Jalan jalan
masih berlanjut …
Tujuan
kami berikutnya adalah mejeng cantik di Presidential Office Building atau Istana
negara presiden Taiwan. Gedung yang terletak di Zhongzheng disctrict Taipei
city ini punya best spot yang biasa dipergunakan turis untuk foto
diseberangnya. Jadi kepikiran kalau iconnya kota jogja yaitu Tugu Jogja juga
punya spot foto…hehehe. Secara struktur bangunan, hampir mirip istana negara
pada umumnya berupa blok-blok yang memisahkan antara suatu bangunan dengan
bangunan lainnya. Warna yang dilihat dari kejauhan adalah merah tua bercampur
dengan putih. Tower utama yang menjulang tinggi menjadi ciri khas bangunan ini.
Sambil
lalu Mr. Yellow bercerita dengan bahasa inggris campur bahasa tubuh tentang
sejarah istana negara tersebut, diceritakan kalau Arsitektur Presidential
Office Building sangat kental dengan nuansa Eropa. Istana kepresidenan ini
didesain oleh arsitek Jepang pada masa Perang Dunia ke II ketika Jepang
menjajah Taiwan. Bangunan Istana juga menghadap ke timur untuk menyongsong
datangnya matahari, sesuai dengan nilai-nilai budaya Jepang. Pada tahun 1998,
Presidential Office Building dinyatakan sebagai cagar budaya oleh pemerintah
Taiwan. Semenjak itu juga, Istana mulai dibuka untuk umum. Pembukaan Istana
untuk umum mempunyai tujuan tertentu, yaitu untuk mendekatkan Presiden dan
rakyatnya.
Presidential
Office Building terdiri dari empat lantai dan satu lantai basement. Gedung ini
mempunyai kapasitas untuk menampung 2000 orang. Terdapat lebih dari 300 ruang
yang sebagian besar berfungsi sebagai kantor. Selain itu, di Istana ini juga
terdapat aula-aula dan taman-taman. Presidential Office Building mempunyai
sepuluh pintu masuk. Akan tetapi, hanya gerbang depan dan barat yang digunakan
sebagai pintu masuk untuk acara resmi. Di bagian depan terdapat menara setinggi
60 meter yang hancur ketika Perang Dunia II berlangsung. Pada masa itu, menara
tersebut merupakan bangunan tertinggi di Taipei.
Tidak
terlalu lama kita berada di Istana Negara karena tidak masuk area juga dan hanya foto di seberang istana.
Perjalanan
dilanjutkan ke Longshan
Temple. Ke Taiwan kalau gak nengok kuil gak afdol ya… Longshan
Temple atau Kuil Longshan merupakan kuil tertua di Taiwan, sebagai tempat
berdoa umat Buddha. Meski pernah terkena topan, gempa bumi, hingga pengeboman
pada Perang Dunia II, kuil ini masih kokoh berdiri.
Kuil
Mengjia Longshan terletak di Wanhua, distrik paling tua di Taipei. Kuil ini
dibangun sekitar tahun 1738 oleh kaum Fujian yang membuatya menjadi salah satu
bangunan tertua di Taipei. Dibangun sebagai dedikasi terhadap dewi Guanyin
(dewi welas asih). Nama Longshan mempunyai arti Gunung Naga dan merupakan kuil
tertua yang ada di Taipei.
Kuil
ini ramai dikunjungi pada hari pertama dan hari ke limabelas kalender Cina.
Umat Buddha, Tao dan pemuja Matsu berkumpul di kuil ini untuk berdoa. Kuil ini
menjadi pusat spiritual bagi orang-orang di sekitar propinsi Fujian. Bangunannya
indah dengan ornamen-ornamen dan patung yang menghiasi seluruh . Patung Dewi
Cinta Kasih Guanyin, hiasan sepasang naga di ruang depan, dan empat naga di
ruang tengah. Semua patung tersebut dipahat dengan halus dan sempurna.
Setelah
kenyang menghirup bau dupa, mr Yellow mengajak kami mengunjungi sebuah tempat bangunan
bersejarah Lin
An Tai Ancestral House.
Menurut cerita yang dituturkan Lin
An Tai Ancestral House adalah rumah tradisional yang dibangun pada abad ke-18
oleh seseorang bermarga Lin, yang awalnya penduduk negeri China. Ia dan
keluarganya menyeberang menuju Pulau Formosa dengan harapan membangun kehidupan
yang lebih baik. Sesampainya di Taiwan, ia dan keluarganya berhasil membangun
bisnis yang memungkinkan mereka membangun rumah tradisional yang mewah. Rumah
tersebut yang kemudian kita kenal dengan nama Lin An Tai; gabungan antara nama
keluarga dan nama perusahaan yang mereka dirikan. Awalnya Lin An Tai terletak
di Daan District. Di sana, konon rumah tradisional ini sempat mengalami
pemugaran akibat proyek perluasan jalan dan dipindahkan ke lokasinya sekarang,
di Zhongzheng District, tidak jauh dari Keelung River.
Memasuki
pintu depan seakan membawa kami seperti ke adegan-adegan di film . Halaman luas yang asri... rumput hijau dan tanaman rindang.. dengan bata merah yang indah. Memasuki bangunan utama bisa
dijumpai kamar-kamar tidur (lengkap dengan perabotannya), tempat sembahyang,
dapur, ruang makan, dan beberapa ruang lain yang notabene kosong namun sebagai
gantinya dipasang foto-foto rekam kegiatan yang diadakan di Lin An Tai beberapa
waktu yang lalu. Memasuki ruang demi ruang menggambarkan rutinitas kehidupan
penghuninya di masa lampau.
Lin
An Tai terdiri dari beberapa blok yang terpisah, namun masih dalam satu area. Ada
ruangan dengan banyak meja kursi yang ditata menyerupai ruang kelas. Ruang
makan lengkap dengan aneka makanan yang tersaji dimeja. Juga ada taman yang
asri, dilengkapi kolam yang terdapat gazebo di tengahnya.
Rasanya
betah berlama lama duduk menikmati keindahan Lin An Tai house terasa tentram dan damai.