Tuesday, January 6, 2009

Ratu BOKO


Hari ketiga liburan, mommy ngajak rombongan kembali berwisata sejarah ke Candi BOKO.
Obyek wisata Ratu Boko terletak kurang lebih 2 km arah selatan Candi Prambanan, atau 18 km arah timur kota Yogyakarta, terletak diatas bukit yang merupakan kelanjutan pegunungan seribu seluas kurang lebih 250.000 m2 dengan ketinggian 195,97 m.
Dari Condong Catur perjalanan ditempuh tak sampai 1 jam, dari arah barat belok ke kanan arah Piyungan, mengitari bukit sampailah rombongan di komplek Taman Wisata Ratu Boko.
Woww. .. berdiri di atas open stage Plaza Andrawina yang berada di dalam komplek candi tampak sekali indahnya pemandangan yang terhampar dari atas bukit. Nun jauh disana arah timur laut Candi Prambanan tampak kokoh berdiri dilatar belakangi Gunung Merapi yang selalu mengepulkan asapnya.

Gallo dan Nadjwa langsung mendapatkan mainan baru, bergaya ala tarzan menggelantung di akar-akar pohon beringin besar yang tumpuh ditengah halaman komplek.
Mommy dan eyang mulai berjalan ke arah timur menapaki tangga menuju situs candi.

Riwayat penemuan Situs Ratu Boko

Prasasti di era pemerintahan Rakai Panangkaran tahun 746-784 M, kawasan situs Ratu Boko di sebut Abhayagiri Wihara. Abhaya berarti tidak ada bahaya, giri berarti bukit/gunung, Wihara berarti asrama/tempat. Dengan demikian Abhayagiri Wihara berarti asrama/tempat para Bhiksu agama Budha yang terletak di atas bukit penuh kedamaian.

Pada masa berikutnya berganti nama menjadi Kraton Walaing yang diproklamirkan oleh Raja Vasal bernama Rakai Walaing Pu Kumbayoni.

Tahun 1790 Van Boeckholtz menemukan adanya reruntuhan kepurbakalaan diatas bukit Ratu Boko.

Seratus tahun kemudian, FDK Bosch mengadakan penelitian dan melaporkan hasil penelitian diberi judul Keraton Van Ratoe Boko, maka kepurbakalaan yang ada di bukit Ratu Boko dikenal dengan nama KRATON RATU BOKO.

Nama Kraton Ratu Boko berasal dari Kraton dan Ratu Boko. Kraton berasal dari kata Ka-da-tu-an yang artinya tempat Istana Raja. Ratu Boko berasal dari Ratu yang berarti Raja dab Boko berarti Bangau. Pengertian ini kemudian menimbulkan pertanyaan, siapa yang disebut raka bangau itu, apakah nama seorang penguasa atau nama burung bangau sungguhan yang sering hinggap di kawasan perbukitan Ratu Boko, seperti diketahu bahwa pada bagian utara, barat dan selatan dari perbukitan Ratu Boko merupakan tanah ngarai yang amat luas dan subur untuk daerah pertanian sedangkan di bukit Ratu Boko sendiri terdapat kolam-kolam sebagai tandon air dari yang berukuran besar sampai kecil.