Dalam momen indah sesudah menjalankan ibadah
puasa sebulan penuh yaitu lebaran selalu ditandai dengan sajian makanan khas
yakni ketupat . Makanan dari beras yang dimasak dengan cara dimasukan kedalam
klongsong (wadah) yang terbuat dari janur (daun kelapa muda) yang dianyam indah
ini, wajib ada dimeja makan omahijo.
Dalam budaya jawa, kupat dipakai sebagai perlambang bahwa lebaran
si pembuat kupat mengaku lepat (salah). Anyaman kupat yang rumit dan selang
seling, merupakan cermin beragamnya kesalahan manusia. Saat kupat dipotong atau
dibelah, tampillah nasi putih yang mencerminkan kebersihan dan kesucian hati
setelah mohon ampun dari segala kesalahan.
Jadi, secara eksplisit ketupat merupakan simbol permintaan maaf.
Pengakuan ini ditunjukkan dengan makan ketupat bersama handai taulan dan
tetangga saat bersilaturahmi.
Tradisi ini konon kabarnya hanya muncul di
Tanah Jawa Diperkirakan masuk ke jawa ketika agama Islam diterima masyarakat
dan Sunan Kalijaga lah yang membudayakan .
Sekarang, sajian ketupat selalu dilengkapi dengan makanan lain
seperti opor ayam, sambel goreng, dan rendang.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, saya selalu memasak dengan porsi
banyak. Karena akan banyak saudara yang datang berkunjung. Selain itu anak-anak
juga sangat menyukai makan ketupat dengan opor dan sambel goreng berulang-ulang
bahkan hingga 2-3 hari.
Nikmat rasanya, adem hatinya dan syahdu suasana kekeluargaan yang
dirasa.
Indahnya suasana lebaran.