Hari ini saya upload pohon jambu jamaika di IG. Satu-satunya pohon besar yang menaungi rumah
campaka yang kami tanam berbarengan dengan selesainya pembangunan rumah .
Setelah beberapa tahun akhirnya
pohon yang memiliki bunga berwarna shocking pink ini berbuah juga. Belum banyak
bunga yang muncul , mungkin karena bunga pertama, dan sepertinya pohon jambu
ini kesuburan daunnya.. hehehe.
Saat beli bibit dulu, mas penjualnya
bilang kalau pohon Jambu jamaika sudah berbuah di tahun ke 3 dan bakal berbuah
sepanjang tahun, tapi mungkin karena pohon yang saya beli ini dipindahkan dari
tong dan ditanam dihalaman jadi tumbuh untuk membesarkan batang dan banyak
daunnya lebih dulu. Dan mungkin karena niatan ditanam untuk pohon perindang jadi
beneran pohonnya jadi besar dan rindang…lupa untuk berbuah….hahahaha. Apalagi
setiap musim hujan tiba .. pohonnya sangat pesat tumbuh, cocok ditanam di daerah dengan curah hujan
yang tinggi .
Dan terbukti awal musim hujan tahun ini,
jambu yang punya banyak nama lain seperi jambu bo, jambu jambak (Minahasa),
jambu bool (Sunda), nyambu bol (Bali), jambu bolo (Makassar), jambu bolu (Bugis),
jambu darsana, dersana, tersana (Jawa, Madura atau Malay apple ini berbunga dan berbuah di Omah
Cempaka.
Dan si cantik Syzygium malaccense ini rasa buahnya beneran
manis dan berdaging empuk ketika akhirnya pohon kesayangan ini bisa dipanen.
Agak berlebihan siihh kata-kata panen.. lebih pas nya petik saja karena hanya
besar dan matang beberapa butir.
Dan yang paling saya suka dari jambu
bola adalah aromanya yang sangat wangi dan menyegarkan. Bahkan infonya , pada
zaman Hindia Belanda dahulu, jambu bol pernah diusahakan besar-besaran. Di
antara ketiga jenis spesies seperti jambu batu (Psidium guajava), jambu air
(Syzygium aquaeum), jambu semarang (Syzygiumsamarangense), ternyata jambu bol
termahal di antara ketiganya.
Semoga tahun ini , 2019… Jambu Dersono
Omah Cempaka makin lebat buahnya… Aamiin.