Tidak disiplin dengan alasan kenyamanan adalah faktor utama penyebab yang timbul dari satu masalah.
Masalah yang kami hadapi adalah Gallo (9th) dan Nadjwa (5th) yang sudah ‘berumur’ masih tetap minum susu pakai botol alias ngedot…! :-D
Terus terang susahnya minta ampun membuat mereka menghentikan kebiasaan kurang baik tersebut. Apalagi orang tua tidak disiplin menerapkan aturan “minum harus pakai gelas “ karena tak tahan wajah memelas anak-anak.
Pernah saking teganya kami menghentikan penggunaan botol, Nadjwa malah sakit gara-gara gelisah dan tidak bisa tidur. Akhirnya kami mengalah, melihat Nadjwa yang sekuat tenaga menahan keinginannya untuk ngedot membuat hati kami luluh.
“ ini dik, minum susunya..” dengan senyum haru papi mengangsurkan sebotol susu coklat hangat ke tangan Nadjwa.
Nadjwa yang tengah mencoba memejamkan mata terbangun, matanya yang bening mengerjap bingung.
“ nggak apa-apa, boleh ngedot kalau mau bobok saja. Kalau siang pakai gelas mimik susunya ya..” ucap papi pelan.
Nadjwa hanya mengangguk, sedetik kemudian dengan sangat-sangat nikmat dihisapnya cairan bergizi tersebut hingga tandas.
kuperiksa dahi Nadjwa dengan punggung tanganku sudah 2 malam ini suhu tubuh Nadjwa meningkat kalau berangkat tidur. Perkiraanku karena menahan keinginannya untuk tidur dengan ditemani botol susu bertutup warna biru dengan dot yang sudah jelek dan rusak.
Gallo juga punya kebiasaan sama, masih ngedot padahal umurnya sudah 9 th..!
Sebenarnya Gallo sangat paham dengan kebiasaan buruknya, tapi aku juga tidak bisa ‘keras’ menerapkan aturan karena Gallo sudah tahu kapan harus minum susu pakai dot kapan pakai gelas.
Tempo hari aku sudah senang ketika dengan keinginan dan kesadarannya sendiri dia memutuskan pindah merk susu.
Katanya “ tumbuh itu ke atas nggak ke samping, aku mau ganti susu mom..” . Dikeranjang belanjaan kulihat dia menaruh sekotak susu Hi Lo rasa coklat plus hadiah sebuah gelas.
A ha.. kesempatan nich, pikirku.
“ Kak, kalau minum susu itu aturannya pakai gelas lo, nggak pakai botol..” ucapku sambil menunjuk kearah gelas hadiah. Sedetik menunggu reaksi anakku…
Gallo memeletkan lidahnya lucu, “ iya… iya..” jawabnya pendek.
Ternyata berhasil, satu minggu lebih Gallo minum susu dengan gelas. Bahkan dengan bangga sulungku itu berkata kalau teman-temannya bilang sekarang dia lebih kurus. Entah pengaruh susu atau bukan beberapa saudara yang dolan ke rumah dan melihat Gallo juga mengatakan hal yang sama.
“ berarti bener lho mom, tumbuhku nggak ke samping tapi aku jadi lebih tinggi trus jadi kurus..” ucapannya mirip banget iklan susu.
Tapi minggu berikutnya ketika kami belanja di Carefour dengan memelas dia memintaku mengganti lagi merk susu semula.
“ mom… please mom… aku pingin ngedot… seminggu saja..” pintanya dengan tangan menangkup di depan dada bergaya bak pangeran memohon ampunan putri raja berjongkok menghiba-hiba.
“ lho… nanti tumbuhmu kesamping lagi…” celetukku ringan, beberapa orang yang melihat adegan permintaan Gallo tersenyum geli.
Gallo bangkit dan memeluk tubuhku erat-erat.
“ Hi.. malu aku dilihatin orang-orang, please ya mom..” bisiknya ditelingaku.
“ nanti kamu gendut lagi..” aku juga ikut berbisik ditelinganya.
