Friday, July 25, 2008

Pantai Parangtritis



Jalan-jalan ke pantai di Jogja ya ke Pantai Parangtritis..
Gallo dan Nadjwa seringkali diajak papi bermain pasir di pantai yang terletak 27 km di sebelah selatan kota Jogja itu kala pagi sebelum matahari terbit atau sore sebelum terbenam.

Parangtritis mempunyai segudang kisah legenda dibalik keindahan panoramanya.
Legenda setempat mengatakan bahwa Pantai Parangtritis merupakan tempat berdirinya istana Kanjeng Ratu Kidul yang menguasai alam gaib Laut Selatan.
Terlepas dari benar tidaknya legenda tersebut, Pantai Parangtritis tetap merupakan tempat wisata yang layak untuk dikunjungi, apalagi di kompleks tersebut terdapat banyak obyek wisata menarik, antara lain, Parangwedang, Pantai Parangkusumo, Dataran Tinggi Gambirowati, Goa Langse dan Makam Syeh Belu-Belu.

Selain itu menurut cerita pantai ini memiliki keterkaitan erat dengan beragam objek wisata lainnya, seperti Kraton Yogyakarta, Pantai Parangkusumo dan kawasan Merapi yang merupakan bagian dari kekuasaan Ratu Kidu yang diyakini merupakan perwujudan dari kesatuan trimurti. Pantai ini juga diyakini sebagai tempat bertemunya Panembahan Senopati dengan Sunan Kalijaga sesaat setelah selesai menjalani pertapaan. Dalam pertemuan itu, Senopati diingatkan agar tetap rendah hati sebagai penguasa meskipun memiliki kesaktian.

Penamaan Parangtritis memiliki kesejarahan tersendiri. Konon, seseorang bernama Dipokusumo yang merupakan pelarian dari Kerajaan Majapahit datang ke daerah ini beratus-ratus tahun lalu untuk melakukan semedi. Ketika melihat tetesan-tetesan air yang mengalir dari celah batu karang, ia pun menamai daerah ini menjadi parangtritis, dari kata parang (=batu) dan tumaritis (=tetesan air). Pantai yang terletak di daerah itu pun akhirnya dinamai serupa.

Ada satu kepercayaan yang menyarankan tidak mengenakan baju berwarna hijau ketika berkunjung ke Pantai Parangtritis untuk menghormati kepercayaan penduduk setempat. Mereka khawatir akan terjadi musibah pada pengunjung Pantai Parangtritis yang mengenakan baju berwarna hijau.

Meskipun pengunjung tidak diperbolehkan berenang di pantai karena ombaknya yang tidak bersahabat, pengunjung masih bisa menikmati waktu santai sambil menunggang kuda menyusuri pantai ataupun menumpang bendi. Di pinggir pantai juga terdapat banyak warung kecil yang menyajikan kelapa muda segar .