Sunday, October 23, 2011

Tragedi Yue Yue


Sebagai seorang ibu sungguh tak kuat hati dan prihatin sekali, ngliat tayangan TV, di China tepatnya kota Foshan, Provinsi Guangdong, seorang anak perempuan umur 2 th mengalami kecelakaan ditabrak mobil , terkapar berlumuran darah dan tidak ada yang segera menolong. Kamera video yg merekam kejadian itu memperlihatkan orang yang lalu lalang dilokasi kecelakaan hanya melewati bayi perempuan yang terkapar antara hidup dan mati tanpa peduli, 18 orang lalu lalang tanpa ada perasaan tergerak untuk menolong…!!!!

Astaqfirullah…. Ya Allah…. Berkali-kali mom hanya bisa istiqfar, kemana hati nurani orang-orang itu, sebegitu besarkah ketidakpedulian sesama di China ? Bahkan ketika kecelakaan ini menimpa seorang bayi, tidak adakah insting yang menggerakan orang-orang itu..??
Seorang wanita pemungut sampah yang lewat dilokasi kejadian yang akhirnya menolong bayi itu dan menyerahkan ke orang tuanya sebelum akhirnya dibawa ke rumah sakit.

Anak perempuan berusia 2 tahun yang kemudian diidentifikasi bernama Wang Yue itu akhirnya meninggal dunia setelah sepakan dalam perawatan di Rumah Sakit Umum Distrik Militer Guangzhou Kamis, 13 Oktober 2011.

“… kok tega ya Lo orang-orang itu, nggak menolong lebih cepat, mereka hanya lewat. Tu…tu… liat laki-laki yang jalan kaki itu.. cuek aja melewati…” mom selalu miris tiap kali tayangan video itu diputar ulang dan diberitakan dihampir semua stasion TV di Indonesia selama beberapa hari.



“ mereka itu pada takut nolong mom, di twitterku juga ramai dibicarakan. Di China tu nolong orang lain malah di hukum..” jawab Gallo.

Heeehhhhh… mom menghela nafas …  memang benar apa yang diucapkan Gallo, orang-orang itu apatis dan tidak mau membantu Yue Yue dimotivasi oleh rasa takut dituding sebagai penyebab luka yang dialami balita tersebut.

Sebelumnya memang pernah ada kejadian di China pada 2006, di mana seorang pengendara mobil yang berhenti untuk menolong seorang wanita tua malah diadili di Nanjing. Peng Yu, saat itu berusia 26 tahun, berhenti setelah melihat seorang wanita jatuh.Tapi, wanita tua itu malah menuduh Peng telah menabraknya dengan mobil dan pengadilan memerintahkan pria itu memberikan kompensasi sebesar 45.000 yuan. Hakim di kasus Peng Yu itu telah menghancurkan kebaikan seluruh negara dan sulit dipulihkan.
Sudah sebegitu apatiskan penduduk China? Sudah tidak bermoralkah orang-orang di China?