“ nggak apa-apa seminggu saja..”. Jawabnya mantapssss.
Aku cuma bisa menghela nafas, pasrah…. Nggak enak juga berdebat tentang ngedot dengan Gallo ditengah pusat perbelanjaan .
“ yes….” Pekiknya girang ketika tanganku meletakan sekotak susu Dancow rasa coklat ke dalam kereta belanja.
“ lho.. kakak kok susunya ganti lagi..” celetuk Nadjwa yang asyik menjilati es cream dan duduk anteng didalam kereta .
“ stttttt..” telunjuk Gallo meluncur didepan mulut Nadjwa.
Ketika ada kegiatan di sekolah, misalnya kemah, Gallo jelas-jelas tidak akan mau ketika botol susu sengaja kumasukan ke ranselnya.
“ ih.. mommy.. apa-apaan nich.. malu mom.. gank three girls masak ngedot di sekolah..” dengan tertawa geli dikembalikannya lagi botol susu bertutup merah itu.
“ bener nich…” kutegaskan sekali lagi dengan menahan tawa.
“ ya..iyalah mom..”
“ sini..” ucapnya sembari merebut botol susu yang hendak kumasukan lagi kedalam ransel dan mengembalikannya ke dapur.
Tempo hari ketika rekreasi ke Jakarta kebiasaan ngedot Gallo juga hilang. Bahkan Nadjwa yang sehari bisa minum 5-6 botol susu hanya minum sekali sehari ketika akan berangkat tidur di hotel. Siang hari dia minta minum jus buah atau air putih.
Mengingat sulitnya menghilangkan kebiasaan ngedot anak-anakku akhinya aku pasrah saja. Toh aku yakin suatu ketika kebiasaan itu akan hilang dengan sendirinya, seperti pengalaman aku mommynya dan juga papinya.
Lohhh…!!!
Usut punya usut ada gen ngedot yang menurun dari kami ke anak-anak , ha..ha..ha…
Aku teringat punya kebiasaan ngedot hingga kelas 3 SD, dan hilang dengan sendirinya ketika ketangkap basah sedang ngedot oleh mahasiswa cowok yang kost dirumah ibu. Untuk selanjutnya aku malu ngedot karena mas Iwan mahasiswa itu akan menceritakan ke semua mahasiswa yang lain kalau aku ternyata masih ngedot. Uh… dasar mahasiswa kurang ajar..!!! Tapi gertakannya manjur juga, aku tidak mau ngedot lagi.
Tapi cara itu nggak ampuh untuk Gallo, ketika teman kantorku memergoki Gallo ngedot dia bilang, “ ngedot cuma untuk hari ini kok..besok-besok tanya aja mommy aku sudah nggak ngedot lagi ” kilahnya.
Ah… kenapa dulu aku nggak bikin alasan seperti itu ya..he..he..he..
Papinya anak-anak lebih parah lagi, ngedot sampai kelas 6 SD..!!! Malahan nggak hanya ngedot tapi juga ngempong.
Katanya didalam tas sekolah selalu bawa kempong, kalau istirahat secepatnya melesat ke kamar mandi dan… nyut..nyut..nyut… ngempong..!! ha..ha..ha..
Tapi kebiasaannya sirna ketika usai sunat. Malu kali ya.. sudah perjaka tapi masih ngempong.
Jadi, ketika aku pulang kerja dan membawa tabloid yang mengulas tentang ngedot, Gallo hanya manggut-manggut ketika aku membacakan artikel itu. “ bersikap konsisten, jangan terpengaruh rengekan atau tangisan anak untuk kembali memberikan susu botol. Ajak anggota keluarga lain untuk mendukung proses mengganti botol susu dengan gelas..” ucapku keras-keras.
Gallo meringis … “ enak e minum susu pakai botol itu… enaaakkkkk banget…” ucapnya sambil ngeloyor pergi.
Untung dia tidak menjawab, “ tuch papi saja ngedot sampai kelas 6, aku khan masih kelas 3..”
