Tuesday, May 20, 2008

Manik-manik cinta Nadjwa


kalung manik untuk mommy


“ Mommy, kalung ini untuk mommy…” dengan suaranya yang manja Nadjwa (5th) menyerahkan seuntai kalung kepadaku.
“ aih… bagus banget.., adik yang buat..?” tanyaku dengan pandangan takjub.
Bayi bungsuku mengangguk-angguk.
“ terima kasih sayang..” kucium pipinya yang cimpluk gemas.
Kuamati sekali lagi kalung buatan Nadjwa, seuntai kalung terbuat dari manik-manik plastik beraneka warna dan beraneka bentuk. Nadjwa pasti menemukan kotak perlengkapan jahitku. Aneka manik-manik sisa kesibukanku beberapa bulan lalu..
Dulu, saat ada waktu luang aku sering ke pasar Beringharjo, belanja aneka mainan dan macam manik-manik, batu-batuan dan pernak-pernik bahan untuk membuat asesories. Kalung, anting-anting dan gelang aku buat untuk dijual Gallo disekolahnya. Bisnis berjualan aneka mainan untuk teman-teman cowok dan pernak-pernik asesories untuk teman-teman cewek Gallo adalah hobby anak sulungku itu.
Sekarang , karena keterbatasan waktu kalau Gallo pingin jualan di sekolah aku memilih membelikan langsung asesorie jadi di Beringharjo. Dengan pembelian jumlah lusinan harganya jadi murah.
“ mommy, aku buatkan gelangnya juga ya…” Nadjwa membuyarkan lamunanku.
“ oke sayang…” jawabku segera.
Nadjwa melesat masuk ke kamar Gallo, kuintip dari sela pintu tangannya cekatan memilih bentuk-bentuk manik dan menyusunnya ke dalam tali elastis.
“ hayo… ngintip apa sich..” papi menggelitik pinggang mommy.
“ stttt.. Nadjwa lagi bikin gelang tapi nggak mau dilihat..” bisikku.
Papi manggut-manggut, diintipnya Nadjwa sambil senyum-senyum.
Tiba-tiba Nadjwa keluar dari kamar . Menengok ke arah kami, matanya yang bening mengerjap heran sebelum berlalu dari hadapan kami.
“ mbak Siti tolongin aku…” teriaknya sambil berlari menuju kamar pembantu.
“ iketin mbak.. yang kenceng ya…” perintahnya kemudian.
Aku tersenyum, berjalan menuju sofa ditengah ruang diikuti papinya anak-anak.
Tak berapa lama Nadjwa menghambur ke pelukanku.
Tangan kirinya menggenggam sebuah gelang manik dan jari tangan kanannya masuk ke mulut alias di kenyut.
“ jangan ngenyut jari to dik..” kutarik tangan kanan Nadjwa dan kuciumi pipi dan bibirnya.
“ makasih ya… sekarang mommy punya kalung dan gelang bikinan Nadjwa…” kucubit gemas pipinya berulang-ulang.
Hmmm, Nadjwa cukup terampil menyusun kalung dan gelang bikinannya, dia bisa membentuk pola selang-seling dari bentuk manik dan juga warnanya.
“ wah, lengkap dech hobbinya, Nadjwa bikin perhiasan, Gallo yang jual di sekolah..” papi nyeletuk dari balik koran yang dibacanya.
Gallo yang sedari tadi sibuk latihan biola menghentikan kegiatannya.
“ bikin yang banyak cup (panggilan Gallo untuk adiknya, dari kata cucupa, aku sendiri nggak tahu ide dari mana Gallo memanggil adiknya dengan nama itu) nanti tak bawanya ke sekolah..” Gallo menimpali kalimat papinya.
Aku cuma bisa tersenyum…..