Hari ke-2 liburan.... akhirnya sampai juga di Semarang.
Berangkat ber enam, wow..... getz merah mungil itu penuh sesak membawa penghuni omahijo.
Setelah istirahat sebentar minum kopi susu dan mencicipi tahu dengan sambal kecap nan lezat kami memutuskan melanjutkan perjalanan. Alhamdullilah sepanjang perjalanan tadi tidak ada yang sakit, mual dan pusing.
Gallo dan Nadjwa cukup menikmati perjalanan. Mommy betul-betul mempersiapkan kebutuhan perjalanan se detail mungkin agar perjalanan lebih nyaman.
Dari bantal empuk yang menemani tidur mereka setiap malam, boneka kucing milik Nadjwa, makanan kecil hingga kaset Idola Cilik yang dibeli Gallo sendiri dari hasil menjalankan ibadah puasa ramadhan sebulan penuh.
Sesuai rencana tema liburan mengunjungi tempat sejarah, dan popi memilih ke LAWANG SEWU... hhiiiiiii...
Berangkat ber enam, wow..... getz merah mungil itu penuh sesak membawa penghuni omahijo.
Setelah istirahat sebentar minum kopi susu dan mencicipi tahu dengan sambal kecap nan lezat kami memutuskan melanjutkan perjalanan. Alhamdullilah sepanjang perjalanan tadi tidak ada yang sakit, mual dan pusing.
Gallo dan Nadjwa cukup menikmati perjalanan. Mommy betul-betul mempersiapkan kebutuhan perjalanan se detail mungkin agar perjalanan lebih nyaman.
Dari bantal empuk yang menemani tidur mereka setiap malam, boneka kucing milik Nadjwa, makanan kecil hingga kaset Idola Cilik yang dibeli Gallo sendiri dari hasil menjalankan ibadah puasa ramadhan sebulan penuh.
Sesuai rencana tema liburan mengunjungi tempat sejarah, dan popi memilih ke LAWANG SEWU... hhiiiiiii...
Mommy dah paranoid duluan, dengar cerita-cerita tentang lawang sewu yang penuh hantu.
Setelah membayar tiket masuk seharga Rp. 5.000/orang , Popi memilih menggunakan jasa tour guide dari pada tersesat karena banyaknya ruangan dan pintu yang konon berjumlah seribu pintu.
" Pi... ngeri pi.. kayak ada apanya gitu..." mommy berkali-kali mencengkeram lengan popi tiap masuk ke ruangan yang berlorong panjang, sepi dan lembab.
" kalau aku nggak merasakan suasananya mom tapi bau nya... kayak gimana gitu..." bisik popi .
Mommy merinding, langkahnya tiba-tiba berhenti. Bibirnya tak henti komat-kamit mengucap doa.
Si popi tersenyum sambil menarik tangan mommy.
" he..he..he.. cuma godain aja.. nggak ada apa-apa kok.."
Setelah membayar tiket masuk seharga Rp. 5.000/orang , Popi memilih menggunakan jasa tour guide dari pada tersesat karena banyaknya ruangan dan pintu yang konon berjumlah seribu pintu.
" Pi... ngeri pi.. kayak ada apanya gitu..." mommy berkali-kali mencengkeram lengan popi tiap masuk ke ruangan yang berlorong panjang, sepi dan lembab.
" kalau aku nggak merasakan suasananya mom tapi bau nya... kayak gimana gitu..." bisik popi .
Mommy merinding, langkahnya tiba-tiba berhenti. Bibirnya tak henti komat-kamit mengucap doa.
Si popi tersenyum sambil menarik tangan mommy.
" he..he..he.. cuma godain aja.. nggak ada apa-apa kok.."
" memang jumlah pintu ada seribu pak ?" tanya mommy ke pak Sigit.
" ada yang menghitung cuma 400, trus 700, ada juga yang sampai 900 lebih.." jawab pak Sigit.
