Taman Sari dipilih sebagai tempat tujuan pertama liburan sekolah keluarga Omah Ijo ( jeile... :-D )
Weleh...weleh... LIBURAN..!!
Senengnya punya 4 hari libur bareng Gallo dan Nadjwa. Mesti dipergunakan sebaik dan semaksimal mungkin nich...
Seperti rencana liburan sebelumnya, diawali dari malam tahun baru maka hari pertama menginjak tahun 2009 wisata sejarah pertama adalah ke TAMAN SARI.
Sekitar 30 menit perjalanan dari Condong Catur ke pusat kota akhirnya kami sampai di sebuah situs yang dulunya bekas taman atau kebun istana (royal garden) Kraton Yogyakarta. Kebun istana ini dibangun pada zaman Sultan Hamengku Buwono I (HB I) pada tahun 1758-1765/9.
Sore nan cerah, pengunjung cukup padat, terlebih saat liburan sekolah.
Setelah membayar tiket masuk Rp. 5.000/orang kami disambut seorang tour guide yang dengan ramah menawarkan jasa untuk menemani berkeliling taman.
Sebut saja Pak Karman, tour guide yang sudah bekerja hampir 10 tahun itu dengan detail mulai menceritakan sejarah dibangunnya Taman Sari. Gallo dan Nadjwa manggut-manggut mendengar cerita pak Karman. Cukup jauh juga mengitari komplek taman yang sekarang padat dikelilingi rumah penduduk dengan gang-gang kecilnya.
Perjalanan dimulai dari kolam pemandian setelah tadinya masuk dari pintu timur. Terdapat 3 buah kolam pemandian tempat Raja dan Permaisuri mandi.
Iseng Gallo nanya, " itu menara yang diatas sana untuk ngliat orang mandi ya...?"
Nggak nyangka Pak Karman menjawab " iya dik betul, itu untuk nginjen selir-selir raja yang mandi.., aduh Pak maaf.. anak-anak tahu istilah selir nggak ya..?"
Gallo melongo... Mommy juga melongo" kenapa diinjen..? selir itu siapa..?" tanya Gallo lagi
" selir itu istri raja dik.." jawab pak Karman.
Suer.. masak sich pakai acara ngintip orang mandi segala..
" sama istrinya saja kok pakai nginjen.." jawab Gallo enteng sambil berlalu menuju menara yang menarik perhatiannya.
Sampai di atas kembali dia nyeletuk.. " kalau ini mah nggak nginjen, habis jauh banget.. nggak kelihatan.."
" pakai teropong kali ya Pi..?" tanyanya lagi.
" iya kali..." jawab popi.
Gallo manggut-manggut.
" turun yuk disini panas..." ajak popi.
"Umbul Pasiraman" atau ada yang menyebut dengan "Umbul Binangun" (versi lain "Umbul Winangun") merupakan kolam pemandian bagi Sultan, para istri beliau, serta para putri-putri beliau. Kompleks ini dikelilingi oleh tembok yang tinggi. Untuk sampai ke dalam tempat ini disediakan dua buah gerbang, satu di sisi timur dan satunya di sisi barat. Di dalam gerbang ini terdapat jenjang yang menurun. Di kompleks Umbul Pasiraman terdapat tiga buah kolam yang dihiasi dengan mata air yang berbentuk jamur. Di sekeliling kolam terdapat pot bunga raksasa.
Setelah turun, berjalan ke arah barat kolam terdapat bangunan yang luas , yang kata Pak Karman dulunya tempat istirahat setelah selesai mandi.
Melihat beberapa jajanan dan es cream yang dijajakan Gallo dan Nadjwa ribut minta dibelikan. Bakpao coklat dan es cream vanilla menemani jalan-jalan mereka napak tilas sejarah The Fragrant Garden sore itu.
Perjalanan dilanjutkan menuju Pulo Kenongo, sebuah pulau buatan yang dulunya banyak ditanami pohon Kenongo ( kenanga ). Di atas pulau buatan tersebut didirikan sebuah gedung berlantai dua, "Gedhong Kenongo". Gedong yang dibangun seperti mengambang di atas air. Oleh karenanya tidak mengherankan jika kemudian Taman Sari dijuluki dengan nama "Istana Air" (Water Castle).
Di sebelah selatan Pulo Kenongo terdapat sebuah pulau buatan lagi yang disebut dengan "Pulo Cemethi". Bangunan berlantai dua ini juga disebut sebagai "Pulo Panembung". Di tempat inilah konon Sultan bermeditasi. Ada juga yang menyebutnya sebagai "Sumur Gumantung", sebab di sebelah selatannya terdapat sumur yang menggantung di atas permukaan tanah. Untuk sampai ke tempat ini konon dengan adalah melalui terowongan bawah air. Saat ini bangunan ini juga tinggal puing rerutuhan saja.
Bangunan berbentuk lingkaran seperti cincin dinamai "Sumur Gumuling". Bangunan berlantai dua ini hanya dapat dimasuki melalui terowongan bawah air saja. Sumur Gumuling secara tradisional konon digunakan sebagai masjid. Di kedua lantainya ditemukan ceruk di dinding yang konon digunakan sebagai mihrab, tempat imam memimpin ibadah. Di bagian tengah bangunan yang terbuka, terdapat empat buah jenjang naik dan bertemu di bagian tengah. Dari pertemuan keempat jenjang tersebut terdapat satu jenjang lagi yang menuju lantai dua. Di bawah pertemuan empat jenjang tersebut terdapat kolam kecil yang konon digunakan untuk berwudlu.
Masih ingat iklan exist saat Amir lari-lari didalam lorong membawa layang-layang, lorong tempat Gallo dan Nadjwa berdiri adalah tempat syuting pengambilan gambar.
Taman Sari memang sering dipakai sebagai tempat syuting film, iklan bahkan pre wedding.
Berhubung mommy nggak ingat semua cerita pak Karman, nanyanya ke wikipedia aja ya.. Berikut sejarah TAMAN SARI , selengkapnya baca disini.