Tuesday, August 28, 2007

Apem di awal Ramadhan


Bulan Ramadhan sudah dekat. Sudah menjadi kebiasan kami yang orang jowo persiapan menyambut puasa bulan Ramadan biasanya dimulai pada bulan Syakban dengan tradisi Ngapem, nyekar dan padusan.

Ngapem adalah simbol tradisi yang pernah digunakan para wali untuk syiar agama Islam adalah ubarampe atau kelengkapan sesaji berupa apem, ketan, kolak yang diwadahi takir. Dalam wujud yang kasat mata, sesaji itu hanya merupakan penganan tradisional dengan wadah daun pisang yang tidak istimewa. Namun, para wali memberi makna dengan napas agama pada penganan itu sehingga bernuansa islami. Penganan "apem" oleh para wali diberi makna "ampun" atau permintaan maaf, "ketan" diartikan sebagai "khatam" membaca Alquran, "kolak" bermakna mengingatkan terhadap "Sang Khalik" dan "takir" dimaknai sebagai anjuran agar orang Jawa senantiasa "berzikir". Penggunaan simbol tradisi untuk kepentingan syiar agama Islam itu berarti menunjukkan betapa besar toleransi para wali yang tidak memenggal segala hal yang dianggap tidak islami menjadi wahana syiar Islam.

Nyekar atau Ziarah ke makam eyang buyut dan para leluluhur bagi kami merupakan simbol penghormatan dan lambang pembersihan batin.

Kemudian, sehari menjelang puasa kami melakukan tradisi padusan atau mandi dan keramas sebagai lambang pembersihan jasmaniah.
Sebagian masyarakat memilih melaksanakan padusan di lokasi sumber air alam, ada juga yang di area rekreasi yang terdapat kolam renang, tapi kami sekeluarga lebih memilih padusan dirumah saja sambil mempersiapkan menu makan sahur.