Piala sebagai simbol kemenangan, simbol kebanggaan dan kebahagiakan.
Tengok saat Gallo dan Nadjwa mendapat piala saat memenangkan sebuah lomba, duch senangnya melihat mereka berdua bangga dengan prestasi yang diraihnya.
Apalagi dulu saat mereka masih duduk di bangku pra sekolah , ketika mereka mengikuti lomba untuk pertama kali. Piala bahkan mampu menumbuhkan rasa percaya yang tinggi untuk anak-anak yang baru belajar berkompetisi tersebut.
Dalam satu perlombaan ada menang ada kalah, dibutuhkan sebuah kematangan emosional untuk menerima hasil akhir sebuah kompetisi.
Kalaupun anak kalah, tetap beri ia penghargaan dengan kata-kata yang memacu semangatnya, "Enggak apa-apa kalah. Yang penting sudah mencoba. Enggak semua orang bisa dapat kesempatan seperti ini lo. Jadi enggak perlu patah semangat. Lain kali bisa coba lagi."
Jangan lupa dalam kekalahan pun anak dapat memperoleh pengalaman yang berharga; ia jadi tahu bagaimana rasanya kalah sehingga akan belajar dari kekurangannya untuk meraih kesempatan lain. Diharapkan pada kesempatan lain, kegagalan tersebut tak terulang kembali.
Orang tua pun bertugas mengingatkan anak untuk tidak terlena bila memperoleh kemenangan. "Aduh, senangnya bisa menang. Tapi setiap lomba itu beda lo. Bisa saja kriterianya makin lama makin sulit. Jadi sebaiknya belajar terus ."
Tengok saat Gallo dan Nadjwa mendapat piala saat memenangkan sebuah lomba, duch senangnya melihat mereka berdua bangga dengan prestasi yang diraihnya.
Apalagi dulu saat mereka masih duduk di bangku pra sekolah , ketika mereka mengikuti lomba untuk pertama kali. Piala bahkan mampu menumbuhkan rasa percaya yang tinggi untuk anak-anak yang baru belajar berkompetisi tersebut.
Dalam satu perlombaan ada menang ada kalah, dibutuhkan sebuah kematangan emosional untuk menerima hasil akhir sebuah kompetisi.
Kalaupun anak kalah, tetap beri ia penghargaan dengan kata-kata yang memacu semangatnya, "Enggak apa-apa kalah. Yang penting sudah mencoba. Enggak semua orang bisa dapat kesempatan seperti ini lo. Jadi enggak perlu patah semangat. Lain kali bisa coba lagi."
Jangan lupa dalam kekalahan pun anak dapat memperoleh pengalaman yang berharga; ia jadi tahu bagaimana rasanya kalah sehingga akan belajar dari kekurangannya untuk meraih kesempatan lain. Diharapkan pada kesempatan lain, kegagalan tersebut tak terulang kembali.
Orang tua pun bertugas mengingatkan anak untuk tidak terlena bila memperoleh kemenangan. "Aduh, senangnya bisa menang. Tapi setiap lomba itu beda lo. Bisa saja kriterianya makin lama makin sulit. Jadi sebaiknya belajar terus ."
Mengemukakan kemungkinan kriteria dan persaingan yang makin ketat membuat anak dapat siap secara mental saat benar-benar mengalami kekalahan
Lomba menjadi salah satu cara untuk mengajarkan anak tentang nilai - nilai sosial. Seperti menghargai orang lain, sabar menunggu atau tidak marah kalau kalah.
Menang ataupun kalah sebagai wakil sekolah di ajang lomba akan memberikan pengalaman berharga.
Support juga dibutuhkan dalam hal memberikan ketenangan batin saat anak berkompetisi. Bila perlu tekankan bahwa kompetisi yang diikuti bukan merupakan masalah menang atau kalah. Yang penting, ia memiliki motivasi untuk bisa mencapai standar kompetisi dan mau menyelesaikan kompetisi.
Lomba menjadi salah satu cara untuk mengajarkan anak tentang nilai - nilai sosial. Seperti menghargai orang lain, sabar menunggu atau tidak marah kalau kalah.
Menang ataupun kalah sebagai wakil sekolah di ajang lomba akan memberikan pengalaman berharga.
Support juga dibutuhkan dalam hal memberikan ketenangan batin saat anak berkompetisi. Bila perlu tekankan bahwa kompetisi yang diikuti bukan merupakan masalah menang atau kalah. Yang penting, ia memiliki motivasi untuk bisa mencapai standar kompetisi dan mau menyelesaikan kompetisi.