Double antusias dech pokoknya waktu Hun ngajak ke Pacitan. “ada proyek yang harus aku tengok di Pacitan, mau ikut gak..?’ tawarnya via bbm.
Hehehehehe… saya diajak jalan-jalan, wah gak nolak sama sekali, apalagi pas weekend. So berita menyenangkan itu segera disambut gembira juga oleh anak-anak dan tak ketinggalan ibu saya yang juga hobby plesir.
‘ke pantai ya nduk…’ pinta ibu.
‘siaappphhh…’ jawab saya, karena memang setahu saya Pacitan punya pantai berpasir putih nan mempesona.
‘ke mall ya mom…’ Gallo meringis sambil melirik Hun.
Hun tertawa geli. ‘kalau mau ngemall ngapain jauh-jauh ke Pacitan Lo..? Om anter aja ke Amplaz sekarang.’
‘ya boleh Om… ayok..ayok….’ Gallo makin menggoda pelototan mata saya.
‘tuuhh liat Om… mommy dah mau marah…hihihihihi…’ ucap Gallo sambil meraih backpacknya dan segera melesat ke dalam mobil sebelum saya mengucapkan kata.
Setelah persiapan bekal makanan dijalan dan bawaan menginap sehari rapi tertata dibagasi, berlima kami siap berangkat ke kota kelahiran presiden Indonesia sekarang, bapak SBY.
Hun mengambil rute melalui wonosari gunung kidul. ‘ kita coba jalur gunung ya.. toh kita gak diburu waktu, liat pemandangan beda.
Kami semua sepakat , selain mencoba rute beda dan melihat pemandangan indah menjadi daya tarik saya.
Dulu saya pernah ke Pacitan, lewat pacitan tepatnya, ketika awal tahun 2010 hendak plesir ke kota-kota di Jawa Timur. Waktu itu lewat wonogiri. Nah sekarang lewat Wonosari-Pracimantoro-Pacitan, kata Hun lebih cepat tapi jalannya naik turun gunung dan sepi.
Dan benar saja… setelah lewat Wonosari, jalan mulai terus menanjak dan berlika-liku. Tapi jalan yang kami lalui beraspal rata dan halus, membuat perjalanan lancar dan nyaman.
Hun memang piawai menyetir mobil, ibu yang biasa mabuk perjalanan tidak mengeluh pusing sama sekali. Anak-anak juga ceria dan saat tertentu mereka bisa tidur pulas.
Sementara saya, tentu sangat nyaman duduk didepan samping sopir, hahahahaha… pizzz Hun.
Dan perjalanan menuju Pacitan pada musim panas memang menyuguhkan pemandangan yang mengesankan. Hun tepat mengajak mencoba rute via wonosari, jalan yang sepi, gunung batu kapur dan tanaman jati yang meranggas menjadi teman sepanjang perjalanan.
Dan alhamdullilah jarak tempuh pun lebih cepat, dari Jogja berangkat pukul 14.30, berhenti untuk istirahat dan makan di jln raya pakis sebelum arah masuk kota pacitan, pukul 18.00 wib mobil sudah memasuki hotel tempat kami akan menginap.
PANTAI TELENG RIA
Pagi hari, tujuan pertama adalah Pantai Teleng Ria. Pantai terdekat dari kota Pacitan. Pantai yang merupakan lautan yang menjorok ke darat atau biasa disebut teluk yang diapit oleh dua dataran tinggi yang merupakan bagian dari pegunungan kapur Selatan yang membujur dari Gunung Kidul ke Trenggalek, menghadap Samudera Indonesia.
Rencananya Hun akan drop kami di pantai dan melanjutkan tugas utamanya check proyek dan siang hari akan menjemput untuk selanjutnya ke Goa Gong dan Pantai Klayar.
Touch down Pantai Teleng pukul 08.30 wib. Pantainya masih sepi dan agak kotor L. Duch..sayang sekali… tumpukan sampah sungguh menghilangkan kesan indah pantai yang katanya terkenal untuk tempat belajar surfing ini.
Tapi syukurlah beberapa personil life guard terlihat tengah membersihkan sampah-sampah tersebut, beberapa lokasi terutama didepan life guard tower terlihat bersih.
Nadjwa yang baca papan peringatan gak boleh mandi dipantai karena banyak ubur-ubur langsung teriak-teriak ‘gak boleh nyebur ke laut.. nanti disengat ubur-ubur…!!!!’ hohohoho , memang sih menurut penuturan seorang bapak pengawas pantai bulan juni- agustus tengah terjadi migrasi ubur-ubur.
Alhasil kita ber4 cuma duduk-duduk dipinggir pantai melihat beberapa orang yang asyik mandi dan sesekali terdengar peluit dari pengawas pantai memperingatkan orang-orang tsb untuk tidak terlalu jauh dari pantai.
Bosan duduk dipantai kakak Gallo minta dibeliin ikan bakar. Setelah jalan tak begitu jauh dari pantai dan memilih salah satu warung yang bersih dan representatif untuk istirahat , saya pesan beberapa menu masakan ikan dan udang. Tak lupa es kelapa muda sebagai minuman segar pengusir dahaga dan teriknya udara pantai.
Setelah kenyang , saatnya jalan mengitari tempat disekitar pantai. Menurut info pemilik warung, terdapat pasar ikan diujung jalan dimana kita beli aneka hasil laut yang sudah matang seperti ikan, udang, cumi, dll.
Hari beranjak siang, Hun sudah menelepon untuk menjemput, sambil menunggu kami duduk-duduk di sebuah bangunan seperti pendopo, menyaksikan para pengunjung yang mulai berdatangan. Bus-bus pariwisata mulai banyak memasuki area parkir.
Tak berapa lama terlihat mobil Hun memasuki area parkir. Kami segera beranjak menghampiri untuk melanjutkan perjalanan menuju tempat wisata berikutnya.