Saya nyaris
memporak porandakan acara jalan jalan dengan hun di Jakarta karena sakit maag yg
memburuk hari minggu kemarin.
Sebelum berangkat ke ibukota saya memang sudah tidak enak
badan. Leher tengeng sebelah kiri dan kedutan gak berhenti henti lebih dari
seminggu, dan maag melilit datang dan pergi.
Malam hari sebelum berangkat hun texting apa sebaiknya
saya tidak usah berangkat ke Jakarta karena masih sakit.
Saya termangu.. antara mengiyakan dan tidak.
Rencana jalan-jalan sudah direncanakan jauh hari bahkan
tiket pesawat juga sdh siap 2 minggu sblm saya berangkat.
Saya balas texting.
'Sebaiknya gimana hun?'
Saya tidak bisa mengambil keputusan. Lebih tepatnya tidak
tega mengecewakan hun yg sangat mengharap kedatangan saya.
'Aku sangat ingin kamu ke Jakarta, tapi juga gak tega
memaksamu dgn kondisi kesehatan seperti itu..' balas hun
Saya hela nafas dalam dan meminta hun untuk ikut berdoa
semoga esok pagi saya siap berangkat ke Jakarta.
12 Jam kemudian saya sdh berada didalam mobil hun...
alhamdullilah akhirnya saya bisa bertemu hun dan sekarang duduk bersebelahan
dalam perjalanan menuju Puncak Pass.
Cuaca kota Jakarta mendung sejak pesawat yg saya tumpangi
landing satu jam lalu.
Suasana jadi romantis. Mendung, berdua didalam mobil,
diiringi musik dan sedikit rintik hujan. Hehehehe..
Hun menggenggam jemari saya...
'Sehat ya Tha... sedih aku kalau kamu sakit terus...'
Saya tersenyum dan mengangguk
'Bapak Ibu dan anak anak sehat khan..?'
Saya mengangguk lagi
'Mereka titip salam untukmu...'
'Waalaikum salam' jawab hun.
Obrolan sepanjang jalan dengan hun adalah moment yg
paling saya suka. Berbagi cerita, canda, tiba-tiba marah marahan, tertawa tapi
ada sedihnya juga...hehehehe... random.
Bersyukur perjalanan lancar menuju Puncak, dan lolos dari
pengaturan lalu lintas buka tutup jalan.
Akhirnya sampai ke tujuan Merlimba Garden.
Hasil iseng gugling tempat wisata sekitaran Puncak yg mau
saya ada bunga bunganya gitu...hehehehe
Tempatnya lumayanlah bagus , duduk duduk sambil menikmati
pemandangan dan sejuknya hawa pegunungan.
Selain itu ... something must to do... photo
photo...hehehehe
Sebelumnya Hun ngajak makan yg hangat hangat dulu..
...hmmm apalagi kalau bukan bakso kuah.
Saya geleng geleng kepala... melirik his tummy yg makin
menggembung saja macam hamil 7 bulan.
Makan lagi...!!! batin saya.
Padahal sebungkus kentang goreng dan 1 big burgernya King
Burger barusan dilahapnya.
Tapi manut sajalah.. toh hun hanya ingin menjaga badan
saya tetap sehat dan maag saya tidak kumat.
Setelah makan... mulailah jalan-jalan dimulai.
Hhmmm..buat membakar lemak dgn energi yang barusan kita lahap. Hehehehe..
Melrimba Garden adalah kebun bunga di Puncak.. Letaknya
memang cukup jauh dari gerbang tol Ciawi atau lampu merah Gadog
Sesuai namanya, Melrimba Garden memang seperti Taman
Bunga Nusantara. Kebun bunga ini memiliki lahan cukup luas.
Penataan taman yang cantik dengan bunga aneka warna.
Selain kebun bunga, ada beberapa atraksi wisata yang
ditawarkan kepada traveler. Atraksi tersebut seperti tea walk, fishing,
memanah, kemping, ATV, bahkan mini golf.
Harga tiket masuk ke kebun bunga cukup murah Rp
10.000/orang.
Sayangnya cuaca mendung, bahkan rintik hujan mulai turun
ketika hun menarik tangan saya mempercepat langkah agar tidak kehujanan dan
segera menuju mobil.
Tak banyak foto diambil tapi cukuplah buat sekedar
dokumentasi.
Benar saja belum sampai 200 m meninggalkan merlimba hujan
deras turun bak dicurahkan dari langit. Dan terjebaklah kami dalam kemacetan.
Hikss..
Makan malam ke Cimory terpaksa dibatalkan karena saya
malas keluar mobil ditengah derasnya hujan.
Saya pengen segera sampai hotel dan mandi air panas.
☀☀☀☀
Keesokan harinya .. pagi pagi hun sudah menggedor pintu
kamar saya..dan mengajak jalan jalan ke kebun teh.
Rencananya take breakfast dulu dan sekalian check out.
Sayapun segera packing dan mandi.
Menu sarapan hotel yg beraneka macam tidak menggugah
selera saya, maag saya kembali sakit melilit datang dan pergi.
Hun sudah mulai khawatir melihat ringisan diwajah saya.
'Kita balik ke Jakarta saja ya... atau mau balik ke kamar
untuk istirahat..?' tawar hun.
'Gak apa apa..kita jalan jalan saja... sakitnya datang
pergi kok..dan masih bisa nahan...' ucap saya sok kuat.
Hun geleng geleng kepala dengan wajah cemas.
