Cukup bangga juga ketika Nadjwa dan Intan masuk
dalam kelompok 20 besar Lomba Kreativitas Siswa yang diadakan oleh Balai
Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (BTKP) dalam rangka ICT CAMP AND EDU FAIR 2014 , Agustus 2014
lalu.
Dengan
wajah berseri Nadjwa memperlihatkan pengumuman yg di sounding oleh sekolahnya
melalui link di facebook : “ Finalis Lomba Kreativitas Siswa, dimohon untuk datang
ke Benteng Vredeburg Yogyakarta pada hari Selasa, tanggal 19 Agustus 2014,
pukul 08.00 s.d. 18.00, untuk mengikuti Babak Final Lomba Kreativitas Siswa.
Khusus untuk finalis Lomba Kreativitas Siswa jenjang SD, SMP, SMA dan SMK, kami
wajibkan untuk membawa laptop, modem, kamera, dan apabila memungkinkan
handycam, untuk melakukan kegiatan observasi di sekitar Benteng Vredeburg
dengan tema baru yang telah ditentukan oleh Panitia pada saat hari H pelaksanaan
lomba.
Persiapan
selanjutnya yang dilakukan Nadjwa dan Intan adalah membuat presentasi, saya
hanya kebagian sibuk antar jemput dari sekolah atau rumah Intan, keduanya
terlihat cukup baik mempersiapkan kebutuhan lomba final.
Walapaun
keduanya tak mendapatkan juara tapi saya sangat senang melihat perkembangan
akademis Nadjwa yang sangat signifikan. Dia mulai tumbuh menjadi anak yang komunikatif
dan ‘mau tampil’. Terkadang terselip rasa gemas melihat anak-anak yang sangat
banyak dianugerahi potensi dan bakat tapi mereka seakan ‘malas’ mengeksplorasi
diri. Mereka mulai enggan mengikuti lomba-lomba. Saya terkadang menyindir
dengan kata-kata… ‘wah.. gak ada tambahan piala nich tahun ini….’ Tapi dengan
tangkas keduanya menjawab.. ‘almari mommy sudah penuh piala tuuhh…gak cukup
lagi…hehehehe’
Siang
itu saya ke Benteng Vredeberg dengan tujuan melihat Nadjwa dan Intan
presentasi. Walaupun hanya kebagian secuil adegan ketika mereka berbicara
didepan juri tapi saya senang bisa mendampinginya saat lomba.
Usai
presentasi anak-anak mengajak keliling lokasi benteng. Menarik juga acara lomba
diadakan di museum, mengajak anak untuk mengenal sejarah sekaligus berwisata.
Saya
sendiri baru sekali ini masuk Vredeburg, maka cukup antusias ketika nadjwa
minta diantar mengitari benteng.
Sedikit
sejarah tentang benteng vredeburg :
At first,
the name of Vredeburg Fortress is Rustenberg Fortress. Rustenberg means resting
place. At 1765 - 1788, this building was completed by Sri Sultan Hamengku
Buwono I permission and the name has changed become Vredeburg. It means the
reconcilement fortress. At 1760 - 1830, Vredeburg was changed function to
fortification fortress. At 1830 - 1945, Vredeburg Fortress was used to the
Holland and Japanese camp militaries. After 1977, the fortress was resigned by
the government. Daoed Yoesoep as the Education and Culture Ministry by the
permission Sri Sultan Hamengku Buwono IX as the owner of the palace, Vredeburg
Fortress as the center of information and development of National Culture at
August 09th, 1980.
The
building shape is a square, like a big turtle. In four corners of fortress, you
can find seloka which are function as the controlling room. The internal
building was adapted with the new function as the museum. Vredeburg Fortress
has many buildings collection. The collections are jagang or the ditches /
gutters; bridges; walls or beteng in Javanese; gates; and the middle part of
the building like a hall or barn which is function as soldiers shed.
The museum
also has realia collections, which are real, not imitation. Realia collections
have direct role in a historical moment, a development of history, science and
technology development and the development of culture. The example of realia
collections are households, clothes, kitchen equipments, weapons, manuscripts,
etc. Except the realia collections, this museum also has the photo collections,
miniatures, replicas, the paintings, and the many visualization and miniramas.
Miniramas is the description of history moment with three dimensions display.
Now, Vredeburg Fortress Museum has totally 55 miniramas which are seted up on
four rooms.(taken from MUSEUM BENTENG VREDEBURG, Exploring the Secret of
Vredeburg Fortress, jogjatrip.com)
Selain
sebagai museum, benteng vredeburg juga sering dipakai sebagai lokasi pentas
seni, perlombaan dan pameran. Didalam benteng juga terdapat café, "Indische
Koffie" cafe dan resto yang bernuansa Indo-Holand , ya semacam konsep
"culinary and history tours".. hmm menarik juga yaa… next time kita
coba yaaa… Saat sekarang nunut photo ajahh..hehehe