Bystander effect
Menurut  SARLITO WIRAWAN SARWONO, seorang Guru Besar Fakultas Psikologi UI , kasus Yue Yue ini tidak ada urusannya dengan moralitas, apalagi dengan orang, masyarakat, bangsa, atau Negara China. Dalam Psikologi Sosial, gejala ini dinamakan Bystander effect, atau dinamakan juga sindroma Genovese, karena pertama kali dikemukakan oleh dua psikolog Amerika John Darley dan Bibb Latane (1968), berdasarkan suatu peristiwa tragis pada 1964 yang meminta korban jiwa seorang gadis New York bernama Kitty Genovese. Pada 13 Maret 1964, pukul 03.00 dini hari, Kitty Genovese (28), pulang ke apartemennya di daerah Queens, New York City.
Ketika itulah dia diserang oleh seorang pembunuh serial yang menusuknya berkali-kali. Kitty berteriak-teriak minta tolong, tetapi tidak seorang pun tetangga yang menolongnya. Seorang tetangga mendengarnya, membuka jendela, melongok keluar, si pembunuh lari, tetapi tetangga itu menutup lagi jendela dan si pembunuh datang lagi untuk menyelesaikan pekerjaannya. Semua peristiwa itu berlangsung selama paling sedikit 30 menit, dan baru diketahui esok harinya. Menurut media massa, polisi mewawancarai tidak kurang 38 saksi yang mendengar atau melihat peristiwa itu, tetapi tidak satu pun yang turun tangan untuk menolong atau menelepon 911 (polisi).
Kasus ini kemudian menjadi contoh klasik dalam buku-buku dan kuliah-kuliah Psikologi Sosial di seluruh dunia. Peristiwa ini begitu mengejutkan buat orang New York ketika itu. Masyarakat pun heran dan marah. Mengapa orang-orang itu hanya bengong? Tetapi para psikolog bukan hanya heran, melainkan terus berusaha mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi. Mereka membuat berbagai penelitian di laboratorium, dan hasilnya adalah bahwa memang kalau ada orang mendapatkan masalah/kesulitan/kemalangan, orang lain yang lewat atau ada di sekitar itu (bystanders) cenderung tidak peduli.
Mereka lanjut saja dengan kegiatan masing-masing. Yang menarik, adalah bahwa makin banyak bystanders makin besar juga ketidakpedulian mereka, dan pertanyaan yang kemudian timbul adalah, mengapa seperti itu (tidak bermoral, lebih kejam dari hewan) bisa terjadi? Beberapa psikolog mengemukakan teori bahwa makin banyak kehadiran orang lain, makin seseorang merasa dirinya tidak perlu dirinya ikut campur. Tentunya di antara orang-orang lain itu, akan ada saja yang membantu korban, atau karena merasa dirinya tidak mampu menolong, bukan ahlinya.
Biarlah dokter atau polisi yang mengurusnya. Sebagian lain juga berpikir bahwa jangan-jangan kalau dia ikut-ikutan malah timbul masalah dengan polisi dsb. Mereka mau main selamat saja. Padahal, semua orang tahu bahwa untuk menelepon ”911” untuk minta bantuan polisi, tidak diperlukan keahlian apa pun, dan kita sekarang tahu bahwa yang menolong Yue Yue hanyalah seorang pemulung, yang Insya Allah, tidak sepandai mereka-mereka yang naik mobil atau sepeda motor.
Pakar lain mencoba menjelaskannya dengan teori overload, yaitu bahwa benak manusia (terutama yang sibuk, di kota-kota besar), sudah penuh sesak dengan berbagai urusan, sehingga enggan untuk memasukkan satu urusan lagi di kepalanya. Nah, hasil penelitian adanya kecenderungan untuk tidak menolong karena adanya banyak orang lain di situ, oleh para pakar psikologi sosial dinamakan Bystander effect. Kemudian ternyata teori Bystander effect ini diperkuat terus dengan bukti-bukti yang terjadi di lapangan. Pada Juni 2000, serombongan orang Puerto Rico yang mabuk, dalam pawai Hari Puerto Rico di Central Park, New York, tiba-tiba menjadi agresif secara seksual dan menyerang sekitar 60 perempuan.
Sedikitnya dua korban meminta bantuan polisi yang berjaga dekat situ, tetapi polisi-polisi itu diam saja (ternyata polisi AS lebih bego dari polisi Indonesia). Tidak ada seorang pun yang mencoba menelepon 911 atau menawarkan pertolongan. Pada 16 Juni 2008 di Turlock, California, Sergio Anguiar memukuli anaknya yang berumur dua tahun, di hadapan teman-temannya, kerabatnya, keluarganya, termasuk seorang komandan pemadam kebakaran sukarela. Semua diam saja, walaupun anak Anguiar hampir mati
Akhirnya pacar komandan pemadam kebakaran menelepon 911 dan seorang polisi bernama Jerry Ramar datang dengan helikopter. Sambil menodongkan pistol, Ramar memerintahkan Anguiar untuk berhenti memukuli anaknya, yang dijawab Anguiar dengan ”menembak” Ramar dengan jarinya, dan Ramar membalasnya dengan menembaknya (dengan peluru betulan) di kepala.***
Kalau mau diteruskan, masih banyak contoh Bystander effect yang lain. Tengok saja di sekeliling kita. Di rumah sakit tertentu, pasien bisa telantar beberapa jam, tanpa ada yang menolong, walaupun banyak paramedis berlalu lalang. Gelandangan terbaring di kaki lima, sakit, kepanasan, kehujanan, tidak bergerak-gerak, dan ketika akhirnya ada yang menghampiri, dia sudah mati.

