Gallo dan Nadjwa, adalah anak-anak yang pemberani menurut saya.
Banyak hal baru yang mereka berani coba dan pelajari. Sejak kecil saya berusaha
mengenalkan mereka akan banyak hobby dan kegiatan. Terutama kegiatan yang
mengasah soft skill mereka, dari bermain music, olahraga, seni dan lainnya.
Rasa keingintahuan dan berani
mencoba itu yang membuat mereka antusias mencoba hal baru di acara plesir ke Bali kali ini, mereka antusias memilih Parasailing di Watersport
Tanjung Benoa.
Parasailing merupakan salah satu olaraga air yang sangat menantang dan seruuu.. Permainan ini memakai payung parasut dan ditarik oleh speed boat mengelilingi pantai tanjung benoa, jadi persis seperti sedang terjun payung beneran dan kita dapat melihat keindahan pesisir pantai selatan pulau Bali dari ketinggian.
Parasailing merupakan salah satu olaraga air yang sangat menantang dan seruuu.. Permainan ini memakai payung parasut dan ditarik oleh speed boat mengelilingi pantai tanjung benoa, jadi persis seperti sedang terjun payung beneran dan kita dapat melihat keindahan pesisir pantai selatan pulau Bali dari ketinggian.
Setelah memesan paket untuk 3
orang, untuk anak-anak dan pak Munawar, yaitu teman kantor satu rombongan, kami
lantas kembali menaiki perahu menuju tengah laut untuk pindah ke speed boat.
Di atas kapal sudah ada beberapa orang yang akan ditarik naik ke angkasa, kami
duduk dulu menunggu persiapan pasang parasut.
Sambil menunggu, saya pandangi
kedua buah hati saya tersebut. Kedekatan mereka berdua satu sama lain sangat
menentramkan hati saya. Setiap kali bisa mengajak anak-anak pergi piknik dan
menikmati kebersamaan seperti ini dan melihat mereka bisa tersenyum ceria,
sungguh bahagia hati saya sebagai seorang ibu.
Tahun ini Gallo lulus SMA dan akan
melanjutkan kuliah. Tak terasa begitu cepatnya waktu berlari. Rasanya baru
kemarin saya pangku dan gendong, sekarang telah tumbuh dewasa dan cantik.
Sementara Nadjwa tahun depan gantian cari SMA, gadis kecil saya sebentar lagi
sudah menjadi remaja. Nadjwa yang manis dengan lesung pipit di kedua pipinya.
“ moma…. Kok melamun…” Nadjwa
tiba-tiba pindah duduk disebelah saya .
Saya tersenyum dan mengelus rambut
hitam panjangnya. Si bungsu dengan manja memeluk saya.
“ Pada kedinginan ya..?” Galo tertawa
kecil dan ikutan memeluk.
Dan kami bertiga berpelukan
“ eeehhh.. ada teletubbies…..berpelukaaannn
!!! “ celetuk pak Munawar.
Hahahaha… jadi malu dengan Pak
Munawar…
Tak berapa lama, anak anak dan pak
Mun di minta persiapan untuk parasailing. Atribut seperti harnace dan tali pengamanan
dipasang.
Dan meluncurlah mereka di angkasa..
ditarik boat dengan kecepatan tinggi mengitari Tanjung Benoa. Teriakan
dan jeritan ketiganya sontak terdengar nyaring begitu badan mereka tertarik
parasut. Saya ngilu melihatnya… luar biasa bener mereka bertiga itu.. Perasaaan
ngeri menjalari tengkuk saya.. bagaimana dengan keamanan mereka apakah mungkin
tali ini kuat.. aman..? … dan bagaimana dengan resiko jatuh ke laut ……… ya Allah..
diam-diam saya berdoa untuk keselamatan mereka bertiga . Ketakutan akan jatuh
pasti ada, namun sensasi terbang tersebut membuat saya yang melihat di bawah iri
dibuatnya..hehehe..
Diatas sana mereka pasti merasakan
keseruan dan sangat menyenangkan. Menikmati pemandangan indahnya Pulau Bali
dari ketinggian lebih dari 100m.
Entah berapa menit kemudian mereka
terlihat ditarik kembali mendekati kapal dan akhirnya ketiganya menjejakan kaki
di kapal. Ucapan pertama yang keluar dari bibir Nadjwa adalah…. “ mami mau
lagiiiii…. Seruuu….”
Saya tertawa tergelak…
Ya Allah… terima kasih telah Engkau
titipkan anak-anak pemberani ini ..