Tuesday, June 10, 2008

Naik ke atap rumah



Ayahlah yang mengasah instingku. Ia membiarkanku berbuat kesalahan dan hanya mengawasiku. Mungkin ia tahu bahwa aku adalah satu di antara sejuta orang, atau satu di antara seratus juta orang, atau berapapun angka statistiknya, yang dapat melakukan hal-hal yang tak dapat dilakukan siapapun bersama binatang liar. Bahkan aku bisa melakukan hal-hal yang lebih gila lagi, yang menurutnya tak mungkin ia lakukan. Aku selalu menganggapnya sebagai mentor. Dan hadiah terbaik yang pernah ia berikan kepadaku adalah membiarkan naluriku terasah, dan memeliharanya dengan baik.
( inspirasi Steve Irwin )


Waduh jangan-jangan papi sedang terobsesi untuk mengajak anak-anak gadisnya berpetualang alam ya…
Cause 2 hari ini, setiap sore hari rumah terlihat lebih gaduh, 3 sosok tubuh , satu bertubuh gedhe sudah berumur dan ganteng, he..he..he.. laki-laki berambut cepak dan dua gadis manis satu berperawakan bonsor dan satu bertubuh kecil mungil, ketiganya ribut menaiki atap rumah. Eit… ternyata tambah seekor kucing berwarna hitam putih yang ikut-ikutan mengekplorasi genteng rumah.
“ hai mom….aku lagi outbound ” Teriak Gallo sambil melambaikan tangan.
“ mommy, ayo naik, disini enak, pemandangannya indah…” teriakan Nadjwa melengking.
" tapi nggak ada luncuran flyingfox ya..." timpal Gallo
Dari bawah kulihat keempat sosok tubuh itu bercengkerama ceria di atap rumah.
Ah… lebih bagus no comment melihat adegan itu, bikin kaki shaky – shaky aja..
“ hati-hati ya nak, yang anteng , mommy takut kamu jatuh…. “ ucapku berusaha tenang.
“ gak usah khawatir mom, aku jagain kok…” sahut papi cepat sembari menyirami tanaman adenium di dak teras depan.
Kulirik tajam suamiku, rasanya pingin kujitak…
Seringai lucu wajahnya menyambut pedasnya lirikan mataku.





Papi, Gallo dan Nadjwa, mereka kompak nian kalau bermain seru-seruan. Semakin kerap mereka berdua bermain semakin baik kata mereka. Tapi mommy kerap juga memberikan kata pengantar yang tidak pendek, harap maklum mereka bertiga kalau bermain lebih sering membuat mommy was-was, contohnya naik-naik ke genteng…!!!
Tak dipungkiri dengan acara bermain yang agak ekstrem tersebut mengajarkan kompetisi yang dapat melatih kemampuan mental dan fisik anak untuk belajar mengeksplorasi dunia dan mengenal kemampuan tubuhnya. ‘keperkasaan’ papi merasuk dalam diri anak-anak gadisnya. Dengan cara-cara bermainnya yang khas menawarkan dunia yang lebih luas dan menantang.

Interaksi mereka bertiga sejak dini melalui berbagai permainan bersama terbukti meningkatkan kemampuan kognitif . Seringnya bermain bersama memberikan pelajaran berharga cara-cara menyelesaikan masalah, berkompetisi, kemandirian dan wawasan berpikirnya terbuka luas.
Keasyikan bermain dan kedekatan dengan sosok ayah menurut pakar pendidikan anak akan membuat anak-anak lebih mudah bersosialisasi, dan lebih berani, terutama dalam mengemukakan pendapat.

" papi, besok naik atap lagi ya...." pinta Nadjwa, beberapa detik setelah turun dari tangga dan menginjak tanah.
" besok muter ya pi, dari teras depan trus jalan ke belakang rumah ya.." Gallo melanjutkan.
" tanya mommy dulu.. boleh nggak.." bisik papi.
Serentak keduanya menatapku.
" pasti mommy marah..." sergap Nadjwa cepat.