Saya baru saja keluar
dari toilet setelah cuci muka karena banjir air mata, tiap kali nonton film The
Holiday pasti saya nangis, pdhal sudah 3 kali saya tonton, ketika suara gedoran
pintu kamar hotel yang bertubi-tubi membuat saya mengerutkan dahi.. sangat
kencang dan berulang-ulang.
Ketika pintu saya
buka, Hun menghambur dan memeluk saya erat.
“ ya Allah Tha…
semalaman aku telpun HPmu gak aktif, dari tadi pagi subuh sampai sekarang juga
gak bisa ditelpun, kamu kenapaaaaa…??!!!” Nada suara Hun terdengar begitu
cemas.
Sejenak saya
linglung, saya mengusap wajah saya yang masih basah. “ eeemmmm gak
kenapa-kenapa.., emang kenapa…?” balik Tanya saya makin keheranan.
Hun melirik televisi,
masih memutar film The Holiday channel HBO. Sejurus kemudian senyum kecilnya
tersungging. Hun menatap wajah saya lekat dan meraih kepala saya, tangannya
erat menangkup kedua sisi wajah, perlahan diletakkannya kepala saya didadanya.
Hiksss… saya mendengar degup jantungnya cukup kencang.
“ aku
mengkhawatirkan kamu Tha, HPmu off ya.. , aku telpun hotel entah kenapa juga
gak diangkat-angkat… “ Ucap Hun pelan.
Menghembuskan nafas berat yang membuat rambut-rambut di dahi saya berkibar.
“ Jogja hujan abu
Tha, parah, gunung Kelud meletus…” Lanjut Hun.
“ Haaahh…. !!!”
Detik berikutnya
saya melepaskan rengkuhan Hun dan meloncat ke atas tempat tidur, meraih remote
dan mengganti dgn channel nasional, sementara tangan kanan saya meraih HP yg
tergeletak di meja samping, nyala terisi baterai tapi koneksinya off, ooohhh my
God…!! Saya buru-buru mengaktifkan
koneksi.
Begitu sinyal
didapat, suara BBM dan SMS silih berganti berbunyi.. Saya melongo , Pandangan
saya jatuh ke wajah tampan Hun yg menggambarkan aneka macam emosi, antara
khawatir, sedih, geli, jengkel dan bingung yang pada saat yang sama sedang
mengamati saya.
Hun tersenyum tipis.
Duduk disisi tempat tidur sambil terus mengamati saya yang sedang sibuk membaca
sms dan BBM. Saya hanya bisa mengucap Istiqhfar
berulang-ulang. Kekhawatiran saya makin memuncak melihat hampir semua
isi recent updates BBM berisi tentang status hujan abu, meletusnya gunung Kelud
dan foto-foto rumah dan kota Jogja yang berwarna putih merata karena tertutup
abu vulkanik.
|
hujan abu di Jogja |
“ Hun…. “ ucap saya
lirih. Ya Allah… tak lebih dari 10 jam saya meninggalkan Jogja kemarin malam
menuju Jakarta, berita tentang kondisi Jogja yang lumpuh membuat saya sangat
khawatir.
Kebingungan saya buyar
oleh suara dering telpun.
Asisten kantor saya
menelepon, buru-buru saya angkat. Dan benar saja Astrid mengabarkan kondisi
gawat di Jogja, dan mengatakan kalau sekolah, kantor dan bandara ditutup karena
hujan abu yang sangat tebal.
Setelah Astrid
mengakhiri telpun, saya langsung telpun Ibu. Tak jauh berbeda dengan yang
dikhabarkan asisten saya, ibu juga cerita kalau rumah tertutup abu. Ibu meminta
saya untuk tidak terlalu mengkhawatirkan keadaan rumah dan anak-anak, semua
aman dan terkendali.
Saya kemudian bicara
dengan Gallo dan Nadjwa meminta mereka untuk tetap dirumah dan menggunakan
masker bila terpaksa keluar rumah.
“ mami gimana
pulangnya, bandara Adisucipto ditutup lho…” suara Nadjwa terdengar agak
khawatir. Saya melirik Haq “ hhmmm mami segera usaha cari tiket kereta atau bus
ya.., adik doain mami biar segera bisa pulang ke Jogja ya..” ucap saya sebelum
menutup telepon.
|
kondisi bandara Adisucipto |
“ gak usah khawatir
Tha, aku segera cari tiket balik ke Jogja, aku antar ke Jogja..” Hun kembali
menenangkan. Saya mengangguk cepat.
