Roda mobil yang kami tumpangi menggelinding menuju sebuah danau dikawasan Rancabali yaitu Danau Patengan atau bahasa sundanya Situ Patengan, saya amati sepanjang jalan penulisan nama danau tersebut kok berbeda-beda, ada situ patenggang ada pula situ patenggan. Dari kawasan Kawah Putih menuju Situ Patengan tak sampai 30 menit waktu yang diperlukan.
Menginjakan kaki di area parking , disambut dgn hawa sejuk, pemandangan yang indah dan air danau yang terlihat tenang , hmmm sebuah paket yang komplit.
Sayang anak-anak tidak tertarik untuk naik perahu atau bebek-bebekan, maka kami hanya duduk dipinggir dan melihat danau seluas 150 ha tersebut tengah mengapungkan perahu-perahu bermuatan wisatawan mengelilingi perairan dan mengunjungi batu cinta .
Danau patengan memang menyimpan sebuah cerita mitos tentang ajaibnya sebuah batu , dikisahkan bahwa nama Situ Patengan berawal dari istilah sunda yaitu Pateangan-teangan yang berarti saling mencari.
Masyarakat sekitar percaya bahwa dahulu kala hiduplah seorang putra prabu bernama Ki Santang dan Putri titisan dewi bernama Dewi Rengganis yang saling mencintai namun terpisah sekian lamanya. karena cinta yang mendalam, mereka saling mencari dan akhirnya bertemu di sebuah tempat yang sampai sekarang dinamakan Batu Cinta.
Dewi Rengganis kemudian minta dibuatkan danau dan sebuah perahu untuk berlayar bersama. Perahu tsb kini menjadi sebuah pulau yang berbentuk hati dan disebut2 sebagai Pulau Asmara (Pulau Sasaka). Konon kabarnya, jika kita singgah ke batu cinta dan mengelilingi pulau asmara, kita akan mendapati cinta yang abadi seperti mereka.
Hmmmm... Siapa mencari cinta? Silahkan datang ke pulau asmara .... :-)
Powered by Telkomsel BlackBerry®