Sunday, June 24, 2012

Negeri di Awan


Liburan kenaikan kelas 2012, Galo dan Nadjwa jalan-jalan ke Bandung dan Jakarta.
Rencana waktu dan anggaran keuangan jauh-jauh hari telah disusun yang akhirnya terwujud 20 Juni 2012, kemarin. 
Mengawali perjalanan, saya, ibu dan anak-anak, kami berangkat dengan menggunakan kereta api Turangga menuju Bandung. Bertolak dari stasiun Tugu Jogjakarta, 30 menit terlambat dari jadwal keberangkatan semula yaitu 22.45 wib. Perjalanan Jogja – Bandung ditempuh dalam waktu kurang lebih 7 jam.

Tiba di Bandung , saya segera kontak dengan teman di Bandung yang akan mengantar saya dan keluarga ke beberapa tempat wisata yang akan kami kunjungi selama di Bandung.
Setelah menempuh perjalanan panjang dan lumayan melelahkan, cuci muka, gosok gigi dan ganti pakaian are must to do. Dilanjut beli donut dan minuman coklat untuk sarapan dimobil yang kami sewa.

Pak Yono, sopir yang direkomendasikan teman saya sdh menunggu di depan pintu kedatangan. Wajah dan senyumnya ramah menyambut kami.
Setelah saling memperkenalkan diri, kami segera menuju parkir mobil dan tancap menuju tempat wisata pertama sesuai yang kami rencanakan, yaitu :


 Dari stasiun kereta api, cukup jauh jarak tempuh menuju  ke Kawah Putih Gunung Patuha, Ciwidey.
Jalan-jalan meliuk dan menikung mengiringi kami menuju dataran tinggi Bandung Selatan.


Akhirnya stlh perjalanan kurang lbh 2 jam kami sampai di lokasi wisata Ɣªήğ dulunya oleh penduduk sekitar disebut sbg  tempat dimana  tidak seorangpun berada disana tanpa meregang nyawa, yang burung pun enggan terbang diatasnya.

Ketika saya dan keluarga menginjakkan kaki ditanah belerang Ɣªήğ putih  dan mengeluarkan bau Ɣªήğ khas menyesakkan dada pendapat tsb tidak sepenuhnya salah. Kawah Ɣªήğ terletak 2300 diatas permukaan laut ini terlihat begitu banyak menyimpan cerita magis, semua tampak putih kehijauan. Disekitar kawah banyak dahan pohon2 meranggas hitam seakan sinyal peringatan utk tak dekat2 dgn kolam.

Kedatangan kami Ɣªήğ masih pagi rupanya tdk membangunkan sang kawah belerang pekat tsb.
Hawa dingin menusuk dan kawah yang sangat tenang dan sunyi membuat bulu kuduk saya merinding.

Benar bahwa Kawah Putih Gunung Patuha itu berwibawa, begitu anggun, tenang, dan menghanyutkan.
Suasana hening membawa suasana rileks. Resonansi batin dengan alam sekitar mampu mengisi batere kehidupan terisi kembali.


Hanya sayang, kita tak bisa lama terhanyut dalam suasana magis tsb, bau belerang Ɣªήğ pekat akan mulai mengganggu jalannya pernafasan.

Kawah putih , barangkali inilah sebuah Negeri di Awan, milik sang arwah leluhur bersemayam.

Powered by Telkomsel BlackBerry®