Fenomena hujan abu
yang disebabkan oleh letusan gunung memang
bukanlah pertama kali terjadi di kota Yogya, tahun 2010 silam, pasca
letusan Merapi, kota Yogyakarta juga sempat diselimuti material pasir hasil abu
vulkanik, tapi dari info yang saya terima, hujan abu diawal tahun 2014 akibat letusan Gunung Kelud ini
ternyata berdampak lebih parah bagi kota Jogja dibanding letusan merapi. Abu
kiriman dari Kediri menyelimuti seluruh kota Jogja dan sekitarnya.
|
Tugu Jogjakarta |
Gunung Kelud yang
terletak di Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Malang, Jawa
Timur meletus pada Kamis 13 Februari 2014 malam, sekitar pukul 22.55 WIB.
Letusan berikutnya terjadi pada pukul 23.00 WIB dan 23.23 WIB. Letusan besar
terjadi pada pukul 23.29 WIB. Kemudian disusul hujan batu dan abu vulkanik ke
sejumlah kota-kota di sekitarnya.
Abu vulkanik yang
menyebar membuat jarak pandang di sejumlah wilayah Jawa Timur (Jatim), Jawa
Tengah (Jateng), dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pada Jumat (14/2/2014)
pagi menjadi terbatas. Penerbangan dari dan menuju kawasan Jatim dan Jateng
dibatalkan. Candi Borobudur dan Prambanan pun ditutup.
Akhirnya saya
kembali ke Jogja sore hari.
Tiket kereta sudah langsung habis terjual, sehingga
Hun memutuskan untuk naik bus saja daripada menggunakan mobil pribadi.
Alhamdullilah perjalanan lancar, saat pagi mulai merekah keesokan
harinya abu vulkanik mulai terlihat disepanjang perjalanan menutupi seluruh
bangunan dan jalan. Dari dalam bus saya melihat kota-kota seperti Temanggung, Magelang,
Muntilan, yang berjarak ratusan kilo dari pusat letusan tertutup tebal abu
vulkanik.
|
Titik Nol Jogja |
Penumpang bus mulai
ramai membicarakan dampak hujan abu, terutama perjalanan kembali ke Jogja yang
harus ditempuh berpuluh jam karena bandara Adisucipto ditutup. Suara dering
telpon tak henti berbunyi menanyakan kondisi masing-masing. Pertanyaan sudah
sampai mana terus terdengar dari jawaban yang terlontar. Saya tersenyum, Haq
merengkuh bahu saya dalam pelukannya.
“ gak jadi liburan
akhir minggu di Jakarta ya Tha… “ bisik Hun ditelinga saya.
Saya tertawa. “ Tapi
khan berkahnya kamu malah bisa ke Jogja antar aku..”
Hun tertawa kecil. “
aku gak mungkin tega membiarkan kamu 12 jam lebih sendirian naik bus ke Jogja. Saya tersenyum tipis.
Sebenarnya
kedatangan saya ke Jakarta memang untuk liburan akhir minggu. Saya berangkat ke
Jakarta kamis malam. Hun menjemput saya di Bandara Soetta, setelah makan malam
saya diantar menginap di hotel yang agak dekat dengan rumah Hun.
Tapi pagi harinya
semua rencana sudah berubah karena Jogja terkena dampak letusan Gunung Kelud. Saya
memutuskan untuk secepatnya bisa kembali ke Jogja.
Dan pemandangan
menakjubkan menyambut saya ketika kaki menginjak tanah kota Jogja yang
berubah putih. Sungguh luar biasa. Debu vulkanik yang dibawa angin yang
mengarah ke barat ini membuat Jogja menjadi abu-abu. Jarak pandang menjadi
sangat terbatas. Tiap kali ada kendaraan lewat, debu kembali beterbangan yang
tentunya sangat membahayakan kesehatan.
Rupanya saat Kelud
meletus semburan debunya mencapai ketinggian lebih dari 10.000 meter.
Puncak Gunung Kelud dipenuhi dengan kilat-kilat dan bunyi gemuruh. Penduduk
sekitar Gunung Kelud menyebut pemandangan kilat sebelum Gunung Kelud meletus
sebagai Thad Thid. Sungguh indah, tapi
sangat menyeramkan.
|
thad thid |
Saat letusan angin
yang bertiup di ketinggian 10.000 meter adalah angin yang mengarah ke barat.
