Monday, March 7, 2011

Beautiful Narara

Geli campur-campur saat mas Teguh pulang dari Medan, dari seberang lautan suaranya merepet dengan kecepatan gigi 4 mengabarkan kalau over bagasi.. gak kira-kira 15 kg gara-gara oleh-oleh dari temen-temen di Medan yang wajib dibawa ke Jogja, amanahnya harus dibagi buat semua teman-teman di kantor.
“ oleh2nya pa’an sich..? ‘ gak ada jawaban dari seberang, cuman sungut jengkelnya makin berujung.
“ gak usah bete gitoh nape..? ehhh..tapi bayar over bagasi gak kita yang nanggung khan? Elu yang bayar tooh..??? “ tawaku pecah menggema, harap maklum terima telpunnya di toilet kantor ..wakakakkkkk.
“ ya gak lah… aku juga gak mau bayar… kantor yang bayaaaarrrrrrr…!!!” bak dentuman mercon lebaran suara baritonnya melesak ke telingaku.
Iiiihhhh…. Buru-buru gagang hape aku tarik menjauh. Aku makin cekakakan.
“ bolu meranti ya…dobel keju..coklat…strawberry… blueberry….?” tanyaku penasaran
“bukaaannnn…” jawab mas Teguh makin jengkel.
Akhirnya aku menyerah menebak-nebak bak kuis tempo dulu siapa dia . Maklum nara sumbernya lagi minim info karena sakit hati.. *hueeeeekksss.

       Menanti kehadiran sesuatu dengan level penasaran yang memuncak ternyata cukup melelahkan, apalagi terdengar selentingan kalau pesawat pake acara delay. Bahkan khabar yang lebih mengerikan si over bagasi nyangkut ke Changi Airport.. halaahhh ..ayak-ayak ae…
Akhirnya sampai juga sebuah kotak besar berwarna coklat dengan tempelan fragile ditiap sisinya. Berat.. menggembung… dan menyimpan misteri.
      Saking tak sabarnya, rasa-rasanya semua orang sudah siap menyobek, mencabik dan menguak isi paket. Aku lirik semua tangan sudah memegang pisau berkilat-kilat dengan mata melotot tajam ( hikss… lebay)
Eeehhhh… tentu saja terkecuali mas Teguh. Wajahnya yang menyimpan tawa dan seringai jahat makin membuatku penasaran.
Akhirnya … 1..2…3…. Mas Edy langsung menancapkan pisau dapur setengah karatan diatas karton. Saking besarnya tenaga yang dikeluarkan , detik berikutnya karton sudah robek dan menganga lebar. Selebar mulut mas Edy yang melihat isi paket pertama kali.
“ …. Haaaaaaa…… SALAK…!!! “


Spontan aku menatap tajam wajah mas Teguh, bak menonton pertunjukan live OVJ yg paling lucu tawanya pecah gak rampung-rampung.
“ walaahhhh… wong sleman juragan salak dioleh-olehi salak…” mas Edy si pengusaha salak pondoh ngikut terpingkal geli.
Aku manyun… curiga… pasti ada yang istimewa dengan salak yg jauh-jauh dibawa dari Medan. Berkilo-kilo beratnya dan mahal harganya (setelah ditambahkan ongkos kelebihan muat, qiqiqi)
Tak sabar tangan-tangan mulai berebut membuka buah berwarna coklat tua dan bersisik itu. Nah ternyata benar…. Begitu kulit salak sobek… teka-teki penasaran terkuak sudah.. daging salak dari medan itu berwarna MERAH… iihhhh…cantik dan menggiurkan.
“ kira-kira mirip salak pondoh apa salak bali ya…?” Iin menggigit lahap daging salak berwarna merah itu .
“… hhmmmm sepat, manis agak asem dan aromanya wangi..” lapornya lengkap.
Si pembawa amanah tiba-tiba nyeletuk… “ salak istimewa itu namanya NARARA… bagi ibu-ibu yang sekarang hamil boleh jadi referensi nama bayi…” senyumnya mengembang senang.
Mulut-mulut yang tengah mengunyah buah asem manis itu manyun membentuk bulatan huruf ooooo.
“ eeeh.. mas… jadi berapa harga sekilo salak Narara…? “ tanya Nunung diiringi derai tawa seisi kantor.

- end -