Thursday, October 6, 2016

Rafting Progo Atas

Saya agak shock ketika tahu puncak acara self management training yang diadakan oleh kantor adalah RAFTING..!!! Hiksss…. Shoooock.… alay bin lebay yaa… :D

Tapi whatever lah … sah sah saja ya respon  tiap orang khan beda beda yaa… dan saya memilih kaget..hehehehe tepatnya takut... Sebenarnya bisa pilih paintball kalau takut tapi saya pengen juga merasakan gimana serunya olah raga air yang sangat memacu adrenalin ini. Paintball menarik juga siih… tembak tembakan berasa ala ala tentara memburu teroris..wekekekkkkk

So… bismillah… saya ikutan Rafting. Dan buru buru nemplok ke beberapa teman yang senior rafting..qiqiqi…. maksudnya mereka sudah pernah rafting dan merasakan terjatuh dari boat saat mengikuti rafting di sungai yang gradenya lebih tinggi dari grade yang akan saya ikuti sekarang.
Gabung di Team Satu,  Saya, Munawar, Wafa, Sigit dan Lusi dan di pandu oleh Fuad sebagai skipper.

Setelah pengarahan dari Progo Rafting kami lantas menuju boat . Strating point dimulai dari bantaran kali progo yang terletak di halaman belakang Hotel Puri Asri – Basecamp PROGO RAFTING, berbatasan langsung dengan sungai Progo. Kami bakal menyusuri sungai Progo Atas sepanjang 9 km dengan jarak tempuh  sekitar 2 jam.

Progo Atas rafting yang saya ikuti ini masuk Grade III, kriteria jeram dibagi menjadi VI… artinya sungai Progo Atas berada ditengah tengah tingkat kesulitannya.


Siang itu.. Magelang turun hujan sejak pagi… tidak terlalu deras tapi tentu menambah debit air sungai.. Fuad menyampaikan kalau air sungai yang banyak cukup membantu karena tidak banyak membutuhkan tenaga untuk mendayung tetapi jeram yang akan dilalui juga bergolak cukup besar.

“ Tapi tidak perlu khawatir karena ciri utama sungai dengan klasifikasi jeram grade III ini adalah, pada setiap jeramnya selalu di akhiri dengan arus tenang atau flat yang cukup panjang… “ imbuh Fuad.

“ Jadi maksudnya kita punya tempat buat tarik nafas dan tenang setelah terombang ambing jeram gituuhh..” sahut saya.

“ wwaaaaaa…. Jeramnya ngeriii  gaaakkk….??!! “ Lusi mulai khawatir.

“ tenang….tenang…. ibu…ibu … tidak perlu takut… ada bapak bapak yang siap menolong kalau tercebur…!!” timpal bapak bapak diiringi tawa keras.

Ya ampun…..saya nyengir nyeri… membayangkan saya tercebur dan terbawa arus.. jantung saya mulai berpacu kencang.

Dan 5 menit kemudian setelah jeram pertama terlewati .. mulailah kami sedikit  bisa mempelajari medan. Beberapa teman dari boat lain ada yang tercebur dan skipper dengan cekatan menolong.












Dan jangan tanya keseruan menit menit berikutnya… :D …. Super katrok… pada gak ingat kalau sudah tua.. dah punya anak gedhe… bahkan sudah punya cucu…
Semua serempak kompak saling ciprat cipratan air.. tabrak menabrak perahu… entah berapa gelas air sungai terminum bila ketawa terbahak bahak dan kena guyuran air di jeram atau cipratan air dari perahu tetangga. Yang ada hanya tawa, jeritan dan keseruan yang menyenangkan.

Rafting atau Arung jeram adalah olah raga kelompok, sangat mengandalkan kekompakan. Kerja sama dan pengertian antar awak perahu adalah faktor utama yang menunjang keberhasilan melewati berbagai hambatan di sungai.
Tak ada batasan tua muda, atasan bawahan… semua kompak saling bekerja sama mengarahkan perahu untuk melaju dan mengatasi kendala bila sedang memasuki jeram dengan air yang bergolak golak .

Salah satu yang membuat saya di dera takut diawal karena tak dibantah bahwa Arung Jeram merupakan olah raga yang penuh resiko (high risk sport). Rafting memiliki potensi kecelakaan paling tinggi dalam dunia olahraga, walaupun kita dapat mengantisipasi dengan melakukan prosedur-prosedur yang benar, pengetahuan, serta keahlian yang memadai, seperti yang dijelaskan oleh pemandu saat sebelum turun ke sungai, satu hal lagi kita harus dalam kondisi “baik”; baik dalam arti pemahaman teknis, kemampuan membaca medan secara kognitif, sehat fisik dan mental.

“ mbaaakk Thaa… Sudah minum milo berapa gelas…??? “ teriakan seorang teman ketika saya muncul dari jalan setapak seusai rafting.
Saya tergelak… minum milooooo…. Tentulah maksudnya air sangai yang coklat pekat .

Dan saya mengacungkan 2 jari kanan disambut acungan jempol dan tawa beberapa teman.

Alhamdullilah… menyusuri sungai progo selesai ketika waktu menunjukan pukul 17. Saatnya balik lagi ke hotel, mandi dan menghangatkan badan dengan segelas milo asli…hehehehe..