Jenis angin yang bertiup sangat kencang, sehingga debu letusan Gunung Kelud terbang
jauh sekali, ke arah barat, sampai ke daerah Solo, Yogyakarta, Jawa Barat, dan
Samudra Hindia. Sehingga dalam waktu 15 jam, debu letusan Gunung Kelud sudah
sampai di kota Lembang, Jawa Barat.
|
ketebalan abu di halaman rumah |
Sejarah
kegunungapian di Indonesia mencatat letusan Gunung Kelud yang berada di
persimpangan wilayah Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang ini tak pernah kecil.
Bahkan sejak tahun 1000 hingga abad 20 gunung ini telah meletus sebanyak enam
kali dengan jumlah korban jiwa yang cukup besar.
Berdasarkan Data
pusat informasi di Pos Pemantauan Gunung Kelud di Desa Sugihwaras, Kecamatan
Ngancar, Kabupaten Kediri menyebutkan letusan yang terjadi pada tahun 1586
telah menewaskan sedikitnya 10.000 jiwa. Jumlah tersebut adalah terbesar dalam
sejarah letusan Gunung Kelud.
|
proyek rumah cempaka |
Alhamdullilah
ditengah suasana tanggap darurat Jogja saya selamat sampai dirumah. Saya hanya
bisa kembali Istiqhfar melihat kondisi lingkungan sekitar rumah tinggal.
Semuanya berwarna putih, berdebu, udara terasa kering dan panas.
Beberapa hari
kemudian kerja bakti bersih-bersih rumah tiada henti, sehari bisa beberapa kali
menyirami halaman dan mengepel lantai. Hujan yang dinanti banyak orang belum
juga mengguyur kota Jogja hingga hari minggu.
Penyakit gangguan
pernafasan mulai banyak muncul, selain itu iritasi mata dan juga gatal-gatal
kulit.
Nadjwa yang sangat
rentan terhadap debu, mulai terganggu kesehatannya. Badannya mulai demam dan
akhirnya batuk pilek.
Demi mengantisipasi
meluasnya dampak abu vulkanik, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X
melalui siaran RRI Yogyakarta Pro – 1 pukul 11:20 WIB menginstruksikan :
1. Siswa TK dan SD untuk hari Senin dan Selasa 17
dan 18 Februari 2014, belajar dirumah. Aktif kembali pada hari Rabu 19 Februari
2014.
2. Siswa SMP dan SMA sederajat untuk hari Senin
dan Selasa 17 dan 18 Februari 2014, masuk sekolah untuk bersama-sama
membersihkan ruang kelas sehingga belum ada aktifitas belajar mengajar.
3. Instansi serta SKPD menyesuaikan.
4. Warga DIY secara gotongroyong membersihkan
lingkungan masing-masing dan abu yang dibersihkan dikumpulkan dalam kantong
plastik/karung dan dibuang pada tempat yang ditentukan (hasil koordinasi antara
RT/RW/Kelurahan/Kecamatan dengan BPBD) dan kantung yang berisi abu vulkanik
dapat di taruh di lapangan parkir sebelah barat kantor BPBD DIY, Jl. Kenari 14
A Yogyakarta.
5. Sumur warga yang terbuka airnya dilarang
digunakan untuk konsumsisebelum dilakukan sterilisasi.
6. Atap yang dibersihkan abu vulkaniknya cukup
dengan disempret air dari bawah atau dengan tangga, atap jangan di injak.
Semoga segera diturunkan hujan oleh Alloh yang
Maha Kasih.
Gubernur DIY – Sri Sultan Hamengku Buwono X
Sultan Hamengku
Buwono X juga menetapkan status darurat
gangguan abu vulkanik Gunung Kelud.
Instruksi tersebut
dituangkan tertulis dalam Surat Keputusan Gubernur Nomor 27/kep/2014 tertanggal
14 Februari 2014. “Masa darurat ditetapkan selama satu pekan,” kata Kepala
Badan Penanggulangan Bencana DIY Gatot Saptadi, Jumat, 14 Februari.
|
Bersih-bersih Abu Vulkanik di Sekolah Nadjwa |
Semoga Jogja segera
pulih seperti sedia kala… J