Setelah 5 tahun tidak pulang ke Jogja,
alhamdullilah tanggal 20-31 Maret , adik saya Riena datang kembali dari
Gorontalo menengok orang tua dan saudara-saudaranya.
Bahagia dan haru bisa berkumpul setelah bertahun-tahun tidak
berjumpa. Tak mau melewatkan kesempatan, Chandra , adik bungsu saya dan keluarganya
juga datang dari Wonogiri untuk kangen-kangenan dengan kakaknya.
Rumah
Cempaka jadi begitu ramai dan seru dengan canda tawa, saling membagi kisah
keluarga masing-masing. Riena hanya datang
sendiri, belum bisa mengajak suami dan anak-anaknya, tapi rencananya beberapa
bulan ke depan mereka sekeluarga akan kembali ke Jogja saat Ruben si sulung
wisuda.
Datang
ke Jogja , membuka kenangan akan tanah kelahirannya, Riena ingin mengisi
hari-harinya dengan sebanyak-banyaknya bernostalgia. Pergi ke tempat wisata, makan makanan yang
tak dijumpainya di Gorontalo dan belanja titipan oleh-oleh. Hadeehh...baru saja datang
sudah banyak pesanan dari teman-temannya rupanya.. seperti baju-baju batik serta souvenir
andong dan becak..hehehe..
Maka
sejak hari pertama, setiap pagi saya selalu menanyakan agenda kegiatan yang
akan dilakukannya. Dua hari berturut-turut , saya dan ibu mengantar Riena ke
Prambanan, Malioboro dan pasar Beringharjo. Kesempatan lain saya ajak makan
siang ke warung Handayani yang terkenal dengan brongkos koyor dan es campur
yang maknyus. Lain hari dalam perjalanan ke pusat kerajinan
kulit Manding , saya dan Hun yang datang juga dari Jakarta , mengajak Riena menikmati sate klatak di Imogiri.
Ibu
juga tidak kalah sibuk menemani anak tengahnya ini berkunjung ke saudara
saudara di Jogja dan Solo. Memasak masakan kesukaannya dan menyiapkan aneka
camilan aneh yang tidak dimakan Riena selama di Gorontalo, seperti manggleng
(ketela kering yg digoreng), alen-alen (olahan ketela goreng ), ketan saus gula
merah, arum manis, dan masih banyak lainnya.
Bapak
tak kalah seru… setiap kali jalan diajaklah anak perempuannya itu makan soto ke
Tamansari, jajan sate atau menikmati semangkok bakso di sudut kota Jogja.
Riena
terlihat begitu bahagia menikmati kebersamaan dengan keluarga , wajahnya
bersinar dan badannya makin endut karena kebanyakan makan, tersangka utama
adalah bihun rebus dengan uritan bikinan warung mbah Budi depan rumah..hahahaha
Selain
makan dan belanja, saya ingin mengabadikan kedatangan Riena ke Jogja dengan
foto family group ke foto studio. Saya, Riena dan Chandra lantas mengatur
jadwal foto dan dresscode.
Papyrus
studio saya pilih untuk mengabadikan moment kebersamaan Wuryanto Family . Duhh
bahagianya saya melihat hasil foto. Seru dan seru… bahkan rencana lanjutan
telah disusun untuk kembali berfoto bersama saat kumpul lagi.
Mengisi
kegiatan minggu terakhir sebelum Riena kembali ke Gorontalo, kami berencana
untuk membawanya tour ke Kaliurang. Moment melihat dampak erupsi Merapi yang
terjadi tahun 2010 lalu atau Volcano Tour.
Maka
minggu pagi yang cerah itu, kami ber 12, dengan 2 mobil melaju ke arah utara, 25
kilometres north Yogyakarta , menuju kawasan Kaliurang sebuah resort town yg
berada di kaki Gunung Merapi.
