Tuesday, March 8, 2011

MeTU MeMPENG

Tiap tahun sich pengennya ngadain milad kantor, diisi dengan berbagai kegiatan akademis ataupun fun games, tapi berhubung tak tiap tahun ada agenda dan anggaran jadi milad juga tak harus dirayakan tiap tahun. Walaupun begitu… sekedar kumpul pengelola dan karyawan disertai potong tumpeng bolehlah dilakukan.  Yang paling utama tentulah doa, mengawali dengan permohonan pertolongan kepada Yang Maha Pencipta agar kita dapat memperoleh kebaikan dan terhindar dari keburukan, serta memperoleh kemuliaan yang memberikan pertolongan.

TUMPENG
Menurut tradisi Islam Jawa, "Tumpeng" merupakan akronim dalam bahasa Jawa : yen metu kudu sing mempeng (bila keluar harus dengan sungguh-sungguh). Lengkapnya, ada satu unit makanan lagi namanya "Buceng", dibuat dari ketan; akronim dari: yen mlebu kudu sing kenceng (bila masuk harus dengan sungguh-sungguh) Sedangkan lauk-pauknya tumpeng, berjumlah 7 macam, angka 7 bahasa Jawa pitu, maksudnya Pitulungan (pertolongan). Tiga kalimat akronim itu, berasal dari sebuah doa dalam surah al Isra' ayat 80: "Ya Tuhan, masukanlah aku dengan sebenar-benarnya masuk dan keluarkanlah aku dengan sebenar-benarnya keluar serta jadikanlah dari-Mu kekuasaan bagiku yang memberikan pertolongan". Menurut beberapa ahli tafsir, doa ini dibaca Nabi Muhammad SAW waktu akan hijrah keluar dari kota Mekah menuju kota Madinah. Maka bila seseorang berhajatan dengan menyajikan Tumpeng, maksudnya adalah memohon kepada Yang Maha Pencipta.

Seperti pagi itu….
Permohonan sudah dikirimkan ke bagian keuangan untuk meng-even organizer tumpengan berikut ubo rampe ne.
Tumpeng super modifikasi
Weeehhh… urusan ubo rampe kadang lebih rumit dari tumpeng e dewe. Contohnya, mom minta ditambahi jenang sumsum dan mbak Nunung menyelipkan jajan pasar mini sebelum acara dimulai. Jadi lengkap sudah pembuka dan penutup. Hehehehehe.
Rumitnya tentu saja ada 3 tempat pemesanan terpisah dan 3 tempat penjemputan pesanan yang sering kali membikin mas Bondan bersungut-sungut sambil menggelar peta dan mengurutkan alur perjalanan… iihhhh dilebih2kan ya mas Bo... gak gitu khan ya..?...hehehe…

potongan istimewa
Setelah doa dipanjatkan, pengelola memotong pucuk tumpeng dan diberikan kepada orang yang paling penting, paling terhormat, paling dimuliakan, atau yang paling dituakan diantara tamu undangan, hadir saat itu Rektor UII dan mantan pengelola Pascasarjana.

dahar sareng



Dilanjutkan dengan makan bersama, menikmati nasi tumpeng ingkung ayam, telur, dan gudangan 7 rupa.
NIKMATNYA....*-*
JATAH DOBEL NARSIS
Hmmm.. bentuk ungkapan rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan sekaligus merayakan kebersamaan dan kerukunan.

- end -



note : lahapnya ... menakir nasi diatas pincuk daun pisang, sebutir telur, dan ayam berlumur areh gurih yang nikmat luar biasa di tumpuk di antara sayuran 7 rupa beraneka warna.
Tradisi yang sarat rasa dan makna.



note : jajan pasar penambah warna : merah kue ku , talam buah waluh, kipo khas kotagede, putu mayang berselimut salju , kroket ayam dan ketan semar mendem smoga bisa mewakili yen mlebu kudu sing kenceng.