Stttt… Gallo belum tahu kisah masa lalu itu… :-D
Masalah yang kami hadapi adalah Gallo (9th) dan Nadjwa (5th) yang sudah ‘berumur’ masih tetap minum susu pakai botol alias ngedot…! :-D
Terus terang susahnya minta ampun membuat mereka menghentikan kebiasaan kurang baik tersebut. Apalagi orang tua tidak disiplin menerapkan aturan “minum harus pakai gelas “ karena tak tahan wajah memelas anak-anak.
Pernah saking teganya kami menghentikan penggunaan botol, Nadjwa malah sakit gara-gara gelisah dan tidak bisa tidur. Akhirnya kami mengalah, melihat Nadjwa yang sekuat tenaga menahan keinginannya untuk ngedot membuat hati kami luluh.
“ ini dik, minum susunya..” dengan senyum haru papi mengangsurkan sebotol susu coklat hangat ke tangan Nadjwa.
Nadjwa yang tengah mencoba memejamkan mata terbangun, matanya yang bening mengerjap bingung.
“ nggak apa-apa, boleh ngedot kalau mau bobok saja. Kalau siang pakai gelas mimik susunya ya..” ucap papi pelan.
Nadjwa hanya mengangguk, sedetik kemudian dengan sangat-sangat nikmat dihisapnya cairan bergizi tersebut hingga tandas.
kuperiksa dahi Nadjwa dengan punggung tanganku sudah 2 malam ini suhu tubuh Nadjwa meningkat kalau berangkat tidur. Perkiraanku karena menahan keinginannya untuk tidur dengan ditemani botol susu bertutup warna biru dengan dot yang sudah jelek dan rusak.
Gallo juga punya kebiasaan sama, masih ngedot padahal umurnya sudah 9 th..!
Sebenarnya Gallo sangat paham dengan kebiasaan buruknya, tapi aku juga tidak bisa ‘keras’ menerapkan aturan karena Gallo sudah tahu kapan harus minum susu pakai dot kapan pakai gelas.
Tempo hari aku sudah senang ketika dengan keinginan dan kesadarannya sendiri dia memutuskan pindah merk susu.
Katanya “ tumbuh itu ke atas nggak ke samping, aku mau ganti susu mom..” . Dikeranjang belanjaan kulihat dia menaruh sekotak susu Hi Lo rasa coklat plus hadiah sebuah gelas.
A ha.. kesempatan nich, pikirku.
“ Kak, kalau minum susu itu aturannya pakai gelas lo, nggak pakai botol..” ucapku sambil menunjuk kearah gelas hadiah. Sedetik menunggu reaksi anakku…
Gallo memeletkan lidahnya lucu, “ iya… iya..” jawabnya pendek.
Ternyata berhasil, satu minggu lebih Gallo minum susu dengan gelas. Bahkan dengan bangga sulungku itu berkata kalau teman-temannya bilang sekarang dia lebih kurus. Entah pengaruh susu atau bukan beberapa saudara yang dolan ke rumah dan melihat Gallo juga mengatakan hal yang sama.
“ berarti bener lho mom, tumbuhku nggak ke samping tapi aku jadi lebih tinggi trus jadi kurus..” ucapannya mirip banget iklan susu.
Tapi minggu berikutnya ketika kami belanja di Carefour dengan memelas dia memintaku mengganti lagi merk susu semula.
“ mom… please mom… aku pingin ngedot… seminggu saja..” pintanya dengan tangan menangkup di depan dada bergaya bak pangeran memohon ampunan putri raja berjongkok menghiba-hiba.
“ lho… nanti tumbuhmu kesamping lagi…” celetukku ringan, beberapa orang yang melihat adegan permintaan Gallo tersenyum geli.
Gallo bangkit dan memeluk tubuhku erat-erat.
“ Hi.. malu aku dilihatin orang-orang, please ya mom..” bisiknya ditelingaku.
“ nanti kamu gendut lagi..” aku juga ikut berbisik ditelinganya.
“ nggak apa-apa seminggu saja..”. Jawabnya mantapssss.
