Buka puasa diakhir bulan ramadhan ,hampir sebagian besar menu yang disantap maqrib itu adalah ketupat dan opor ayam, hehehehe. Mengapa? karena sudah jadi tradisi umat islam di Indonesia sehari sebelum lebaran atau terakhir puasa, memasak opor ayam, sambal goreng ati atau menu sayuran lain yang biasa disantap dengan ketupat menjadi setengah wajib dilakukan , hehehehe.
Maka pagi itu saya sudah mencatat bahan masakan tuk titip belanjaan ke ibu. Sesuai rencana saya akan masak opor ayam telur, sambel goreng daging dgn kentang dan beli ketupat yang sudah jadi.
‘mommy jadi masak opor..? tanya Nadjwa ketika melihat saya sibuk mencatat.
‘jadi donk….’ Saya senang melihat Nadjwa menawarkan diri untuk membantu ketika mendengar jawaban saya.
Maka siang itu saya, Gallo dan Nadjwa sibuk didapur untuk masak. Moment yang sangat saya sukai setiap tahun terjadi sekali diakhir ramadhan. Rasanya senang mengulang kegiatan ini setiap tahunnya.
‘mom, kenapa to tiap lebaran masakannya selalu sama yaitu ketupat dan opor? ..’ tanya Nadjwa sambil mengupas telur yang sudah dingin usai saya rebus.
‘sebenarnya masakan itu cuma simbol deq.. terutama yang dijadikan simbol adalah ketupatnya..’ jawab saya. ‘ketupat disini artinya ngaku lepat, atau mengaku salah karena setelah puasa sebulan dihari Idul Fitri kita saling maaf memaafkan dan untuk lebih seru makan ketupat bareng-bareng..’ saya melanjutkan.
Menurut beberapa artikel yang saya baca, BERAS sebagai bahan utama membuat ketupat merupakan simbol dari NAFSU DUNIA, sedangkan JANUR yang dipakai untuk membungkus beras merupakan kependekan dari “jatining nur” atau bisa diartikan hati nurani. Jadi ketupat itu simbol dari nafsu dunia yang bisa ditutupi oleh hati nurani. setiap manusia itu punya hawa nafsu, tetapi nafsu itu bisa dikendalikan atau dikekang oleh hati nurani.
Maka jadilah ketupat sebagai hidangan spesial lebaran terutama di tanah jawa.
Dalam sejarah, Sunan Kalijaga adalah orang yang pertama kali memperkenalkannya pada masyarakat Jawa. Beliau membudayakan dua kali Bakda, yaitu Bakda Lebaran dan Bakda Kupat. Bakda Kupat dimulai seminggu sesudah Lebaran. Pada hari yang disebut Bakda Kupat tersebut, di tanah Jawa waktu itu hampir setiap rumah terlihat menganyam ketupat dari daun kelapa muda. Setelah sudah selesai dimasak, kupat tersebut diantarkan ke kerabat yang lebih tua, menjadi sebuah lambang kebersamaan.
Ketupat sendiri menurut para ahli memiliki beberapa arti, diantaranya adalah mencerminkan berbagai macam kesalahan manusia, dilihat dari rumitnya anyaman bungkus ketupat. Yang kedua, mencerminkan kebersihan dan kesucian hati setelah mohon ampun dari segala kesalahan, dilihat dari warna putih ketupat jika dibelah dua. Yang ketiga mencerminkan kesempurnaan, jika dilihat dari bentuk ketupat. Semua itu dihubungkan dengan kemenangan umat Muslim setelah sebulan lamanya berpuasa dan akhirnya menginjak hari yang fitri.
Bentuk persegi ketupat juga diartikan masyarakat Jawa sebagai perwujudan kiblat papat limo pancer. Ada yang memaknai kiblat papat limo pancer ini sebagai keseimbangan alam: 4 arah mata angin utama, yaitu timur, selatan, barat, dan utara. Akan tetapi semua arah ini bertumpu pada satu pusat (kiblat). Bila salah satunya hilang, keseimbangan alam akan hilang. Begitu pula hendaknya manusia, dalam kehidupannya, ke arah manapun dia pergi, hendaknya jangan pernah melupakan pancer (tujuan): Tuhan yang Maha Esa.
Kiblat papat limo pancer ini dapat juga diartikan sebagai 4 macam nafsu manusia dalam tradisi jawa:
marah (emosi), aluamah (nafsu lapar), supiah (memiliki sesuatu yg bagus), dan mutmainah (memaksa diri). Keempat nafsu ini adalah empat hal yang kita taklukkan selama berpuasa, jadi dengan memakan Ketupat, disimbolkan bahwa kita sudah mampu melawan dan menaklukkan hal ini.
Kupat merupakan kependekan dari “ngaku lepat” atau mengakui kesalahan. Itulah mengapa setiap Hari Raya Idul Fitri selalu ada tradisi saling memaafkan. Idul Fitri atau yang biasa disebut Lebaran erat kaitannya dengan “Laku Papat” ini. Keempat tindakan itu adalah Lebaran, Luberan, Leburan, Laburan.
Lebaran, berasal dari kata “Lebar” (selesai)
Itulah mengapa Idul Fitri atau 1 Syawal biasa disebut Lebaran yang dimaksudkan telah selesai menjalani ibadah puasa Ramadhan. Istilah Lebaran hanya dikenal di Indonesia dan negara selain Indonesia tidak mengenal istilah Lebaran ini.
Hmmm… sungguh dalam makna sebuah ketupat.
Dan Alhamdullilah kesibukan saya menyiapkan sayur untuk teman makan ketupat selesai juga. Cukup banyak saya memasak karena besok adalah hari lebaran, saudara-saudara akan kumpul dirumah saya untuk bersilaturahmi.
Dan acara kumpul-kumpul keluarga akan makin akrab sambil menyantap sepiring ketupat sayur opor dan sambel goreng, juga kerupuk udang.