with ibu |
Saya betul-betul mengkhawatirkan kondisi kesehatan ibu, beberapa hari mengeluh dada kirinya sakit. Bahkan ibu pernah periksa ke dokter praktek dekat rumah dan di diagnosa ada yang nggak beres pada jantung ibu yaitu penyumbatan.
Jleq.... rasa takut dan khawatir saya sungguh besar. Maka hari ini saya duduk gak anteng di ruang tunggu, nganter ibu periksa ke dokter jantung di JIH. Tepatnya nggak nganter lagi, tapi memaksa meriksain ibu. Ibu berulang kali menolak karena takut kalau diperiksa dan ketahuan banyak penyakit.
Hadeehhh.... saya lantas 'sedikit' ceramah, hingga akhirnya ibu nurut saya bawa ke dokter. Atas rekomendasi ibu boss saya, dipilihkan dokter Nahar spesialis jantung.
Pagi tadi saya sudah telpun ke admisi dan dicatat selanjutnya diberi nomer urut 7 dan diberitahu kalau dokter praktek mulai pukul 18.00 wib.
Maka usai sholat magrib saya jemput ibu dan segera berangkat menuju rumah sakit yang terletak dipinggir jalan ring road utara tersebut.
Sampai di RS daftar ulang ke bagian admisi, dan olalaaaa.. dikertas yang saya terima tertulis angka 21.. :-(
Ternyata daftar via telpun di JIH gak ada gunanya.. Yang dicatat nomer pendaftar adl mereka yang daftar datang atau ngambil nomer langsung dimeja admisi... hhhaadeeeww...
Sayang sungguh sayang... Apa mereka gak percaya ya pendaftar lewat telpun?
Padahal saya sudah ditanyai nomer Hp atau telpun rumah segala. Kliatannya rumah sakit ini gak bakal menerapkan pendaftaran online via internet dech..krn makin gak jelas identitasnya kalik yaa...
Maka saya harus melewatkan 2,5 jam duduk tanpa kegiatan berarti selain ngutak-utik Blackberry.
Akhirnya datang juga giliran ibu diperiksa pak dokter. Setelah rekam jantung, dan lain2nya, termasuk ukur tensi, hasil sementara ibu harus segera cek darah, puasa dulu 10 jam.
Selain itu dokter memberi obat penurun tensi krn hasilnya cukup tinggi 150/90.
Setelah mendapat 'sedikit' ceramah dari dokter untuk ibu, hehehehehe... ibu banyak diceramahi lagi yaaa.... terutama bagaimana harus menjaga badan agar sehat untuk orang seusia ibu, saya segera bergegas menuju counter apotik dan kasir.
Saya memikirkan anak2 yang berdua saja saya tinggal dirumah. Pasti mereka sudah ketiduran krn malam sudah larut.
Beberapa hari sejak ibu sakit, otomatis anak-anak dan saya harus mengubah kebiasaan. Seperti pagi hari, biasanya ibu atau bapak mengantar Gallo sementara saya antar Nadjwa, sekarang dirubah jam 6 pagi saya antar Gallo kerumah Farah teman sekolahnya dilanjut mereka akan ke sekolah dengan naik sepeda.
Sepulang antar kakak , saya lanjut mengantar Nadjwa.
Siang hari jemput Nadjwa dan drop dedeq dirumah ibu, sore hari pulang kantor saya langsung jemput kakak dirumah farah.
◦нă☺нăă☺нăă ◦ º°˚••˚°º perempuan itu memang luar biasa ya..?? *tepuk dada.
Saya memang sangat membutuhkan kedua orang tua untuk menjaga anak-anak. Mereka tempat saya menitipkan anak-anak sepulang sekolah sebelum saya menjemput keduanya untuk pulang ke rumah. Juga mengantar dan menjemput sekolah.
Sebelumnya saya meminta tolong tetangga utk jemput Gallo tp sejak sebelum lebaran sang tetangga tidak bisa lagi membantu. Al hasil saya harus kembali merepotkan kedua orang tua saya.
Sementara Nadjwa, sama sekali tidak mau dijemput selain saya atau eyangnya.
Maka ketika ibu sakit, penyesuaian harus dilakukan. Syukur alhamdullilah anak2 cepat beradaptasi, bangun pagi lebih awal dari biasanya, sarapan cepat dan Nadjwa berani ditinggal sendiri sementara saya antar kakak. Saya juga sangat berterima kasih dgn Gallo yang mau meneruskan jarak ke sekolah dengan naik sepeda dari rumah temannya.
'Asyik kok mom, sekalian olah raga...' Ucap Gallo senang.
Lamunan saya buyar ketika petugas rumah sakit memanggil nama ibu, saya segera bergegas dan melangkah ke meja kasir, artinya tinggal bayar dan bawa obat.
' Ayo bu, dah selesai ..' Saya gandeng ibu menuju parkir motor.
Saya lirik perempuan paruh baya yang berjalan disamping saya itu.
Ibu yang saya sayangi, yang kini telah makin tua dan mulai di hampiri sakit.
Lindungi ibu dan jauhkan dari penyakit berat ya Allah.. doa saya terucap dalam hati.
Lorong rumah sakit mulai sepi hanya hentak kaki kami memecah kesunyian.
Hhhmmm... malam kian merambat larut.
' Get well soon ya ibu... ' Saya rengkuh bahu ibu yang telah melahirkan saya dan merawat saya hingga besar. Kini saatnya saya merawat perempuan nan mulia ini dgn sebaik-baiknya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®