Aku cuma bisa menghela nafas, pasrah…. Nggak enak juga berdebat tentang ngedot dengan Gallo ditengah pusat perbelanjaan .
“ yes….” Pekiknya girang ketika tanganku meletakan sekotak susu Dancow rasa coklat ke dalam kereta belanja.
“ lho.. kakak kok susunya ganti lagi..” celetuk Nadjwa yang asyik menjilati es cream dan duduk anteng didalam kereta .
“ stttttt..” telunjuk Gallo meluncur didepan mulut Nadjwa.
Ketika ada kegiatan di sekolah, misalnya kemah, Gallo jelas-jelas tidak akan mau ketika botol susu sengaja kumasukan ke ranselnya.
“ ih.. mommy.. apa-apaan nich.. malu mom.. gank three girls masak ngedot di sekolah..” dengan tertawa geli dikembalikannya lagi botol susu bertutup merah itu.
“ bener nich…” kutegaskan sekali lagi dengan menahan tawa.
“ ya..iyalah mom..”
“ sini..” ucapnya sembari merebut botol susu yang hendak kumasukan lagi kedalam ransel dan mengembalikannya ke dapur.
Tempo hari ketika rekreasi ke Jakarta kebiasaan ngedot Gallo juga hilang. Bahkan Nadjwa yang sehari bisa minum 5-6 botol susu hanya minum sekali sehari ketika akan berangkat tidur di hotel. Siang hari dia minta minum jus buah atau air putih.
Mengingat sulitnya menghilangkan kebiasaan ngedot anak-anakku akhinya aku pasrah saja. Toh aku yakin suatu ketika kebiasaan itu akan hilang dengan sendirinya, seperti pengalaman aku mommynya dan juga papinya.
Lohhh…!!!
Usut punya usut ada gen ngedot yang menurun dari kami ke anak-anak , ha..ha..ha…
Aku teringat punya kebiasaan ngedot hingga kelas 3 SD, dan hilang dengan sendirinya ketika ketangkap basah sedang ngedot oleh mahasiswa cowok yang kost dirumah ibu. Untuk selanjutnya aku malu ngedot karena mas Iwan mahasiswa itu akan menceritakan ke semua mahasiswa yang lain kalau aku ternyata masih ngedot. Uh… dasar mahasiswa kurang ajar..!!! Tapi gertakannya manjur juga, aku tidak mau ngedot lagi.
Tapi cara itu nggak ampuh untuk Gallo, ketika teman kantorku memergoki Gallo ngedot dia bilang, “ ngedot cuma untuk hari ini kok..besok-besok tanya aja mommy aku sudah nggak ngedot lagi ” kilahnya.
Ah… kenapa dulu aku nggak bikin alasan seperti itu ya..he..he..he..
Papinya anak-anak lebih parah lagi, ngedot sampai kelas 6 SD..!!! Malahan nggak hanya ngedot tapi juga ngempong.
Katanya didalam tas sekolah selalu bawa kempong, kalau istirahat secepatnya melesat ke kamar mandi dan… nyut..nyut..nyut… ngempong..!! ha..ha..ha..
Tapi kebiasaannya sirna ketika usai sunat. Malu kali ya.. sudah perjaka tapi masih ngempong.
Jadi, ketika aku pulang kerja dan membawa tabloid yang mengulas tentang ngedot, Gallo hanya manggut-manggut ketika aku membacakan artikel itu. “ bersikap konsisten, jangan terpengaruh rengekan atau tangisan anak untuk kembali memberikan susu botol. Ajak anggota keluarga lain untuk mendukung proses mengganti botol susu dengan gelas..” ucapku keras-keras.
Gallo meringis … “ enak e minum susu pakai botol itu… enaaakkkkk banget…” ucapnya sambil ngeloyor pergi.
Untung dia tidak menjawab, “ tuch papi saja ngedot sampai kelas 6, aku khan masih kelas 3..”
Stttt… Gallo belum tahu kisah masa lalu itu… :-D