Tuesday, March 1, 2011

Wedang Ronde


       Dingin banget  malam ini... (hiks.. kok mirip syair lagu ya...?? )... dah berhari-hari.. hampir bisa dipastikan saat siang mulai merambat sore.. hujan bak ditumpahkan dari langit  kota Jogjakarta, terutama wilayah Condong Catur. Duuuhh... mom sering sedih, membayangkan eyang Manto berbasah kuyup menjemput Nadjwa dari sekolah dengan sepeda motor dan Nadjwa harus rela meringkuk didalam mantel hujan.
Semakin sore.. hujan gak berhenti juga.. lebih sering bertambah deras disertai angin. Giliran kakak yang kehujanan dan jam 4 sore mom yang kebagian merayakan guyuran hujan dijalan.

*__*

              Cuaca begitu ekstrim... panas menyengat sebelum dhuhur dihantam hujan deras ketika menjelang sore,  silih berganti tiap hari. Tak ada yang lebih baik dilakukan selain makin menjaga stamina badan dan menambah konsumsi vitamin.
Beberapa minggu lalu kakak sempat tepar, sebelumnya adek dan sekarang mom yang dirayapi demam.

Jadi ingat kebiasaan lalu, kalau kondisi badan gak enak gini.. popi bakal membelikan beberapa mangkok wedang ronde diutara pertigaan jl. gebang. Hmmmm... hangat dan membantu mengurangi ketidaknyamanan badan.
Wedang ronde didepan gedung SD itu memang istimewa. Pedas, panas dan manisnya pas banget. Ronde ketan, kolang kaling dan kacang tanah sangrainya enak. Sebanding dengan harganya yg sedikit mahal tapi rasanya mantap.

Kakak and Adek yang awalnya gak suka minuman panas dan pedas ikut mengacungkan jempol. Bahkan mom seringkali harus merelakan ronde ketan menjadi bagian mereka karena sudah mereka pesan sebelum disantap.

Hmmmm.... dingin makin menusuk... mom makin merapatkan baju hangat. Semoga Kakak Adek gak minta dibelikan sekarang, hikss... mom gak sanggup menahan hawa dingin disertai guyuran air hujan.. ke beberapa kali.... hehehehe


- end -


Sedikit cerita ttg wedang ronde : alkisah para penganut ajaran Konfusianisme akan merayakan sembahyang Tang Cek. pada tanggal 22 Desember, yang unik dari perayaan ini adalah makanannya, berupa ronde. Di Jawa dikenal dengan wedang ronde. Hari sembahyang Tang Cek artinya bila musim dingin telah tiba. Tentunya konteks musim dingin ini adalah di Tiongkok sana, termasuk Jepang, Mongolia dan Korea. Musim dingin = Tang,  mulai pada bulan 10 penanggalan Cina (cap gwee). Ritual sembahyang Tang Cek ini bertepatan pada letak matahari tepat di 23,5 derajat lintang selatan, yaitu 22 Desember.  Pada saat itu belahan bumi utara mempunyai siang hari paling pendek dan malam hari paling panjang. Oleh karena itu penyajian ronde disertai air jahe hanyalah sebagai simbolisme. Bulatnya ronde diumpamakan bulatnya dunia, dan air jahe yang mempunyai daya/rasa hangat/panas. Wedang ronde kalau diminum dapat melawan hawa dingin.