Perubahan Moral di China
China dihadapkan suatu perubahan moral besar di masyarakatnya. Perubahan dan berkurangnya moral serta keinginan untuk menolong orang yang sedang membutuhkan pertolongan tidak serta merta berubah. Ada sebab dibalik kasus Yue yue yang diabaikan orang-orang yang melintasi dirinya saat dia sedang sekarat. Beberapa kasus yang sebelumnya terjadi mungkin membuat prilaku orang tidak ada keinginan untuk menolong gadis kecil itu. Berikut beberapa kasus yang ditenggarai menjadi sebab perubahan moral masyarakat di China : 
·         Keengganan untuk membantu di China mulai dari putusan pengadilan dalam kasus yang terkenal di Nanjing, Cina. Hal ini mengacu pada kasus di tahun 2006 , yaitu seorang pria bernama Peng Yu yang membantu seorang wanita ke rumah sakit setelah wanita itu jatuh dan menderita patah tulang.. Hakim Nanjing dalam kasus ini pada akhirnya memutuskan bahwa hanya orang yang memukulnya akan membawanya ke rumah sakit. Dan Peng Yu yang membantu justru dikenakan denda harus membayar biaya pengobatan wanita itu sesuai tuntutan dari keluarga wanita yang ditolongnya. pengadilan setempat memutuskan Peng bersalah dan memerintahkan dia untuk membayar sekitar 45.000 yuan ($ 7,057.17).
·         Pada tahun 2009 dilaporkan bahwa seorang pria tua, juga di Nanjing, jatuh saat turun dari bus. Biasanya ini tidak akan menjadi berita kecuali fakta bahwa ia hanya dibantu oleh penonton setelah itu pria tua itu dibiarkan sendirian dan mengumumkan kepada mereka bahwa orang tua itu telah jatuh sendiri.
·         Yin Hongbin, seorang sopir bus dari Nantong, Provinsi Jiangsu, menghentikan kendaraan setelah melihat seorang wanita tua yang tergeletak di bawah sepeda roda tiga.Setelah membantu wanita tua ke sisi jalan, wanita itu mengatakan kepada polisi bahwa bus yang dikendarai Yin yang telah menjatuhkannya. Namun berdasarkan rekaman cctv hal itu tidak terbukti. Dan Yin pun terlepas dari jeratan hukum.
·         Kematian seorang pria 88 tahun di Wuhan, setelah dia terjatuh dan diabaikan oleh orang, telah memicu babak baru perdebatan tentang kepercayaan, prosedur hukum dan kemerosotan moral di negara ini.Orang tua, bermarga Li, jatuh sekitar pukul 07:30 di pintu keluar dari pasar sayur.Yang lewat hanya mengelilingi dia dan melihat, tetapi tidak menawarkan bantuan. Satu jam kemudian, kerabat Li, yang tinggal 100 meter, datang dan bergegas membawanya ke rumah sakit. Namun, orang tua itu meninggal karena mati lemas disebabkan pendarahan.
·         Kesaksian seorang warganegara asing yang pernah bertemu dengan pengusaha China dalam urusan bisnis. ketika mereka mengemudi di lalu lintas , WNA ini terkejut melihat tubuh tergeletak di samping jalan. Tampak jelas adalah seorang wanita yang telah terkena tabrakan mobil dan dimeregang nyawa. Tidak ada yang tergerak menolong. WNA  ini sempat  menunjukkandan mengajak kepada teman-temannya untuk menolong. Justru pengusaha china ini menyuruhnya untuk tidak khawatir polisi akan datang dan ‘mengumpulkan’ tubuh pada waktunya. Kejadian ini terjadi di pagi hari. Pada sore hari mereka kembali rute yang sama dan WNA itu masih melihat tubuh wanita malang itu masih terbaring di sana.

