Thursday, March 3, 2011

Merapi tak pernah ingkar janji

Woooww amazing… keagungan Illahi tiba-tiba terpampang didepan mata begitu mom membelokkan motor memasuki jalan raya Gebang.
Gunung merapi terlihat begitu cetho (-jelas).. bersih.. cantik.. tapi sekaligus menakutkan.
Tampak gundukan tanah hitam nan gundul diketinggian sana dengan alur-alur kemerahan ditimpa sinar matahari.
Subhuhannallah…. Gunung ter aktif didunia itu terlihat makin angker tanpa pembatas pandang hingga 20 km jauhnya. Puncaknya yg membelah krn erupsi besar oktober lalu tampak mengepulkan asap putih.

ERUPSI
Ingatan jadi melayang 5 bulan lalu. Jogja dilanda kepanikan luar biasa dikarenakan Merapi mulai mengepulkan asap disertai suara gemuruh. Terkadang, suara gemuruh bisa terdengar hingga jarak puluhan kilometer., dengan sesekali memuntahkan lava pijar.

Kekhawatiran mulai makin meningkat ketika hujan abu mulai turun dibeberapa daerah. Bahkan Omahijo yang berjarak 20 km terselimuti juga seluruh halaman, rumah dan pepohonan dengan abu vulkanik yang berbahaya itu.

Masker mulai jadi barang kebutuhan pokok. Dijalan raya tak ada pengendara kendaraan yang keluar tanpa penutup muka tersebut, semua wajib mengenakan. Disetiap perempatan jalan dibagikan gratis. Didalam mobilpun tetap harus memakai karena abu halus itu bisa masuk kedalam mobil dan terhirup.
Erupsi besar Merapi mulai 26 Oktober 2010 ,  bahkan fluktuasi letusan tak bisa diprediksi saking seringnya. Korban berjatuhan, salah satunya juru kunci merapi – mbah Maridjan. Awan panas meluncur sampai 12.5 km dari puncak. Clear area dimulai dari 5 km, kemudian ditingkatkan menjadi 10 km, ditingkatkan lagi menjadi 15 km, kemudian hari berikutnya menjadi 20 km. Akibatnya mengerikan, pos-pos pengungsian setahap demi setahap dipindahkan ke daerah yang lebih jauh dan lebih rendah dari puncak. Akumulasinya terjadi pada hari Jumat dini hari tanggal 05 November 2010, letusan bertubi-tubi mulai jam 24.00 wib, menggelegar bergemuruh menyeramkan.

Omahijo- diatas dusun yg hilang
 PASCA ERUPSI
Keluarga Omahijo tergelitik juga untuk mengunjungi Merapi pasca erupsi. Setelah area dinyatakan dibuka walau tetap dengan kewaspadaan penuh, begitu banyak orang mendatangi wilayah yg terkena bencana ini.
Ironis memang, mendatangi dusun yang luluh lantak dan bersisa puing. Tapi dengan banyaknya orang yg datang, warga sekitar mendapatkan rejeki dari retribusi parkir dan sumbangan sukarela dari pengunjung.

Yang pasti.. bencana sdh terjadi, pemerintah sudah tanggap penanggulangan pasca bencana (semoga) , bantuan dari berbagai pihak tak henti mengalir baik diserahkan langsung kepada korban atau melalui pemerintah daerah.
Masih ada bahaya yang mengintip dari guguran lahar merapi bila hujan deras turun mengguyur puncak merapi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana telah membuat peringatan dini bahaya banjir lahar dingin sehingga korban jiwa bisa diminimalisasi.
BNPB mengatakan, erupsi Merapi 2010 telah mengeluarkan material sekitar 150 juta meter kubik sehingga menyebabkan hampir semua sungai yang berhulu di Gunung Merapi terdistribusi pasir.
Kita tetap (harus) waspada…..

6 km dari puncak merapi

meranggas tak berbatas

berselimut kabut
- end -