sore
hari setelah proses administrasi selesai, kami membawa nadjwa pulang.
Syukur
alhamdullilah ya Allah.
Ibu guru Fatonah dan wali kelas , melalui beliau saya menitipkan pesan agar murid tidak dilarang ke toilet saat jam pelajaran |
Bu Narti, staf sekolah yang juga tetangga |
Pak Adi, suami Mb. Nunung teman kantor yg juga opname pada waktu dan bangsal yang sama krn batu empedu |
Teman teman kantor yg selalu memberi support |
Eyang dan kakak sepupu Ruben |
Teman teman SMA yang selalu penuh perhatian |
Allysa ... teman sekolah dan sahabat sejak SD |
Kakak Galo & kakak Fikri ... selalu menyayangi dan menjaga |
Sahabat dan juga orang tua murid di sekolah Nadjwa |
Dan saya juga mengucapkan banyak banyak terima kasih
untuk semua teman-teman yang memberikan support dan doa baik datang langsung ke
rumah sakit atau melalui sosmed. Terima kasih sahabat, doa terbaik untuk kalian
semua.. semoga Allah memberikan berlipat lipat balasan kebaikan untuk sahabat
sahabatku.