Touchdown
30 menit kemudian , wisatawan terlihat ramai memadati kawasan berhawa sejuk ini
untuk berlibur . Jeep – jeep untuk volcano tour terlihat berjajar rapi
menyambut para pencari andrenalin untuk segera melesat menyusuri rute merapi. Wisata
Jeep Merapi Lava Tour menjadi wisata petualangan yang paling menarik saat ini
di Jogja.
Tapi
sebelum membeli tiket tour , kami ingin menikmati semangkuk wedang ronde dan
jadah tempe terlebih dulu. Sembari menghangatkan badan , kami menghirup udara segar, mengisi paru paru dengan
sebanyak banyaknya oksigen nan bersih .
Kawasan
Kaliurang sudah dipandang sebagai tujuan wisata sejak zaman penjajahan Belanda.
Pada abad 19, kawasan ini mulai dibangun sebagai tempat peristirahatan bagi orang
Belanda dan keluarga mereka.
Setelah
Belanda meninggalkan Indonesia, Kaliurang tetap dijadikan tempat
peristirahatan. Banyak perusahaan dan instansi mendirikan wisma di Kaliurang. Berada 900 meter diatas permukaan laut membuat
udara di Kaliurang sejuk dan segar. Suhu berkisar 20-25 derajat celcius.
Cukup beristirahat , kami bergegas menuju basecamp penjualan paket volcano tour.
Setelah nego harga (nego tipis) hehehehe…
kita mengambil paket yang singkat saja per jeep disepakati sebesar 300k
dibayar kepada masing-masing drivernya.
Dengan diantar 3 jeep bersiaplah kami menyusuri rute Merapi Lava Tour
2016.
Start
diawali dari parking lot Tlogo Putri Kaliurang…
Dan
saya begitu ‘shock’ setelah melalui 30 menit pertama sejak melewati gerbang
tour volcano. Shock diakibatkan the real how to ride offroads jeep…hahahahha….
Gilaaaa… beda banget dengan pengalaman saya naik jeep yang sama setahun pasca
meletusnya merapi 2010. Allahu Akbar…
ditambah saya dapat driver keren mas Reno Difamilata salah seorang penyanyi hip
hop Jogja… mas nya keren tapi sableng… sudah tahu ada jalan halus malah nyari
nyari jalan yang penuh batu batu besar buat dilewati.. wekekkkkk
Hu..hu..hu… pengen teriak setoopp tapi saya
hanya bisa tertawa tawa dan jerit jerit ngeri.. Galo, Nadjwa dan Fikri yang
satu jeep dengan saya malah teriak teriak kegirangan dan berkali-kali mengucap kata
seru. Ya Allah… badan sudah dijungkir balik dan beberapa kali terbentur besi palang mobil. .. slamet…slamet…slamet…
bibir saya komat kamit menyebut gusti Allah.
Tak
kalah ekstreem 2 jeep lain yang membawa rombongan keluarga Chandra serta
rombongan Riena dan bapak ibu berada di depan dan belakang saya. Teriakan dan
seruan tak kalah heboh. Bahkan jika jalan yang kami lalui cukup lebar adu salip
jeep membuat kami makin kencang teriak.
Duuhhh
saya benar-benar mengkhawatirkan kondisi bapak ibu, jangan-jangan mereka takut
dan kesakitan. Tapi ternyata mereka berdua sangat menikmati petualangan gila
yang dirancang anak-anaknya. Bapak berdiri di seat belakang dengan Riena dan
Ruben, sementara ibu bisa duduk nyaman di kursi depan.
Sebelum
terguncang-guncang bebatuan tadi, peserta diajak singgah di Museum Sisa harta yang berada dibekas
Dusun Petung. Salah satu dusun yg sudah dikosongkan warga saat bencana
terjadi. Terlihat bekas bangunan yang
hanya menyisakan beberapa sisi tembok , benda-benda yang luluh lantak tak
berbentuk, foto-foto erupsi dan evakuasi , juga kerangka kerangka hewan yang
mati karena kedahsyatan awan panas atau lebih dikenal dg sebutan 'Wedus Gembel'
.
Setelah
take beberapa foto, perjalanan menyusuri bongkahan material merapi dilanjutkan.
