Friday, January 6, 2012

Sangeh Bali

Sayang seribu sayang, kunjungan ke Istana Tampaksiring batal. Dan penggantinya nengok monyet di Pura Sangeh. Sebagian besar kawasan hutan wisata ini, menjadi tempat bermukim kera, Bli Nyoman wanti2 agar tidak memakai perhiasan spt jam tangan, cincin, gelang atau kalung yang mencolok krn kera-keranya usil suka merebut benda-benda yg dipakai pengunjungnya.

entrance statue

Selain banyak kera yang nakal tapi jinak, hutan wisata sangeh banyak ditumbuhi tanaman pala (dipterocarpustrinervis). Menurut informasi hutan pala ini telah berumur ratusan tahun, bahkan diantara pohon pala tersebut konon ada yang telah berumur lebih dari tiga ratus tahun.

monyet bandel

Menurut pengelola Taman Wisata ini, Hutan Wisata Sangeh dibuat sebagai taman dari kerajaan Mengwi. Agar terlihat cantik taman ini ditanami pohon pala yang khusus didatangkan dari Gunung Agung. Sebenarnya rencana pembuatan taman ini sangat dirahasikan namun akhirnya pembuatan taman ini diketahui oleh beberapa orang, akibatnya pembuatan taman itu dihentikan, hingga akhirnya kawasan itu diberi nama Sangeh, yang artingya ada orang yang melihat. 

suka minum cola


Jika kita sempat mengunjungi taman wisata ini, kita pasti akan tertarik dengan keindahan pohon pala yang tumbuh dihutan ini, karena selain tumbuhnya lurus, pohon pala juga memiliki kayu yang sangat bagus. Namun anehnya, menurut beberapa sumber pohon pala Sangeh konon tidak bisa ditanam ditempat lain. Hingga orang-orang yang ingin memiliki kayu pohon Pala tidak pernah kesampaian.

pohon pala lurus

Ada hal menarik diceritakan oleh para pengunjung dan pengelola Taman Wisata Sangeh tentang sebuah pohon yang telah tua dan akan roboh. Dari perkiraan banyak orang, pohon tersebut akan roboh kearah Pura Bukit Sari, namun kenyataanya semua ternyata melenceng. Awalnya pohon tersebut akan ditebang namun tidak ada yang berani karena takut mendapat kutukan.


“Sekitar awal Januari, akhirnya pohon itu roboh sendiri, mengarah ke barat daya. Persis antara bangunan Bale Kulkul dan Pewaregan, sehingga hanya sedikit sekali menimbulkan kerusakan, hanya pada tembok luar Pewaregan saja. Ini mengherankan karena seharusnya pohon itu tumbang persis di bangunan utama pura,” kata Sumohon, pengelola Taman Sangeh.

lanang wadon


Selain pohon pala, masih ada tanaman yang terkenal di hutan Sangeh. Masyarakat setempat biasa menyebutnya Pohon Lanang Wadon, karena bagian bawah pohon itu berlubang sehingga menyerupai alat kelamin perempuan, sedangkan di tengah lubang tersebut tumbuh batang yang mengarah ke bawah yang terlihat seperti alat kelamin pria. Pohon itu tumbuh persis di pelataran depan tempat wisata Sangeh dan sebenarnya merupakan pohon pule. Yaitu pohon yang memiliki banyak keistimewaan karena kayunya sering digunakan untuk keperluan khusus, misalnya, membuat topeng yang dipakai sebagai sungsungan (sembahyang).

                                                                **==**