Sholat Ied mengawali datangnya Syawal pagi ini. Alhamdullilah hari raya Idul Fitri kembali datang dan saya masih diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk merayakannya.
Sejak subuh saya sudah mulai mempersiapkan kebutuhan yang akan dibawa untuk sholat Ied di lapangan olah raga perumnas Condong Catur antara lain mukena, sajadah dan kertas koran juga tak lupa uang untuk mengisi kotak amal. Sholat Ied akan dimulai tepat pukul 07.00 wib, jadi setengah jam sebelumnya saya dan anak-anak harus sudah ada dilokasi agar bisa mendapatkan tempat sholat yang nyaman.
Dan benar saja, lapangan sudah penuh dengan jamaah. Jadi saya, ibu, Gallo dan Nadjwa malah mendapat tempat dibaris depan karena kebanyakan jamaah perempuan yang datang lebih awal memilih shaf belakang atau memilih menggeler sajadah di jalan aspal, sementara yang datang akhir harus memilih di tanah lapang dibelakang shaf laki-laki. Sementara bapak dan Ruben juga sudah mendapatkan tempat di antara jamaah laki-laki.
Setelah sholat 2 rakaat dan diakhiri dengan ceramah tentang keharusan umat islam menjaga ibadahnya selama 11 bulan mendatang agar senantiasa lebih baik dari ibadah bulan puasa yang baru saja ditinggalkan.
Perjalanan pulang ke rumah ibu cukup jalan kaki, sepanjang jalan bertemu dengan para tetangga jadi sekalian jabat tangan maaf-maafan.
Disambung sungkem dengan bapak ibu ketika sudah sampai rumah. Berturut-turut saya, Ruben, Gallo dan Nadjwa. Setelah itu anak-anak sungkem ke saya.
Moment yang mengharukan dan selalu membuat airmata saya menetes deras.
Setelah acara sungkem, bapak lantas memaksa kami semua makan ketupat dan opor. Saya bilang kalau saya khan juga masak trus siapa yang makan..? Ibu malah tertawa dan berkata kalau masakannya masih dibawa aja kerumah ibu…’ jiiaahhhh kalau gitu kenapa gak kemarin ibu saja yang masak semuanya.. batin saya.
Setelah makan saya buru-buru pamit karena sudah di sms tetangga rumah untuk keliling ke tetangga halal bi halal ke sesepuh dan pejabat kampung.
Dan seperti tahun lalu, acara keliling kampung artinya bawa tas untuk tempat bingkisan makanan kecil anak-anak, hehehehehe.
Anak-anak memang selalu antusias kalau diajak keliling, selain maaf-maafan, mencicipi aneka makanan yang disediakan disetiap rumah yang dikunjungi , dapat bingkisan makanan kecil dan tentunya uang kertas yang terselip dijari-jari mereka pemberian eyang-eyang setelah mereka sungkem, hehehehe.
‘ ayooo mommy cepetan … tuch sudah ditunggu budhe Walijan… eehhh..eehhh… jangan lupa bawa tas buat bawa goody bag…’ ucap Nadjwa sambil menyambar tas lipat plastik dari atas meja.
Ayoooo saatnya kita lebaran… J