Pohon mangga Omahijo lagi pada menunjukan kehebohannya… 2 pohon yg merindangi rumah sedang sarat buah dan saatnya matang. Tiap pagi tak kurang dari 5-10 buah mangga berjatuhan.
Tidak seperti tahun-tahun lalu kami sibuk memanen mangga yg sdh menguning , tahun ini nyaris tak sentuh sama sekali. pohon yang berasal dari Negara India dan menyebar ke wilayah Asia Tenggara termasuk Malaysia dan Indonesia ini kami biarkan menggugurkan sendiri buah-buah matangnya.
Hanya sesekali, Gallo yg ikut mommy menyirami tanaman terlihat memetik mangga yg bergelantungan rendah dgn songget buah
“… siapaaaa.. yg mau makan mangga segini banyak…, tiap hari berjatuhan dan matang-matang…” Gallo menciumi sebutir mangga berwarna orange menggiurkan yg baru saja dipetiknya.
“… dibagi-bagi ke tetangga2 sana…” aku menelan ludah melihat baskom penuh mangga yg teronggok di teras rumah.
“… pingin ya mom… ?? hmmmm…. Manis lhoooo….” Goda Gallo sambil menghirup aroma wangi mangga.
“ … buka puasa sebentar lagi… kupas…kupas…kupas…” aku tertawa.
“ selain dimakan, ada kegunaan lain gak mom..? daunnya gitu.. enak dimakan gak? Tu yg daun muda klu disobek2 baunya enak juga…” tangan Gallo meraih daun berwarna cream di pucuk batang dan meremas-remasnya.
“ menutur info di internet bisa untuk penyakit yg ada hubungannya dengan sakit gula gitu…, dibuat obat ” jawabku sambil menarik selang air.” Kalau di Filipina, dipakai sbg simbol nasional. Dalam kitab suci Weda agama Hindu, mangga dianggap sebagai
“hidangan para dewa”. Daun-daun mangga digunakan secara ritual dalam dekorasi upacara perkawinan atau keagamaan Hindu…” lanjutku sambil menyirami tanaman adenium.
“… hmmm… klu gitu buka puasa nanti aku mo makan mangga ya… makanan dewa gituuhh…, kupasin ya mom..” pinta Gallo sambil mengangkat baskom ke dalam rumah.
“ siyaaappp…” jawabku mengikuti Gallo setelah selesai menyiram dan menyapu halaman.