Kembali terguncang-guncang di atas mobil jeep willys yang di era tahun 1940 merupakan
kendaraan perang tentara US yang diproduksi oleh Willys-Overland perusahaan otomobil
pemasok kendaraan Angkatan bersenjata.
Rute
Selanjutnya yang dikunjungi adalah Batu ALIEN di desa jambu yaitu sebuah batu
besar dari kawah merapi yg terdampar di
bekas Dusun Jambu. Batu besar yang wujudnya mirip wajah manusia ini asli tidak
dipahat. Dan terdampar di dusun jambu pada erupsi merapi 2010 dan oleh penduduk
diberi nama batu wajah atau batu alien.
Tak
menyiakan kesempatan.. kami foto-foto mengabadikan moment indah di Merapi. Pemandangan yang menakjubkan, dibalik bencana
yang merenggut nyawa dan harta , merapi memang tak ingkar janji.. kehidupan
warga kembali terus membaik, relokasi warga terlaksana, perekonomian kembali
hidup dengan banyaknya wisatawan yang ingin mengikuti tour. Warung makan dan cinderamata banyak berjajar
di setiap pos pemberhentian. Pelepas lelah dan dahaga usai memacu adrenalin
setelah berkendara offroad.
Setelah
Batu Alien perjalanan kami berlanjut ke Bunker Kaliadem Merapi. Merupakan
sebuah ruang lindung darurat dari bahaya awan panas. Pada erupsi merapi 2006 ada dua relawan yang berlindung di dalam bunker, namun nyawanya tidak selamat. Dan pada erupsi 2010 dusun Kaliadem rata tertimbun material
lahar panas luapan dari Kali Gendol yaitu sungai yg dilewati jalur utama lahar
Merapi . Baru 3 tahun kemudian bungker yang sdh tertimbun material beberapa
meter ini terlihat kembali setelah digali.
Take
beberapa foto lagi… dan mampir ke salah satu warung untuk menikmati segelas
wedang gedang. Wedang yang terbuat dari seduhan jahe dan gula aren yang
dicampur dengan potongan pisang kepok ini sangat cocok menghangatkan badan
ditengah terpaan angin kencang. Sayup terdengar gesekan dawai biola seorang
turis mancanegara yang ‘ngamen’ di samping bunker Kaliadem, menambah indah
panorama Merapi.
Perlahan
langit mulai gelap, angin sembribit mulai berhembus kencang. Mas Reno segera
mengajak rombongan untuk melanjutkan perjalanan… katanya rute terakhir yang akan dilalui
adalah yang paling seru dan paling
diminati yaitu bermain air di kali kuning.
Dan
ternyata, belum sampai basah-basahan di Kali Kuning rombongan sudah lebih dulu basah oleh air hujan yang turun
dengan derasnya bak dicurahkan dari langit. Dan saat jeep memasuki Kali Kuning
sungguh luar biasa atraksi yang terjadi… hujan deras yang mengguyur membuat
Kali Kuning dipenuhi air.. dan dengan lihainya…driver saya yang full energi itu
menghentakkan jeep warna hijau dengan kecepatan penuh saat masuk ke kubangan ..
semburan air sungai dari sisi kiri dan
kanan muncrat dan membasahi kami semua.. Astaqfirullah ni orang kejam yaa….
Hahahahaha.. Dan dengan entengnya dia
masih menanyai Nadjwa… ‘ Lagi ya dik…?’
Nadjwa
yang belum sempat menjawab karena masih terbengong hanya bisa menjerit jerit
ketika jeep kembali melakukan manuver nyebur kubangan untuk yang kedua kali..
Oh My God ..... sungguh spektakuler..
Oh My God ..... sungguh spektakuler..
2,5
jam petualangan Woerjanto Family hari ini sungguh luar biasa.. lelah dan basah
kuyup sebanding dengan pengalaman yang didapat.
Terima kasih ya Allah atas nikmat yang Kau beri pada keluarga kami.
Selalu bersyukur.