" tapi kok rasanya aku familiar banget dengan mozaik kaca yang dipintu depan itu ya.. seperti pernah lihat sebelumnya.." ucap Popi tiba-tiba dengan nada aneh.
" di mimpi kali Pi.. apa popi pernah kesini gitu..." sambung Gallo.
" agak aneh gitu rasanya... " popi menerawang.
" de ja vu..." ucap mommy.
" ee...hhh.. anu mungkin pak, lihat di film ayat-ayat cinta.." ucap pak Sigit sang tour guide pelan.
" oooooo iya.... itu lihat di tv, triller filmnya..." seperti tersadar dari mimpi si popi melonjak kegirangan.
Huuuuuu...huuuuu... padahal kita mikirnya dah jauuhhhh... habis suasana mistisnya terasa banget..( maksudnya mommy aja yang merasakan ).
Pak Sigit mengajak uji nyali masuk ke ruang bawah tanah yang dulunya dipakai sebagai penjara. Sebuah ruangan bawah tanah yang gelap gulita yang berisi ruang-ruang penjara berukuran 1 x 2 m dan digenangi air sehingga kalau masuk harus menggunakan sepatu bot.
Popi duluan turun sambil membawa senter , nggak sampai 60 detik naik lagi.
" nggak ah... ngeri.. nggak bisa lihat apa-apa, cahaya senter nggak nembus... bau... basah... hiiii.."
" wah kalau aku masuk bisa mati sesak nafas pak de.." sahut Ruben.
Mommy sih sudah tidak terlihat karena cepat-cepat menyingkir dan berdiri di tengah halaman yang ditumbuhi pohon raksasa.
" ada yang menghitung cuma 400, trus 700, ada juga yang sampai 900 lebih.." jawab pak Sigit.
" tapi kok rasanya aku familiar banget dengan mozaik kaca yang dipintu depan itu ya.. seperti pernah lihat sebelumnya.." ucap Popi tiba-tiba dengan nada aneh.
" di mimpi kali Pi.. apa popi pernah kesini gitu..." sambung Gallo.
" agak aneh gitu rasanya... " popi menerawang.
" de ja vu..." ucap mommy.
" ee...hhh.. anu mungkin pak, lihat di film ayat-ayat cinta.." ucap pak Sigit sang tour guide pelan.
" oooooo iya.... itu lihat di tv, triller filmnya..." seperti tersadar dari mimpi si popi melonjak kegirangan.
Huuuuuu...huuuuu... padahal kita mikirnya dah jauuhhhh... habis suasana mistisnya terasa banget..( maksudnya mommy aja yang merasakan ).
Pak Sigit mengajak uji nyali masuk ke ruang bawah tanah yang dulunya dipakai sebagai penjara. Sebuah ruangan bawah tanah yang gelap gulita yang berisi ruang-ruang penjara berukuran 1 x 2 m dan digenangi air sehingga kalau masuk harus menggunakan sepatu bot.
Popi duluan turun sambil membawa senter , nggak sampai 60 detik naik lagi.
" nggak ah... ngeri.. nggak bisa lihat apa-apa, cahaya senter nggak nembus... bau... basah... hiiii.."
" wah kalau aku masuk bisa mati sesak nafas pak de.." sahut Ruben.
Mommy sih sudah tidak terlihat karena cepat-cepat menyingkir dan berdiri di tengah halaman yang ditumbuhi pohon raksasa.
" ambil nafas... rasanya sesek..." ucap mommy ketika popi menemukan mommy dan eyang manto di halaman tengah gedung.
Setelah mengambil beberapa gambar, pamit ke pak Sigit disertai salam tempel, rombongan melanjutkan perjalanan ke KLENTENG SAM PO KONG.
Setelah mengambil beberapa gambar, pamit ke pak Sigit disertai salam tempel, rombongan melanjutkan perjalanan ke KLENTENG SAM PO KONG.