Tanpa perlu beralasan ternyata tea walk harus batal ...
penyebabnya bukan karena saya sakit tapi padatnya pengunjung wisatawan ke
Puncak minggu pagi itu. Saat mobil mulai menyusuri jalan raya telah disambut
kemacetan. Saya minta hun utk putar balik saja krn kalkulasi waktu.. bisa bisa
saya ketinggalan pesawat krn terjebak di Puncak.
'Trus kemana kita..?' Hun tancap gas karena sisi jalan
arah jakarta lengang sementara sisi yg lain antrian mengular luar biasa
panjang. Bus bus pariwisata berderet deret. Sirine dari kendaraan polisi
meraung raung menertibkan pengguna jalan.
' Eiittt malah melamun...' hun menjentik ujung hidung
saya.
Saya terkekeh.
'Manut aja...' jawab saya pendek
Akhirnya hun membawa saya ke Kota Tua Jakarta.
Tepatnya hanya ke Museum Fatahillah.
Ada yang lucu ketika kita touchdown Kota Tua. Saya yang
duluan turun dari mobil menunggu hun dipinggir jalan karena mas ganteng sedang
parking his car.
Setelah hun menghampiri saya lantas jalan bergegas . Hun
yang menggandeng tangan saya mengikuti langkah saya yang super cepat karena kepanasan.
Hampir tengah hari .. matahari begitu panas menyengat.
Tiba-tiba hun nyeletuk ‘ Loh… disini to tempatnya…?’
ucapnya sambil memandang wajah saya.
Lhohhh....Saya bengong
Dengan wajah meringis... He told sering sekali lewat daerah Kota Tua tapi baru tahu dimana letak Museum Fatahillah.
Yaela hun... kirain :D
Museum Fatahillah, di masa lampau, era penjajahan VOC, bangunan museum ini
memiliki fungsi sebagai balai kota, ruang pengadilan, dan penjara bawah tanah.
Di bagian luar bangunan museum terdapat lapangan, disebut
sebagai lapangan Fatahillah. Lapangan ini dulu adalah tempat mengeksekusi para
tahanan.
Museum terbesar di Jakarta ini memiliki 3 lantai dan
menyimpan sekitar 25.000 koleksi benda bersejarah, di antaranya prasasti,
meriam, patung Dewa-Dewi, koleksi mebel antik, gerabah, dan keramik.
Penelusuran jejak sejarah kota Jakarta dari masa
pra-sejarah hingga berdirinya kota Jayakarta pada tahun 1527 dapat diketahui di
museum ini.
Tiket masuk Museum Fatahillah sebesar Rp 2 ribu per
orang. Museum ini terbuka untuk publik setiap hari Selasa hingga Minggu, mulai
dari pukul 9 pagi hingga 3 sore.
Hanya sebentar kami kelilingi museum... tempatnya sangat
ramai pengunjung.
Di pelataran museum lebih ramai lagi.. wisatawan yg berkeliling naik
sepeda dgn hiasan dan topi warna warni. Sangat menarik.
Melanjutkan jalan jalan saya minta hun mengantar ke mall
sebelum ke bandara. Beli oleh oleh utk anak anak dan makan siang.
Dan saya kembali meringis kesakitan .Duuhhh... baru
sekarang saya merasakan sakit maaq yg agak parah. Biasanya saya abai krn hanya
perih sebentar. Tapi kali ini sakit yg saya rasakan menembus hingga ke punggung
dan panggul. Ada rasa panas yg menggumpal diperut dan punggung acap sakitnya
datang.
Hun lantas membelikan saya obat maag beda merk dari yg
sudah saya minum.
Setelah minum obat, rasa sakit mulai reda.
Omg. .. tiba tiba saya pingin segera sampai rumah dan
bisa merebahkan badan.
Sedih rasanya memaksakan pergi tapi kondisi badan tidak
sehat.. hanya merepotkan hun saja.
Setelah makan, Grand Vitara warna putih yg dikendarai hun
kembali gesit menyibak jalanan ibukota.
Tiba di Bandara disambut hujan. Setelah sholat ashar di masjid bandara, dan rebahan di selasar masjid yg
sejuk, saya lirik hun yg tengah memijat
telapak kaki saya. Sakit banget di titik titik tertentu dan membuat saya
menjerit jerit tertahan.
'jadi merepotkan kamu... pengennya senang senang malah
merawat sakit...' ucap saya disela ringisan kesakitan krn dipijat.
' Sering sering aja mbak...' sahut hun. 'Saya suka
kok...' tawanya berderai. Saya ikut tertawa campur meringis sakit dan mencubit
lengan hun gemas.
Nada bbm terdengar dari HP saya, Galo texting dan
menanyakan kapan pulang. Saya jawab kalau sudah di bandara dan sekitar jam
21.00 wib will be landing di Jogja. ‘have a safe flight mom.. jangan lupa oleh
oleh’ texting Galo lagi diikuti emot emot mringis .
Saya tertawa sambil membalas bbm Galo
‘siapa Tha..?’ tanya hun
‘anakmu…, nanyain kapan pulang sama minta oleh oleh…’
jawab saya
‘salam buat anak-anak ya… bilang dah dibeliin oleh oleh
se koper…’ hun terkekeh sambil melirik jam tangan.
Saya segera mengakhiri bbm dan bersiap beranjak menuju
gedung terminal. Hun menunggui saya check in counter dan mengantar saya sampai
ke lantai 2.
Sekali lagi saya pandangi wajah ganteng nya, hun memeluk
saya erat dan mencium kening saya.
‘sampai jumpa bulan depan ya…’ bisiknya ditelinga.
Saya mengangguk.
Hun melambaikan tangan sebelum saya melangkah menuju
boarding gate.
Bismillah semoga lancar perjalanan pulang .
Dan.... saya disambut antrian panjang penumpang yang mengular .