China Daily melaporkan bahwa pada bulan September Departemen Kesehatan menerbitkan petunjuk tentang cara untuk membantu individu tua yang telah jatuh. “Jangan terburu-buru untuk mengulurkankan tangan untuk membantu orang tua setelah melihat mereka jatuh. Ini harus ditangani dengan langkah-langkah yang berbeda dalam situasi yang berbeda, “kata kementerian. Petunjuk ini meliputi penentuan kondisi fisik seseorang, menentukan penyebab kecelakaan itu, dan membuat rencana untuk menyelamatkan semua pekerja sebelum memutuskan untuk mengulurkan tangan.
Menurut sebuah jajak pendapat oleh people.com.cn, website Harian Rakyat, 87 persen dari 2.425 peserta tidak akan menawarkan bantuan jika mereka menemukan orang tua yang telah jatuh karena takut pemerasan, dan hanya 13 persen mengatakan mereka akan bersedia untuk menawarkan bantuan.
Beberapa hal diatas dapat dikatakan mewakili sebab mengapa masyarakat China enggan mengulurkan tangan membantu orang yang membutuhkan bantuan. Karena rata-rata mereka takut mengalami nasib seperti Peng Yu yang malah didenda akibat menolong wanita tua.
Namun demikian, masih ada orang baik di dalam Cina. Hanya Kamis lalu di kota bagian timur Hangzhou, hampir pada saat yang sama YueYue terbaring pendarahan di tengah jalan itu pasar, Seorang  wanita menyelamatkan wanita lain tenggelam di danau barat  sementara yang lain memandang. Namun tetap tidak bisa dipungkiri bahwa wanita yang menolong itu adalah orang asing  bukan warganegara China.

Itu semua bermuara dari hukum kecelakaan aneh di China. Jika Anda menabrak seseorang dan tidak membunuh orang tersebut, negara akan membuat Anda bertanggung jawab untuk biaya perawatan kesehatan orang itu selama sisa hidupnya. Jika Anda membunuh orang tersebut atas dampak, Anda hanya membayar biaya kematian yang mungkin secara substansial jauh lebih kurang dari biaya perawatan. Suatu keputusan pragmatis adalah lebih menguntungkan membunuh korban jika Anda terlibat dalam kecelakaan lalu lintas.

Kepedulian Sesama
Kepedulian terhadap sesama mesti dimulai sejak dini. Orang tidak bisa tiba-tiba memiliki kepedulian itu. Orang mesti melatih diri sejak dini untuk memiliki kepedulian terhadap sesama. Ada berbagai cara untuk memiliki kepedulian itu. Orang mesti belajar untuk memiliki hati yang mudah tergerak untuk mengulurkan bantuan bagi sesama.
Islam merupakan agama yang peduli. Agama suci ini mengajarkan kepada penganutnya untuk peka kepada keadaan sekitar. Rasulullah Saw menganjurkan kepada pecintanya agar senantiasa memperhatikan keadaan saudara di sekitarnya. Memperhatikan penderitaan orang-orang di sekitar kita merupakan tindakan yang dianjurkan oleh Rasulullah Saw. Bahkan beliau memberikan ancaman berat bagi siapa saja yang mengabaikan kondisi orang lain.
Nilai manusia terletak sejauh mana ia peduli kepada sesama. Semakin tinggi tingkat kepeduliannya, semakin besar pula nilai kemanusiaannya. Begitu pula sebaliknya. Semoga kita tergolong manusia yang menjalani hari-harinya dengan memikirkan penderitaan rakyat yang menderita. Dengan demikian, kita selamat dari ancaman sabda Nabi Saw yang didahului dengan kalimat: Tidak beriman padaku.
-end-